Rupiah melemah, tertekan ekspektasi naiknya suku bunga bank sentral AS
6 Desember 2022 09:57 WIB
Ilustrasi: Petugas menunjukkan uang pecahan Rp100.000 dan 100 dolar AS di jasa penukaran uang asing, Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).
Rupiah pagi ini melemah 72 poin atau 0,47 persen ke posisi Rp15.535 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.463 per dolar AS.
"Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed di pekan depan masih menjadi penopang dolar AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah 72 poin
Pelaku pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dan The Fed masih akan melakukan beberapa kali kebijakan hawkish pada 2023 mendatang.
Pada November indeks non-manufacturing PMI AS tercatat sebesar 56,5, naik dari 54,4 pada Oktober. Selain itu angka itu juga melampaui konsensus yang hanya mengharapkan angka 53,3.
Kenaikan indeks non-manufacturing PMI tersebut memberikan kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Baca juga: Dolar bertahan kuat di Asia, pasar bertaruhan Fed bakal "hawkish"
Investor juga menanti rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) November pada Jumat (9/12). The Fed akan mencari konfirmasi bahwa inflasi turun kembali dari level rekor yang terlihat awal tahun ini. Hari ini pelaku pasar juga menantikan laporan neraca perdagangan AS malam nanti.
Rupiah pada awal pekan terkoreksi seiring investor yang masih cenderung menghindari aset berisiko, terlebih minggu ini mengantisipasi rilis data cadangan devisa, indeks kepercayaan konsumen, dan penjualan ritel domestik, yang diperkirakan akan turun.
Pada Senin (5/12) rupiah ditutup melemah 37 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp15.463 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.426 per dolar AS.
Baca juga: Dolar menguat, dipicu ekspektasi pengetatan kebijakan Fed lebih lanjut
Baca juga: Yuan menguat 638 basis poin, menjadi 6.9746 terhadap dolar AS
Rupiah pagi ini melemah 72 poin atau 0,47 persen ke posisi Rp15.535 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.463 per dolar AS.
"Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed di pekan depan masih menjadi penopang dolar AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah 72 poin
Pelaku pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dan The Fed masih akan melakukan beberapa kali kebijakan hawkish pada 2023 mendatang.
Pada November indeks non-manufacturing PMI AS tercatat sebesar 56,5, naik dari 54,4 pada Oktober. Selain itu angka itu juga melampaui konsensus yang hanya mengharapkan angka 53,3.
Kenaikan indeks non-manufacturing PMI tersebut memberikan kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed.
Baca juga: Dolar bertahan kuat di Asia, pasar bertaruhan Fed bakal "hawkish"
Investor juga menanti rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) November pada Jumat (9/12). The Fed akan mencari konfirmasi bahwa inflasi turun kembali dari level rekor yang terlihat awal tahun ini. Hari ini pelaku pasar juga menantikan laporan neraca perdagangan AS malam nanti.
Rupiah pada awal pekan terkoreksi seiring investor yang masih cenderung menghindari aset berisiko, terlebih minggu ini mengantisipasi rilis data cadangan devisa, indeks kepercayaan konsumen, dan penjualan ritel domestik, yang diperkirakan akan turun.
Pada Senin (5/12) rupiah ditutup melemah 37 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp15.463 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.426 per dolar AS.
Baca juga: Dolar menguat, dipicu ekspektasi pengetatan kebijakan Fed lebih lanjut
Baca juga: Yuan menguat 638 basis poin, menjadi 6.9746 terhadap dolar AS
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: