Angkat Besi
Eko Yuli Irawan tak cari medali dari Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022
30 November 2022 20:58 WIB
Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan berpose di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (30/11/2022) setelah pelepasan tim angkat besi Indonesia menuju Kejuaraan Dunia 2022 di Bogota, Kolombia. ANTARA/Shofi Ayudiana.
Jakarta (ANTARA) - Lifter senior Indonesia Eko Yuli Irawan mengaku tak mencari medali dalam keikutsertaannya pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia, 5-16 Desember.
Menurut Eko, medali tidak menjadi incaran utama karena tujuan yang terpenting adalah menuntaskan seluruh angkatan sehingga bisa mencatatkan total angkatan sesuai target. Apabila sukses maka dia akan mendapat tambahan poin bekal menuju Olimpiade Paris 2024.
“Target kami adalah mencari total angkatan karena itu menentukan poinnya, bukan medali. Jadi jangan gegabah menaikkan beban angkatan jangan sampai gagal angkatannya. Saya target bisa menyelesaikan total angkatan setinggi mungkin tapi tetap semampunya. Masalah medali itu nomor dua,” tutur Eko di Jakarta, Rabu.
Eko menargetkan bmeraih total angkatan minimal 310 kg seperti yang dia bukukan pada ajang International Fajr Cup 2020 lalu. Dalam kejuaraan itu, Eko mencatatkan snatch 138 kg dan clean and jerk 172 kg.
Angkatan tersebut merupakan catatan terbaik Eko dalam beberapa tahun ini. Lifter berusia 33 tahun itu belum mampu melampaui atau menyamai rekor tersebut dalam beberapa kejuaraan terakhir.
Baca juga: PABSI tak berani bicara target medali di Kejuaraan Dunia Angkat Besi
Pada Olimpiade Tokyo 2020, Juli lalu misalnya, Eko mencatatkan total angkatan 302 kg (snatch 137kg dan clean and jerk 165kg), jauh dibandingkan musuh bebuyutannya dari China, Li Fabin, yang membukukan total angkatan 313 kg sekaligus meraih emas Olimpiade.
Li Fabin, pada usianya 29 tahun, akan kembali berjumpa Eko dalam kelas 61 kg Kejuaraan Dunia 2022 setelah absen dari berbagai kompetisi internasional selama 15 bulan.
Berdasarkan catatan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), Li memimpin kelas 61 kg di Bogota dengan mendaftar total angkatan tertinggi sebelum pertandingan atau “entry total” 311kg. Sedangkan Eko berada di posisi kedua dengan 310 kg.
"Saya punya target pribadi minimal 310kg. Apabila dihitung berdasarkan perhitungan poin rekor dunia, kemungkinan saya bisa mendapatkan 900 lebih poin. Tapi jika bisa menyamai rekor dunia itu bisa 1000 poin," kata Eko yang terakhir kali menjadi juara dunia pada 2018.
Rekor dunia kelas 61kg saat ini masih dipegang Li Fabin dengan total angkatan 318 kg yang dicatatkan dalam Kejuaraan Dunia 2019 di Pattaya.
Baca juga: China kembali tebar ancaman di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022
Menurut Eko, medali tidak menjadi incaran utama karena tujuan yang terpenting adalah menuntaskan seluruh angkatan sehingga bisa mencatatkan total angkatan sesuai target. Apabila sukses maka dia akan mendapat tambahan poin bekal menuju Olimpiade Paris 2024.
“Target kami adalah mencari total angkatan karena itu menentukan poinnya, bukan medali. Jadi jangan gegabah menaikkan beban angkatan jangan sampai gagal angkatannya. Saya target bisa menyelesaikan total angkatan setinggi mungkin tapi tetap semampunya. Masalah medali itu nomor dua,” tutur Eko di Jakarta, Rabu.
Eko menargetkan bmeraih total angkatan minimal 310 kg seperti yang dia bukukan pada ajang International Fajr Cup 2020 lalu. Dalam kejuaraan itu, Eko mencatatkan snatch 138 kg dan clean and jerk 172 kg.
Angkatan tersebut merupakan catatan terbaik Eko dalam beberapa tahun ini. Lifter berusia 33 tahun itu belum mampu melampaui atau menyamai rekor tersebut dalam beberapa kejuaraan terakhir.
Baca juga: PABSI tak berani bicara target medali di Kejuaraan Dunia Angkat Besi
Pada Olimpiade Tokyo 2020, Juli lalu misalnya, Eko mencatatkan total angkatan 302 kg (snatch 137kg dan clean and jerk 165kg), jauh dibandingkan musuh bebuyutannya dari China, Li Fabin, yang membukukan total angkatan 313 kg sekaligus meraih emas Olimpiade.
Li Fabin, pada usianya 29 tahun, akan kembali berjumpa Eko dalam kelas 61 kg Kejuaraan Dunia 2022 setelah absen dari berbagai kompetisi internasional selama 15 bulan.
Berdasarkan catatan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), Li memimpin kelas 61 kg di Bogota dengan mendaftar total angkatan tertinggi sebelum pertandingan atau “entry total” 311kg. Sedangkan Eko berada di posisi kedua dengan 310 kg.
"Saya punya target pribadi minimal 310kg. Apabila dihitung berdasarkan perhitungan poin rekor dunia, kemungkinan saya bisa mendapatkan 900 lebih poin. Tapi jika bisa menyamai rekor dunia itu bisa 1000 poin," kata Eko yang terakhir kali menjadi juara dunia pada 2018.
Rekor dunia kelas 61kg saat ini masih dipegang Li Fabin dengan total angkatan 318 kg yang dicatatkan dalam Kejuaraan Dunia 2019 di Pattaya.
Baca juga: China kembali tebar ancaman di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022
Tags: