Menperin: IMC percepat penguasaan teknologi sektor industri
5 Desember 2022 11:42 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Muhammad Ateh saat meresmikan peletakan batu pertama Indonesia Manufacturing Center di Plered, Purwakarta, Senin. ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta/pri.
Plered, Purwakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa pembangunan Indonesia Manufacturing Center (IMC) berperan mempercepat penguasaan teknologi sektor industri.
"IMC sebagai bentuk nyata peran Pemerintah dalam mempercepat pengembangan dan penguasaan teknologi bagi sektor industri manufaktur dalam negeri," kata Menperin saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan IMC di Plered, Purwakarta, Jawa Barat, Senin.
Acara tersebut juga dihadiri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Muhammad Yusuf Ateh.
Baca juga: Kemenkeu: Ekspansi manufaktur RI berlanjut indikasi permintaan kuat
Menperin menyampaikan, pembangunan IMC didorong oleh cita-cita luhur Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian industri nasional melalui pengembangan dan peningkatan penguasaan teknologi industri.
Pembangunan IMC di atas lahan 11 hektare itu dilakukan sebagai salah satu upaya memperkuat struktur industri nasional melalui peningkatan penguasaan teknologi sehingga industri nasional mampu menghasilkan produk-produk industri yang selama ini masih diimpor.
"Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan penguasaan teknologi industri, kami memandang perlu ada kolaborasi yang efektif di antara seluruh pemangku kepentingan," ujar Agus.
Para pemangku kepentingan tersebut mempunyai peran penting di bidang pengembangan teknologi industri seperti perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian baik yang dimiliki oleh Pemerintah maupun swasta, para pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan Pemerintah atau yang sering disebut juga sebagai konsep kolaborasi Penta-Helix.
Baca juga: Industri manufaktur RI masih bergeliat di tengah ketidakpastian global
Untuk mewujudkan kolaborasi Penta-Helix yang efektif, lanjut Agus, Kemenperin juga memandang perlu melembagakan kolaborasi tersebut dalam suatu wadah yaitu IMC yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Keberadaan IMC diharapkan dapat membantu industri nasional dalam penguasaan teknologi melalui layanan-layanan yang nanti akan diberikan seperti layanan pengembangan dan transfer teknologi, layanan pengembangan produk-produk industri, layanan pengembangan talent tenaga kerja industri serta memfasilitasi jejaring kerja sama diantara para pemangku kepentingan.
Pada tahap awal, pembangunan IMC akan dilakukan di atas lahan dengan luas area dua hektare yang mencakup pembangunan gedung manajemen serta bangunan teaching industry yang pembiayaan melalui APBN Kementerian Perindustrian.
"Untuk tahap pengembangan IMC selanjutnya, saya mengharapkan pembiayaan pembangunan gedung-gedung teaching industry dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya dapat dilakukan melalui pola-pola kerja sama yang saling menguntungkan antara Pemerintah dengan swasta atau lembaga-lembaga penelitian Internasional," kata Agus.
Baca juga: Sri Mulyani: Waspadai penurunan PMI Manufaktur Indonesia
Bersamaan dengan pembangunan fisik IMC, saat ini Kementerian Perindustrian juga sedang menyiapkan suatu platform digital yang digunakan untuk proses pengumpulan dan analisis data dalam mendukung pengambilan keputusan terkait layanan IMC.
Platform digital tersebut rencananya dapat mulai dimanfaatkan pada 2023 yang akan menjadi komunikasi dan transaksi antara IMC dengan center of excellence perguruan-perguruan tinggi, lembaga riset serta perusahaan industri manufaktur dalam berkolaborasi secara virtual.
"Saya berharap IMC dapat terus berkembang secara dinamis, adaptif, dan inovatif menjadi suatu lembaga kolaborasi yang dapat memberikan layanan one stop solution bagi pemecahan masalah-masalah industri dalam hal penguasaan teknologi maupun berinovasi," pungkas Agus.
"IMC sebagai bentuk nyata peran Pemerintah dalam mempercepat pengembangan dan penguasaan teknologi bagi sektor industri manufaktur dalam negeri," kata Menperin saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan IMC di Plered, Purwakarta, Jawa Barat, Senin.
Acara tersebut juga dihadiri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Muhammad Yusuf Ateh.
Baca juga: Kemenkeu: Ekspansi manufaktur RI berlanjut indikasi permintaan kuat
Menperin menyampaikan, pembangunan IMC didorong oleh cita-cita luhur Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian industri nasional melalui pengembangan dan peningkatan penguasaan teknologi industri.
Pembangunan IMC di atas lahan 11 hektare itu dilakukan sebagai salah satu upaya memperkuat struktur industri nasional melalui peningkatan penguasaan teknologi sehingga industri nasional mampu menghasilkan produk-produk industri yang selama ini masih diimpor.
"Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan penguasaan teknologi industri, kami memandang perlu ada kolaborasi yang efektif di antara seluruh pemangku kepentingan," ujar Agus.
Para pemangku kepentingan tersebut mempunyai peran penting di bidang pengembangan teknologi industri seperti perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian baik yang dimiliki oleh Pemerintah maupun swasta, para pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan Pemerintah atau yang sering disebut juga sebagai konsep kolaborasi Penta-Helix.
Baca juga: Industri manufaktur RI masih bergeliat di tengah ketidakpastian global
Untuk mewujudkan kolaborasi Penta-Helix yang efektif, lanjut Agus, Kemenperin juga memandang perlu melembagakan kolaborasi tersebut dalam suatu wadah yaitu IMC yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Keberadaan IMC diharapkan dapat membantu industri nasional dalam penguasaan teknologi melalui layanan-layanan yang nanti akan diberikan seperti layanan pengembangan dan transfer teknologi, layanan pengembangan produk-produk industri, layanan pengembangan talent tenaga kerja industri serta memfasilitasi jejaring kerja sama diantara para pemangku kepentingan.
Pada tahap awal, pembangunan IMC akan dilakukan di atas lahan dengan luas area dua hektare yang mencakup pembangunan gedung manajemen serta bangunan teaching industry yang pembiayaan melalui APBN Kementerian Perindustrian.
"Untuk tahap pengembangan IMC selanjutnya, saya mengharapkan pembiayaan pembangunan gedung-gedung teaching industry dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya dapat dilakukan melalui pola-pola kerja sama yang saling menguntungkan antara Pemerintah dengan swasta atau lembaga-lembaga penelitian Internasional," kata Agus.
Baca juga: Sri Mulyani: Waspadai penurunan PMI Manufaktur Indonesia
Bersamaan dengan pembangunan fisik IMC, saat ini Kementerian Perindustrian juga sedang menyiapkan suatu platform digital yang digunakan untuk proses pengumpulan dan analisis data dalam mendukung pengambilan keputusan terkait layanan IMC.
Platform digital tersebut rencananya dapat mulai dimanfaatkan pada 2023 yang akan menjadi komunikasi dan transaksi antara IMC dengan center of excellence perguruan-perguruan tinggi, lembaga riset serta perusahaan industri manufaktur dalam berkolaborasi secara virtual.
"Saya berharap IMC dapat terus berkembang secara dinamis, adaptif, dan inovatif menjadi suatu lembaga kolaborasi yang dapat memberikan layanan one stop solution bagi pemecahan masalah-masalah industri dalam hal penguasaan teknologi maupun berinovasi," pungkas Agus.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: