BNPB: 3.175 tenaga medis tersebar pada 194 lokasi pengungsian Cianjur
28 November 2022 23:49 WIB
Salah satu tenaga kesehatan memeriksa anak yang terdampak gempa di salah satu posko pengungsian di Cianjur, Jawa Barat, Senin (22/11/2022). ANTARA/HO-BNPB.
Cianjur, Jawa Barat (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak 3.175 tenaga medis tersebar pada 194 lokasi pengungsian, guna menangani warga terdampak di Cianjur, Jawa Barat.
"Tersebar pada 194 lokasi pengungsian di delapan kecamatan," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis di Cianjur, Jawa Barat, Senin.
Abdul menyebutkan delapan kecamatan di Kabupaten Cianjur itu meliputi Pacet, Cugenang, Gekbrong, Warungkondang, Mande, Cilaku, Cibeber, dan Cianjur Kota.
Abdul menuturkan tenaga kesehatan yang dikerahkan itu terdiri dari dokter umum, perawat, ahli gizi, bidan, apoteker, tenaga surveilan, kesehatan lingkungan, terapis, psikolog, dan beragam dokter spesialis mendukung pelayanan kesehatan warga terdampak.
Aktivitas pelayanan kesehatan yang dinaungi oleh Kementerian Kesehatan itu telah mengamati dan mendata untuk mencegah penyakit atau wabah serta penyerahan logistik kesehatan ke dinas terkait.
Baca juga: BNPB prioritaskan pelayanan kesehatan warga terdampak gempa Cianjur
Di samping itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur telah melakukan "Rapid Health Assessment" (RHA), memobilisasi untuk memberikan pelayanan kesehatan di beberapa titik pengungsi, serta mendata ketersediaan obat, kelompok rentan dan tren penyakit di titik pengungsian.
Abdul menjelaskan untuk mengantar korban yang membutuhkan operasi atau penanganan di fasilitasi kesehatan, telah tersedia 16 ambulans yang secara bergantian mengantar dan menjemput warga terdampak.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Klaster Kesehatan Penanganan Gempa bumi Kabupaten Cianjur per Minggu (27/11), tercatat lima kasus terbanyak yang ditemukan di pos kesehatan dan puskesmas, yakni Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), gastritis, hipertensi, diare dan diabetes.
Sebanyak 155 tempat tidur (TT) turut disiapkan Kabupaten Cianjur untuk menerima pasien setelah operasi yang tersebar di RSUD Cimacan (50 TT), RSUD Pagelaran Cianjur Selatan (20 TT), RSU dr. Hafiz (20 TT), RS Bhayangkara (11 TT), BBKP Ciloto Kampus Cimacan (50 TT) dan Rumah Singgah GKI (5 TT).
Petugas kesehatan yang tergabung dalam tim sanitarian turut mengambil dan memeriksa kualitas air pada 20 titik pengungsian.
Baca juga: BNPB pasok air bagi warga terdampak gempa Cianjur
Selain itu, pemantauan jentik dan pengasapan (fogging) turut dilakukan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Sementara itu, guna mendukung pelayanan gizi di lokasi pengungsian, telah dibuka dapur Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) pada dua lokasi, yaitu Kecamatan Cugenang dan Warungkondang.
Pelayanan kesehatan secara intensif juga diberikan kepada kelompok ibu hamil dan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).
Imbauan dan edukasi terkait promosi Kesehatan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga terus dilakukan oleh relawan kesehatan pada setiap titik pengungsian.
Baca juga: Kapolri menambah bantuan tenaga medis ke Cianjur
"Tersebar pada 194 lokasi pengungsian di delapan kecamatan," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis di Cianjur, Jawa Barat, Senin.
Abdul menyebutkan delapan kecamatan di Kabupaten Cianjur itu meliputi Pacet, Cugenang, Gekbrong, Warungkondang, Mande, Cilaku, Cibeber, dan Cianjur Kota.
Abdul menuturkan tenaga kesehatan yang dikerahkan itu terdiri dari dokter umum, perawat, ahli gizi, bidan, apoteker, tenaga surveilan, kesehatan lingkungan, terapis, psikolog, dan beragam dokter spesialis mendukung pelayanan kesehatan warga terdampak.
Aktivitas pelayanan kesehatan yang dinaungi oleh Kementerian Kesehatan itu telah mengamati dan mendata untuk mencegah penyakit atau wabah serta penyerahan logistik kesehatan ke dinas terkait.
Baca juga: BNPB prioritaskan pelayanan kesehatan warga terdampak gempa Cianjur
Di samping itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur telah melakukan "Rapid Health Assessment" (RHA), memobilisasi untuk memberikan pelayanan kesehatan di beberapa titik pengungsi, serta mendata ketersediaan obat, kelompok rentan dan tren penyakit di titik pengungsian.
Abdul menjelaskan untuk mengantar korban yang membutuhkan operasi atau penanganan di fasilitasi kesehatan, telah tersedia 16 ambulans yang secara bergantian mengantar dan menjemput warga terdampak.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Klaster Kesehatan Penanganan Gempa bumi Kabupaten Cianjur per Minggu (27/11), tercatat lima kasus terbanyak yang ditemukan di pos kesehatan dan puskesmas, yakni Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), gastritis, hipertensi, diare dan diabetes.
Sebanyak 155 tempat tidur (TT) turut disiapkan Kabupaten Cianjur untuk menerima pasien setelah operasi yang tersebar di RSUD Cimacan (50 TT), RSUD Pagelaran Cianjur Selatan (20 TT), RSU dr. Hafiz (20 TT), RS Bhayangkara (11 TT), BBKP Ciloto Kampus Cimacan (50 TT) dan Rumah Singgah GKI (5 TT).
Petugas kesehatan yang tergabung dalam tim sanitarian turut mengambil dan memeriksa kualitas air pada 20 titik pengungsian.
Baca juga: BNPB pasok air bagi warga terdampak gempa Cianjur
Selain itu, pemantauan jentik dan pengasapan (fogging) turut dilakukan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Sementara itu, guna mendukung pelayanan gizi di lokasi pengungsian, telah dibuka dapur Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) pada dua lokasi, yaitu Kecamatan Cugenang dan Warungkondang.
Pelayanan kesehatan secara intensif juga diberikan kepada kelompok ibu hamil dan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).
Imbauan dan edukasi terkait promosi Kesehatan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga terus dilakukan oleh relawan kesehatan pada setiap titik pengungsian.
Baca juga: Kapolri menambah bantuan tenaga medis ke Cianjur
Pewarta: Taufik Ridwan dan Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: