PLN gandeng empat pemasok gas untuk pastikan pasokan pembangkit
29 November 2022 13:46 WIB
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Jual Beli Gas Bumi (PJBG), Head of Agreement (HoA) (non binding) dan Memorandum of Understanding (MoU) LNG PLN dengan empat pemasok gas yang dilakukan dalam acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2022, Bali. ANTARA/HO PT PLN (Persero).
Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) menggandeng empat perusahaan pemasok gas demi memastikan keandalan pasokan gas bumi dan Liquefied Natural Gas (LNG) untuk bahan bakar pembangkit listrik.
Empat perusahaan pemasok gas itu adalah PT Medco E&P Indonesia, PT Medco E&P Tarakan, Husky CNOOC Madura Ltd dan INPEX Masela Ltd.
"Dan kebutuhan ini akan terus meningkat karena gas memegang peran penting dalam transisi energi," kata Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Jual Beli Gas Bumi (PJBG), Head of Agreement (HoA) (nonbinding) dan Memorandum of Understanding (MoU) LNG ini dilakukan dalam acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2022 yang diselenggarakan oleh Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Bali, beberapa waktu lalu.
Iwan berharap komitmen atas berlanjutnya pasokan LNG untuk ketenagalistrikan sebagai prioritas utama dapat terus dijaga.
"PLN membutuhkan gas tetapi di saat yang bersamaan, PLN juga membutuhkan infrastruktur LNG dan jaringan pipanya," katanya.
Direktur Gas dan BBM PT PLN Energy Primer Indonesia Rakhmad Dewanto menambahkan konsumsi gas PLN di 2011 adalah 800 billion bristh thermal units per day (BBTUD). Konsumsi tersebut naik sebesar 1.046 BBTUD di 2020 dan diproyeksikan akan naik sebesar 1.300 BBTUD di 2023.
Rakhmad menjelaskan penggunaan gas ke depan akan berkontribusi sebesar 34 persen atau setara dengan 3,4 billion cubic feet (BCF) dari total energi yang dikonsumsi oleh pembangkit PLN di 2040.
"Akan bertambah 3 kali lipat dari saat ini, dan akan akan terus naik. Dan akan digantikan dengan energi terbarukan di 2060," lanjutnya.
Menurut Rakhmad, gas akan memainkan peran yang sangat penting bagi PLN sebagai energi perantara dalam transisi energi.
Prioritas gas untuk pasar dalam negeri khususnya PLN diperlukan untuk memastikan gas/LNG sebagai energi transisi mampu memenuhi target Kontribusi Nasional pada tahun 2030 serta Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Sementara itu, Direktur Human Capital dan Administrasi PLN EPI Bagus Setiawan memproyeksikan ke depan, gas LNG bakal menggantikan minyak dan batu bara sebagai base loader pembangkit PLN.
"Ke depan, gas akan sangat diperlukan untuk melengkapi renewable energy sebagai pembangkit peaker yang beroperasi pada waktu beban puncak," pungkasnya.
Baca juga: Bappenas target energi listrik turunkan emisi 5,3 persen pada 2030
Baca juga: Pertamina segera mengoperasikan PLTGU Jawa-1
Baca juga: Industri hulu migas komit penuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri
Empat perusahaan pemasok gas itu adalah PT Medco E&P Indonesia, PT Medco E&P Tarakan, Husky CNOOC Madura Ltd dan INPEX Masela Ltd.
"Dan kebutuhan ini akan terus meningkat karena gas memegang peran penting dalam transisi energi," kata Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Jual Beli Gas Bumi (PJBG), Head of Agreement (HoA) (nonbinding) dan Memorandum of Understanding (MoU) LNG ini dilakukan dalam acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2022 yang diselenggarakan oleh Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Bali, beberapa waktu lalu.
Iwan berharap komitmen atas berlanjutnya pasokan LNG untuk ketenagalistrikan sebagai prioritas utama dapat terus dijaga.
"PLN membutuhkan gas tetapi di saat yang bersamaan, PLN juga membutuhkan infrastruktur LNG dan jaringan pipanya," katanya.
Direktur Gas dan BBM PT PLN Energy Primer Indonesia Rakhmad Dewanto menambahkan konsumsi gas PLN di 2011 adalah 800 billion bristh thermal units per day (BBTUD). Konsumsi tersebut naik sebesar 1.046 BBTUD di 2020 dan diproyeksikan akan naik sebesar 1.300 BBTUD di 2023.
Rakhmad menjelaskan penggunaan gas ke depan akan berkontribusi sebesar 34 persen atau setara dengan 3,4 billion cubic feet (BCF) dari total energi yang dikonsumsi oleh pembangkit PLN di 2040.
"Akan bertambah 3 kali lipat dari saat ini, dan akan akan terus naik. Dan akan digantikan dengan energi terbarukan di 2060," lanjutnya.
Menurut Rakhmad, gas akan memainkan peran yang sangat penting bagi PLN sebagai energi perantara dalam transisi energi.
Prioritas gas untuk pasar dalam negeri khususnya PLN diperlukan untuk memastikan gas/LNG sebagai energi transisi mampu memenuhi target Kontribusi Nasional pada tahun 2030 serta Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Sementara itu, Direktur Human Capital dan Administrasi PLN EPI Bagus Setiawan memproyeksikan ke depan, gas LNG bakal menggantikan minyak dan batu bara sebagai base loader pembangkit PLN.
"Ke depan, gas akan sangat diperlukan untuk melengkapi renewable energy sebagai pembangkit peaker yang beroperasi pada waktu beban puncak," pungkasnya.
Baca juga: Bappenas target energi listrik turunkan emisi 5,3 persen pada 2030
Baca juga: Pertamina segera mengoperasikan PLTGU Jawa-1
Baca juga: Industri hulu migas komit penuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: