Jet tempur China dan Rusia muncul, Korsel kerahkan pesawat tempur
30 November 2022 19:34 WIB
Jet tempur F-15K Angkatan Udara Korea Selatan ambil bagian dalam latihan pengeboman bersama dengan Amerika Serikat di Korea Selatan, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Kementerian Pertahanan Korea Selatan/Yonhap via REUTERS/rwa.
Seoul (ANTARA) - Militer Korea Selatan mengatakan mengerahkan pesawat-pesawat tempurnya ketika dua jet tempur China dan enam jet tempur Rusia memasuki zona pertahanan udara Korsel pada Rabu.
Menurut Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS), dua pesawat pengebom H-6 China masuk dan keluar Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ) di perairan bagian selatan dan timur laut Korsel pada sekitar pukul 05.50 waktu setempat.
Baca juga: Korsel pertimbangkan perintah sopir truk mogok kembali kerja
Pesawat-pesawat China itu, juga jet-jet tempur Rusia, kembali memasuki zona tersebut beberapa jam kemudian dari Laut Jepang, yang disebut Korsel sebagai Laut Timur. kata JCS.
Pesawat tempur yang diterbangkan Rusia termasuk jenis pengebom TU-95 dan jet tempur SU-35.
JCS mengungkapkan bahwa pesawat-pesawat China dan Rusia itu kemudian keluar dari KADIZ setelah berada di zona tersebut selama 18 menit.
"Militer kami mengeluarkan jet-jet tempur angkatan udara menjelang pesawat-pesawat China dan Rusia memasuki KADIZ, untuk menjalankan langkah taktis menghadapi kemungkinan tak terduga," kata JCS melalui pernyataan.
Pesawat-pesawat tersebut tidak melanggar wilayah udara Korea Selatan, bunyi pernyataan itu.
Baca juga: Korut peringatkan sanksi Korsel akan picu lebih banyak permusuhan
Zona pertahanan udara adalah kawasan tempat negara-negara meminta pesawat asing untuk melaporkan jati diri mereka.
Tidak seperti wilayah udara suatu negara --yang berada di atas wilayah serta perairan teritorial, zona pertahanan udara tidak memiliki aturan internasional.
Pemerintah Rusia tidak mengakui zona pertahanan udara Korea, sementara China mengatakan zona tersebut bukan wilayah udara teritorial dan karena itu semua negara seharusnya bebas melakukan pergerakan di kawasan tersebut.
JCS pada Agustus melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur Rusia memasuki KADIZ.
Kejadian itu muncul tiga bulan setelah pesawat China dan Rusia merangsek masuk pada Mei, dan merupakan insiden pertama setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mulai menjabat.
Pada 2019, pesawat-pesawat tempur Korsel mengeluarkan ratusan tembakan peringatan terhadap pesawat militer Rusia setelah mereka memasuki KADIZ selama mengikuti patroli udara bersama dengan China.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel siap berunding dengan sopir truk meski kompromi sulit dicapai
Baca juga: Korsel ekstradisi tersangka kasus pembunuhan ke Selandia Baru
:
Menurut Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS), dua pesawat pengebom H-6 China masuk dan keluar Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ) di perairan bagian selatan dan timur laut Korsel pada sekitar pukul 05.50 waktu setempat.
Baca juga: Korsel pertimbangkan perintah sopir truk mogok kembali kerja
Pesawat-pesawat China itu, juga jet-jet tempur Rusia, kembali memasuki zona tersebut beberapa jam kemudian dari Laut Jepang, yang disebut Korsel sebagai Laut Timur. kata JCS.
Pesawat tempur yang diterbangkan Rusia termasuk jenis pengebom TU-95 dan jet tempur SU-35.
JCS mengungkapkan bahwa pesawat-pesawat China dan Rusia itu kemudian keluar dari KADIZ setelah berada di zona tersebut selama 18 menit.
"Militer kami mengeluarkan jet-jet tempur angkatan udara menjelang pesawat-pesawat China dan Rusia memasuki KADIZ, untuk menjalankan langkah taktis menghadapi kemungkinan tak terduga," kata JCS melalui pernyataan.
Pesawat-pesawat tersebut tidak melanggar wilayah udara Korea Selatan, bunyi pernyataan itu.
Baca juga: Korut peringatkan sanksi Korsel akan picu lebih banyak permusuhan
Zona pertahanan udara adalah kawasan tempat negara-negara meminta pesawat asing untuk melaporkan jati diri mereka.
Tidak seperti wilayah udara suatu negara --yang berada di atas wilayah serta perairan teritorial, zona pertahanan udara tidak memiliki aturan internasional.
Pemerintah Rusia tidak mengakui zona pertahanan udara Korea, sementara China mengatakan zona tersebut bukan wilayah udara teritorial dan karena itu semua negara seharusnya bebas melakukan pergerakan di kawasan tersebut.
JCS pada Agustus melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur Rusia memasuki KADIZ.
Kejadian itu muncul tiga bulan setelah pesawat China dan Rusia merangsek masuk pada Mei, dan merupakan insiden pertama setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mulai menjabat.
Pada 2019, pesawat-pesawat tempur Korsel mengeluarkan ratusan tembakan peringatan terhadap pesawat militer Rusia setelah mereka memasuki KADIZ selama mengikuti patroli udara bersama dengan China.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel siap berunding dengan sopir truk meski kompromi sulit dicapai
Baca juga: Korsel ekstradisi tersangka kasus pembunuhan ke Selandia Baru
:
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022
Tags: