Frankfurt (ANTARA) - Saham-saham Jerman berakhir lebih tinggi pada perdagangan Rabu waktu setempat (30/11/2022), berbalik menguat dari kerugian dua hari berturut-turut, dengan indeks acuan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt bangkit 0,29 persen atau 41,59 poin menjadi menetap di 14.397,04 poin.

Indeks DAX 40 merosot 0,19 persen atau 27,91 poin menjadi 14.355,45 poin pada Selasa (29/11/2022), setelah anjlok 1,09 persen atau 158,02 poin menjadi 14.383,36 poin pada Senin (28/11/2022), dan menguat 0,01 persen atau 1,82 poin menjadi 14.541,38 poin pada Jumat (25/11/2022).

Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks DAX 40, sebanyak 26 saham berhasil mencatat keuntungan, sementara 14 saham lainnya mengalami kerugian.

Bursa Efek Frankfurt terhitung sejak 20 September 2021 secara resmi memperluas komponen indeks DAX 30 menjadi 40 saham atau menjadi indeks DAX 40.

Infineon Technologies AG, sebuah perusahaan produsen semikonduktor multinasional Jerman melonjak 3,01 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.

Disusul oleh saham perusahaan industri otomotif yang merancang, memproduksi, mendistribusikan, dan menjual berbagai macam produk mobil Jerman Mercedes-Benz Group AG terangkat 2,97 persen, serta perusahaan penyelenggara perdagangan saham dan sekuritas lainnya Deutsche Borse AG naik 1,97 persen.

Di sisi lain, dikutip dari Xinhua, Siemens AG, sebuah perusahaan engineering dan manufaktur yang berfokus pada bidang elektrifikasi, otomasi, dan digitalisasi Jerman mencatat kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terperosok 1,40 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan properti dan pengembang real estat komersial Jerman Vonovia SE yang merosot 1,30 persen, serta perusahaan industri kimia terbesar di dunia asal Jerman yang berkantor pusat di Ludwigshafen, BASF SE melemah 1,11 persen.

Baca juga: Saham Prancis reli hari kedua, indeks CAC bertambah 1,04 persen
Baca juga: Saham Eropa dibuka menguat dengan fokus pada data dan pidato Powell
Baca juga: Saham Asia berombak, investor hati-hati karena data China mengecewakan