Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Masdalina Pane mengatakan peningkatan mobilitas masyarakat saat libur akhir tahun perlu diimbangi dengan penguatan protokol kesehatan.

"Peningkatan mobilitas tidak akan menjadi masalah selama diimbangi dengan prokes, mengingat saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19," katanya ketika dihubungi di Jakarta, Jumat.

Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mengatakan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan perlu diterapkan di tengah potensi peningkatan mobilitas masyarakat saat libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Pane menambahkan, edukasi mengenai pentingnya protokol kesehatan harus terus diperkuat guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

"Peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat sangat penting agar masyarakat bisa menjaga diri dan keluarganya dari risiko penularan COVID-19," katanya.

Selain protokol kesehatan, kata dia, edukasi mengenai pentingnya vaksinasi juga perlu terus ditingkatkan guna meningkatkan cakupan vaksinasi mulai dari dosis pertama hingga dosis penguat atau booster.

"Bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin diharapkan segera mendatangi sentra vaksinasi atau puskesmas terdekat guna mendapatkan perlindungan optimal melalui vaksinasi," katanya.

Hal tersebut, kata dia, sangat diperlukan mengingat saat ini terjadi tren kenaikan kasus COVID-19 seiring dengan kemunculan subvarian baru Omicron XBB.

"Terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, perlu mencegah risiko penularan COVID-19 dengan penguatan prokes dan juga vaksinasi," katanya.

Sementara itu, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya kapasitas pemeriksaan, pelacakan dan penanganan COVID-19 dalam rangka mengantisipasi meluasnya subvarian baru XBB.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan peningkatan kapasitas pemeriksaan, pelacakan dan penanganan COVID-19 merupakan kunci utama untuk menekan penyebaran COVID-19 termasuk subvarian baru XBB.

"Perlu ditekankan bahwa semakin banyak jumlah tes maka akan semakin baik, karena jumlah kasus di masyarakat secara riil akan dapat diketahui," katanya.

Baca juga: Epidemiolog Unair: Lonjakan COVID-19 karena mulai lemahnya prokes
Baca juga: Kemenkes ingatkan masyarakat jangan lengah terapkan prokes