Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa ekspor komoditas pertanian tercatat terus menanjak selama tiga tahun terakhir dengan target nilai ekspor tahun ini mencapai Rp681 triliun diyakini bakal tercapai.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sejak program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) dicanangkan, nilai ekspor komoditas pertanian tiga tahun terakhir meningkat signifikan," kata Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Gratieks dicanangkan Menteri Syahrul Yasin Limpo sejak menjabat sebagai Menteri Pertanian pada 2019. Pada 2019 tercatat ekspor komoditas pertanian mencapai Rp390 triliun, meningkat menjadi Rp451 triliun pada 2020, dan Rp625 triliun pada 2021.

Salah satu wilayah yang berpotensi menjadi eksportir komoditas pertanian adalah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Menurut Kepala Karantina Pertanian Sumbawa, IB Putu Raka Ariana, Pulau Sumbawa berpotensi ekspor porang, sisal, shorgum, dan sarang burung walet, di samping komoditas jagung dan madu yang sudah diekspor sekarang ini.

Dari data sistem informasi IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) Karantina Sumbawa, diketahui lalu lintas antar area komoditas sisal (tanaman perdu yang seratnya bisa dijadikan tali) untuk ekspor melalui pelabuhan Tanjung Perak meningkat. Ekspor sisal pada 2021 sebanyak 113 ton, pada 2021 sebanyak 577 ton. Dan tahun ini, data pada Oktober 2022 terdapat 155 ton ekspor sisal.

Peningkatan serupa juga terjadi pada ekspor komoditas sarang burung walet. Data lalu lintas sarang burung walet pada 2021 mencapai 6,5 ton. Tahun ini, hingga Oktober 2022 ekspor sudah menyentuh 7,7 ton.

Menurut Bambang, potensi ekspor di Sumbawa ini harus dikelola dengan baik.

"Karena mitra dagang ada, perbankan siap sinergi, barang tersedia, kebijakan mendukung tinggal dieksekusi bersama untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor," ujar Bambang.

Untuk menjaga potensi sumber daya alam Kabupaten Sumbawa, kata Bambang, dibutuhkan sinergisitas antara petugas Karantina Sumbawa Besar dengan segenap instansi terkait dan Pemerintah Daerah. Terutama mengawasi dan menjaga tempat pemasukan dari ancaman masuknya hama penyakit tumbuhan.

Saat ini di Pulau Sumbawa terdapat 42 pelabuhan. Namun, dari jumlah itu hanya 10 pelabuhan resmi yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Dari 10 pelabuhan resmi itu hanya delapan pelabuhan yang diamanahkan Permentan No. 16 Tahun 2022 yang dijaga oleh Badan Karantina Pertanian.

Hal ini berarti ada 34 pelabuhan rakyat yang berpotensi jadi tempat masuknya hama penyakit tumbuhan ataupun hewan. "Ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan kerja sama semua stakeholder untuk bersama-sama jajaran Karantina Pertanian menjaga Kabupaten Sumbawa," kata Bambang.


Baca juga: Pemerintah benahi ekosistem logistik pelabuhan genjot ekspor
Baca juga: Sulbar ekspor cangkang sawit senilai Rp17 miliar ke Jepang
Baca juga: China buka kesempatan Indonesia tingkatkan ekspor produk pertanian