Festival Suling Tambur Raja Ampat raih rekor MURI
30 November 2022 00:57 WIB
Suasana Festival Suling Tambur di Wejim Distrik Kepulauan Sembilan Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat, Tahun 2021. ANTARA/ Ernes Broning Kakisina
Sorong (ANTARA) - Festival Suling Tambur di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat pada November 2022 tercatat sebagai Festival Suling Tambur dengan grup terbanyak oleh Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI.
Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam di Waisai, Selasa (29/11) mengatakan bahwa rekor MURI tersebut ditandai dengan penyerahan piagam oleh MURI kepada Pemkab Raja Ampat pada 26 November 2022.
Dia mengatakan bahwa rekor tersebut diberikan pula atas kerja keras Pemerintah Kabupaten Raja Ampat melestarikan seni budaya Suling Tambur dan mempromosikan wisata budaya melalui Festival Suling Tambur rutin setiap tahun.
"Festival ini secara konsisten dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat setiap tahun untuk didorong masuk Calender of Event Indonesia," katanya.
Dikatakan festival suling tambur diprakarsai oleh Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati sejak memimpin Kabupaten Raja Ampat tahun 2016.
Baca juga: Bupati Raja Ampat buka Festival Suling Tambur 2021
Baca juga: Raja Ampat gelar Festival Suling Tambur
Festival Suling Tambur dilaksanakan pertama kali tahun 2017 di Waisai ibu kota kabupaten Raja Ampat, dan dilanjutkan tahun 2018 di Distrik Kabare, tahun 2019 di Kepulauan Pam, tahun 2021 di Wejim, dan 2022 kembali ke di Waisai.
"Tahun 2020 Festival Suling Tambur tidak dilaksanakan karena adanya pandemi COVID-19," ujarnya.
Selain memecahkan rekor dunia dengan grup terbanyak, pada pesta budaya Festival Suling Tambur 2022 panitia mencatat kemajuan yang signifikan dari tahun ke tahun pelaksanaan yakni busana unik peserta festival.
Tidak hanya jumlah grup peserta musisi Suling Tambur yang mencapai 25 peserta, festival kali ini busana juga beragam terbuat dari kulit kayu, daun sagu, kulit gamutu, kain dada, aksesoris kekayaan alam flora dan fauna, serta kreasi gambar dan ukiran.
Bahkan anak-anak pelajar dari mulai tingkat SD, SMP, SMK dan SMA ikut sebagai peserta memberikan makna tersendiri bagi kelangsungan seni budaya Suling Tambur di Raja Ampat.
Baca juga: Festival Danau Sentani Butuh Suling Tambur
Baca juga: KPDT gelar pentas budaya di Raja Ampat
Baca juga: Pemprov lengkapi Anjungan Papua Barat TMII videotron budaya daerah Baca juga: Karnaval budaya di Papua Barat jadi ajang pemersatu
Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam di Waisai, Selasa (29/11) mengatakan bahwa rekor MURI tersebut ditandai dengan penyerahan piagam oleh MURI kepada Pemkab Raja Ampat pada 26 November 2022.
Dia mengatakan bahwa rekor tersebut diberikan pula atas kerja keras Pemerintah Kabupaten Raja Ampat melestarikan seni budaya Suling Tambur dan mempromosikan wisata budaya melalui Festival Suling Tambur rutin setiap tahun.
"Festival ini secara konsisten dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat setiap tahun untuk didorong masuk Calender of Event Indonesia," katanya.
Dikatakan festival suling tambur diprakarsai oleh Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati sejak memimpin Kabupaten Raja Ampat tahun 2016.
Baca juga: Bupati Raja Ampat buka Festival Suling Tambur 2021
Baca juga: Raja Ampat gelar Festival Suling Tambur
Festival Suling Tambur dilaksanakan pertama kali tahun 2017 di Waisai ibu kota kabupaten Raja Ampat, dan dilanjutkan tahun 2018 di Distrik Kabare, tahun 2019 di Kepulauan Pam, tahun 2021 di Wejim, dan 2022 kembali ke di Waisai.
"Tahun 2020 Festival Suling Tambur tidak dilaksanakan karena adanya pandemi COVID-19," ujarnya.
Selain memecahkan rekor dunia dengan grup terbanyak, pada pesta budaya Festival Suling Tambur 2022 panitia mencatat kemajuan yang signifikan dari tahun ke tahun pelaksanaan yakni busana unik peserta festival.
Tidak hanya jumlah grup peserta musisi Suling Tambur yang mencapai 25 peserta, festival kali ini busana juga beragam terbuat dari kulit kayu, daun sagu, kulit gamutu, kain dada, aksesoris kekayaan alam flora dan fauna, serta kreasi gambar dan ukiran.
Bahkan anak-anak pelajar dari mulai tingkat SD, SMP, SMK dan SMA ikut sebagai peserta memberikan makna tersendiri bagi kelangsungan seni budaya Suling Tambur di Raja Ampat.
Baca juga: Festival Danau Sentani Butuh Suling Tambur
Baca juga: KPDT gelar pentas budaya di Raja Ampat
Baca juga: Pemprov lengkapi Anjungan Papua Barat TMII videotron budaya daerah Baca juga: Karnaval budaya di Papua Barat jadi ajang pemersatu
Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: