Studi EY: produsen mobil di seluruh dunia terus bukukan rekor laba
29 November 2022 14:02 WIB
Penjualan mobil di China, pasar penjualan terbesar di dunia, menjadi "mesin pertumbuhan" untuk keseluruhan industri tersebut, tunjuk studi EY. Di China, penjualan mobil penumpang oleh perusahaan-perusahaan yang dianalisis naik 11 persen, bahkan pabrikan-pabrikan Jerman mencapai pertumbuhan 28 persen. ANTARA/Xinhua.
Jakarta (ANTARA) - Pada kuartal ketiga (Q3) 2022, perusahaan-perusahaan otomotif internasional mencatatkan kenaikan laba operasional sebesar 28 persen secara tahunan (year on year/yoy), kata firma konsultan Ernst & Young (EY) dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada Senin (28/11).
Total pendapatan dan laba dari 16 manufaktur mobil besar yang dianalisis mencapai level tertinggi yang pernah tercatat pada kuartal ketiga, menurut studi tersebut.
"Meskipun ekonomi melambat dan situasi geopolitik sangat sulit, kuartal ketiga menjadi kuartal impian bagi industri otomotif," ujar Constantin Gall, managing partner dan mobility leader di EY untuk kawasan Eropa Barat, dalam sebuah pernyataan.
Dalam hal pendapatan, produsen mobil terbesar Jerman Volkswagen berada di peringkat teratas dengan 70,7 miliar euro (1 euro = Rp16.309) atau sekitar 73,8 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.729), disusul oleh Toyota dari Jepang dengan 66,3 miliar euro.
Dalam kajian itu juga disebutkan bahwa bersama Mercedes, Volkswagen juga meraih laba tertinggi dari semua perusahaan yang dianalisis
"Permintaan yang bagus, terutama untuk kendaraan premium, dan harga yang tinggi terus memberikan pendapatan dan keuntungan yang tinggi bagi industri otomotif," ungkap Gall.
Gall menyebutkan fenomena tersebut juga ditunjang dengan pasokan semikonduktor yang perlahan membaik sehingga produksi mobil penumpang juga dapat kembali meningkat.
Penjualan mobil di China, pasar penjualan terbesar di dunia, menjadi "mesin pertumbuhan" untuk keseluruhan industri itu, tunjuk studi tersebut. Di China, penjualan mobil penumpang oleh perusahaan-perusahaan yang dianalisis naik 11 persen, bahkan pabrikan-pabrikan Jerman mencapai pertumbuhan 28 persen.
Di Amerika Serikat, terjadi peningkatan tipis sebesar 1 persen, sedangkan penjualan di Eropa Barat turun 3 persen, menurut survei tersebut.
Total pendapatan dan laba dari 16 manufaktur mobil besar yang dianalisis mencapai level tertinggi yang pernah tercatat pada kuartal ketiga, menurut studi tersebut.
"Meskipun ekonomi melambat dan situasi geopolitik sangat sulit, kuartal ketiga menjadi kuartal impian bagi industri otomotif," ujar Constantin Gall, managing partner dan mobility leader di EY untuk kawasan Eropa Barat, dalam sebuah pernyataan.
Dalam hal pendapatan, produsen mobil terbesar Jerman Volkswagen berada di peringkat teratas dengan 70,7 miliar euro (1 euro = Rp16.309) atau sekitar 73,8 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.729), disusul oleh Toyota dari Jepang dengan 66,3 miliar euro.
Dalam kajian itu juga disebutkan bahwa bersama Mercedes, Volkswagen juga meraih laba tertinggi dari semua perusahaan yang dianalisis
"Permintaan yang bagus, terutama untuk kendaraan premium, dan harga yang tinggi terus memberikan pendapatan dan keuntungan yang tinggi bagi industri otomotif," ungkap Gall.
Gall menyebutkan fenomena tersebut juga ditunjang dengan pasokan semikonduktor yang perlahan membaik sehingga produksi mobil penumpang juga dapat kembali meningkat.
Penjualan mobil di China, pasar penjualan terbesar di dunia, menjadi "mesin pertumbuhan" untuk keseluruhan industri itu, tunjuk studi tersebut. Di China, penjualan mobil penumpang oleh perusahaan-perusahaan yang dianalisis naik 11 persen, bahkan pabrikan-pabrikan Jerman mencapai pertumbuhan 28 persen.
Di Amerika Serikat, terjadi peningkatan tipis sebesar 1 persen, sedangkan penjualan di Eropa Barat turun 3 persen, menurut survei tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: