Empat penderita polio di Aceh masih menjalani perawatan dan terapi
1 Desember 2022 13:16 WIB
Arsip Foto. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Hanif menyampaikan pengarahan mengenai pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) untuk menanggulangi kejadian luar biasa (KLB) polio di Kota Banda Aceh, Jumat (25/11/2022). (ANTARA/Khalis Surry)
Banda Aceh (ANTARA) - Empat penderita poliomyelitis atau penyakit polio di Provinsi Aceh masih menjalani perawatan dan terapi di Kota Banda Aceh menurut pejabat Dinas Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Hanif di Banda Aceh, Kamis, mengatakan bahwa tiga anak yang terserang polio masih menjalani inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh dan satu orang lainnya menjalani rawat jalan di rumah sakit tersebut.
Kasus infeksi virus polio pertama ditemukan pada seorang anak berusia tujuh tahun di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, pada Oktober 2022.
Setelah melakukan penelusuran, pemerintah menemukan tiga lagi kasus infeksi virus polio tipe dua di wilayah kabupaten tersebut. Namun, ketiganya tidak menunjukkan gejala.
Hanif mengatakan bahwa anak yang pertama dideteksi terserang polio di Pidie sekarang masih menjalani fisioterapi di Banda Aceh.
"Karena otot kakinya mengecil sehingga mengganggu proses jalan," katanya.
Menurut dia, anak itu ditempatkan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Aceh agar lebih mudah mengakses pelayanan fisioterapi di rumah sakit.
"Anak itu sekarang di sini kami tempatkan, karena harus bolak balik rumah sakit setiap hari untuk fisioterapi, jadi lebih dekat," kata Hanif.
Tiga anak lain dari Pidie yang terserang polio, ia mengatakan, masih harus menjalani rawat inap di RSUD Zainoel Abidin.
"Jadi, tiga lagi yang positif ini berdasarkan hasil diskusi dengan Kemenkes juga kita rawat di RSUD Zainoel Abidin. Saat ini rawat inap, bukan rawat jalan, karena baru sampai," katanya.
Setelah penemuan kasus polio di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh melakukan penelusuran kasus dan mengambil 21 spesimen tinja dari anak-anak di wilayah kecamatan tersebut, tetapi hanya 19 spesimen yang dinyatakan layak diperiksa di laboratorium.
Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, ada tiga anak yang positif terinfeksi virus polio, yang terdiri atas satu anak usia dua tahun lima bulan, satu anak umur satu tahun 11 bulan, dan satu anak usia lima tahun.
Pemerintah melaksanakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Pidie dan bagian wilayah Provinsi Aceh yang lain menyusul kejadian luar biasa (KLB) polio yang terjadi di Kabupaten Pidie.
Menurut Kementerian Kesehatan, imunisasi polio di wilayah Provinsi Aceh dilakukan secara bertahap dengan sasaran total 1.217.939 anak usia nol hingga 12 tahun, termasuk di antaranya 91.484 anak di Kabupaten Pidie.
Sub PIN Polio putaran pertama dilaksanakan di Pidie mulai 28 November 2022; Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara, dan Sabang mulai 5 Desember 2022; serta kabupaten/kota lain di Aceh mulai 12 Desember 2022.
Putaran kedua Sub PIN Polio dijadwalkan berlangsung mulai pekan keempat Januari 2023 di seluruh wilayah Provinsi Aceh.
Baca juga:
Pemerintah targetkan 95 persen anak di Aceh dapat imunisasi polio
Pidie gelar imunisasi massal untuk menanggulangi penularan polio
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Hanif di Banda Aceh, Kamis, mengatakan bahwa tiga anak yang terserang polio masih menjalani inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh dan satu orang lainnya menjalani rawat jalan di rumah sakit tersebut.
Kasus infeksi virus polio pertama ditemukan pada seorang anak berusia tujuh tahun di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, pada Oktober 2022.
Setelah melakukan penelusuran, pemerintah menemukan tiga lagi kasus infeksi virus polio tipe dua di wilayah kabupaten tersebut. Namun, ketiganya tidak menunjukkan gejala.
Hanif mengatakan bahwa anak yang pertama dideteksi terserang polio di Pidie sekarang masih menjalani fisioterapi di Banda Aceh.
"Karena otot kakinya mengecil sehingga mengganggu proses jalan," katanya.
Menurut dia, anak itu ditempatkan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Aceh agar lebih mudah mengakses pelayanan fisioterapi di rumah sakit.
"Anak itu sekarang di sini kami tempatkan, karena harus bolak balik rumah sakit setiap hari untuk fisioterapi, jadi lebih dekat," kata Hanif.
Tiga anak lain dari Pidie yang terserang polio, ia mengatakan, masih harus menjalani rawat inap di RSUD Zainoel Abidin.
"Jadi, tiga lagi yang positif ini berdasarkan hasil diskusi dengan Kemenkes juga kita rawat di RSUD Zainoel Abidin. Saat ini rawat inap, bukan rawat jalan, karena baru sampai," katanya.
Setelah penemuan kasus polio di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh melakukan penelusuran kasus dan mengambil 21 spesimen tinja dari anak-anak di wilayah kecamatan tersebut, tetapi hanya 19 spesimen yang dinyatakan layak diperiksa di laboratorium.
Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, ada tiga anak yang positif terinfeksi virus polio, yang terdiri atas satu anak usia dua tahun lima bulan, satu anak umur satu tahun 11 bulan, dan satu anak usia lima tahun.
Pemerintah melaksanakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Pidie dan bagian wilayah Provinsi Aceh yang lain menyusul kejadian luar biasa (KLB) polio yang terjadi di Kabupaten Pidie.
Menurut Kementerian Kesehatan, imunisasi polio di wilayah Provinsi Aceh dilakukan secara bertahap dengan sasaran total 1.217.939 anak usia nol hingga 12 tahun, termasuk di antaranya 91.484 anak di Kabupaten Pidie.
Sub PIN Polio putaran pertama dilaksanakan di Pidie mulai 28 November 2022; Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara, dan Sabang mulai 5 Desember 2022; serta kabupaten/kota lain di Aceh mulai 12 Desember 2022.
Putaran kedua Sub PIN Polio dijadwalkan berlangsung mulai pekan keempat Januari 2023 di seluruh wilayah Provinsi Aceh.
Baca juga:
Pemerintah targetkan 95 persen anak di Aceh dapat imunisasi polio
Pidie gelar imunisasi massal untuk menanggulangi penularan polio
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: