OJK catat perbankan salurkan kredit Rp6.333 triliun per Oktober
6 Desember 2022 20:23 WIB
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) November 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (6/12/2022). ANTARA/Agatha Olivia Victoria
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perbankan menyalurkan kredit sebesar Rp6.333,51 triliun sejak Januari hingga Oktober 2022 atau tumbuh 11,95 persen dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
"Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 13,65 persen (yoy)," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) November 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Adapun jika dibanding dengan bulan sebelumnya, kredit perbankan tumbuh 0,93 persen (month-to-month/mtm).
Sementara itu, lanjut Dian, dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Oktober 2022 tercatat tumbuh 9,41 persen (yoy) menjadi Rp7.927 triliun atau meningkat dari laju pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,77 persen (yoy), utamanya didorong peningkatan giro.
Likuiditas industri perbankan pada Oktober 2022 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga.
Rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,17 persen atau meningkat dari September 2022 sebesar 121,62 persen dan 29,46 persen atau meningkat dari September 2022 sebesar 27,35 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Selain itu, ia menuturkan risiko kredit melanjutkan penurunan dengan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) net perbankan sebesar 0,78 persen dan NPL bruto 2,72 persen.
"Di sisi lain, kredit restrukturisasi COVID-19 kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp5,57 triliun menjadi Rp514,07 triliun dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,55 juta nasabah dari September 2022 yang sebanyak 2,63 juta nasabah," ungkapnya.
Dia melanjutkan posisi devisa neto (PDN) Oktober 2022 tercatat sebesar 2,01 persen, jauh di bawah threshold 20 persen.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) industri perbankan pun tercatat meningkat menjadi 25,13 persen dari posisi September 2022 yang sebesar 25,09 persen.
Baca juga: OJK: 37 bank segera selesaikan pemenuhan modal inti Rp3 triliun
Baca juga: OJK optimistis perbankan dapat penuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun
Baca juga: Airlangga minta perbankan beri bunga spesial untuk eksportir
"Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh sebesar 13,65 persen (yoy)," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) November 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Adapun jika dibanding dengan bulan sebelumnya, kredit perbankan tumbuh 0,93 persen (month-to-month/mtm).
Sementara itu, lanjut Dian, dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Oktober 2022 tercatat tumbuh 9,41 persen (yoy) menjadi Rp7.927 triliun atau meningkat dari laju pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,77 persen (yoy), utamanya didorong peningkatan giro.
Likuiditas industri perbankan pada Oktober 2022 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga.
Rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,17 persen atau meningkat dari September 2022 sebesar 121,62 persen dan 29,46 persen atau meningkat dari September 2022 sebesar 27,35 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Selain itu, ia menuturkan risiko kredit melanjutkan penurunan dengan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) net perbankan sebesar 0,78 persen dan NPL bruto 2,72 persen.
"Di sisi lain, kredit restrukturisasi COVID-19 kembali mencatatkan penurunan sebesar Rp5,57 triliun menjadi Rp514,07 triliun dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,55 juta nasabah dari September 2022 yang sebanyak 2,63 juta nasabah," ungkapnya.
Dia melanjutkan posisi devisa neto (PDN) Oktober 2022 tercatat sebesar 2,01 persen, jauh di bawah threshold 20 persen.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) industri perbankan pun tercatat meningkat menjadi 25,13 persen dari posisi September 2022 yang sebesar 25,09 persen.
Baca juga: OJK: 37 bank segera selesaikan pemenuhan modal inti Rp3 triliun
Baca juga: OJK optimistis perbankan dapat penuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun
Baca juga: Airlangga minta perbankan beri bunga spesial untuk eksportir
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: