Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Yudisial RI Mukti Fajar Nur Dewata menilai dua buku karya pakar hukum tata negara Jimly Asshiddiqie menawarkan sesuatu yang baru dan kontekstual terkait dengan pandangan mengenai persoalan bangsa Indonesia dan jalan keluarnya.

"Buku ini menawarkan sesuatu yang baru dan kontekstual mengenai problematika kehidupan bangsa kita yang terus menerus mengalami perubahan bentuk melalui eksperimen-eksperimen hukum tata negara," ujar Mukti saat menyampaikan ulasan singkat dalam acara peluncuran dua buku karya Jimly di Kantor Komisi Yudisial, Jakarta, Senin.

Menurut dia, dua buku karya Jimly yang berjudul Teokrasi, Sekularisme, dan Khilafahisme serta Oligarki dan Totalitarianisme Baru itu menghadirkan gagasan mengenai persoalan bangsa yang patut dibicarakan dan disoroti oleh segenap bangsa Indonesia untuk dicari jalan keluarnya secara bersama-sama.

Baca juga: Jimly Asshiddiqie ajak bangsa Indonesia terima pengesahan RKUHP

Baca juga: Jimly Asshiddiqie raih 3 rekor dari Leprid


Oleh karena itu, lanjut Mukti, kedua buku karya Jimly tersebut tidak cukup dibaca, namun perlu pula didiskusikan atau diperdebatkan lebih lanjut sehingga dapat mencerahkan gagasan-gagasan yang ada di dalamnya.

"Buku ini tidak cukup untuk dibaca saja, tapi dibaca dan juga diperdebatkan agar kita menemukan pencerahan dari gagasan-gagasan tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut, mengenai buku berjudul Teokrasi, Sekularisme, dan Khilafahisme, Mukti berpendapat karya Jimly itu menghadirkan hal yang menarik. Ia mengatakan perdebatan antara negara dan agama memang sepatutnya dibahas karena pada kenyataannya ada upaya-upaya dari beberapa pihak untuk menyatukan antara kaidah dan muamalah.

Sementara itu, terkait dengan buku Oligarki dan Totalitarianisme Baru, Mukti menilai persoalan kekuasaan yang hanya berada di tangan pihak-pihak tertentu akan berdampak pada kehidupan bernegara.

Kemudian terkait dengan penulisan dari dua buku itu, Mukti menilai alur narasi yang dihadirkan oleh Jimly disusun secara sistematis yang dilengkapi dengan data dan fakta serta kebaruan.

Baca juga: Bamsoet nilai buku Jimly gugah kesadaran kolektif soal masalah bangsa

Selain meluncurkan buku, dalam kesempatan yang sama, Jimly Asshiddiqie juga meresmikan pojok baca yang berisi buku-buku karyanya, yakni Jimly Books Corner di sepuluh perguruan tinggi di Indonesia.

Berikutnya, ia dianugerahi tiga rekor oleh Lembaga Prestasi Indonesia dan Dunia (Leprid). Jimly dianugerahi rekor sebagai tokoh Indonesia pertama di dunia yang menjadi penulis buku terbanyak, tokoh Indonesia pertama di dunia yang meluncurkan books corner di berbagai universitas, serta tokoh Indonesia pertama di dunia yang menuliskan buku tentang green and blue constitution.