Pelindo Jasa Maritim pastikan layanan prima dan tepat waktu
28 November 2022 20:40 WIB
Tumpukan peti kemas di kawasan Pelabuhan Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yakni PT Pelindo Jasa Maritim (PJM) memastikan produktivitas layanan prima dan kecepatan pemindahan barang baik dari sisi laut ke terminal maupun di dalam terminal secara tepat waktu.
“Kami mengoptimalkan kinerja individu di seluruh wilayah kerja melalui penerapan manajemen SDM berbasis kinerja. Hal ini menyangkut pembenahan proses bisnis, serta standardisasi sarana dan prasarana, termasuk sumber daya manusia (SDM)," kata Direktur Utama PT Pelindo Jasa Maritim (PJM) Prasetyadi dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Prasetyadi menyampaikan, untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja SDM, Pelindo Jasa Maritim melakukan manajemen perubahan dengan menitikberatkan pada tiga aspek besar, yakni people, process dan technology.
Sebagai langkah awal, pihaknya melakukan standardisasi kompetensi khususnya para pekerja di bagian operasional dengan memberikan Training Basic Ship Operation.
Menurut dia, standardisasi penting karena pegawai yang ada di PJM berasal dari pelabuhan yang berbeda-beda, sehingga muncul kemungkinan terjadinya kesenjangan kompetensi di antara karyawan.
Selanjutnya, PJM menyusun standar sertifikasi, terutama yang berkaitan dengan bisnis inti yakni marine, equipment and port services.
“Kami juga melakukan sharing knowledge secara rutin agar para pekerja mendapatkan informasi, pengetahuan dan edukasi terkini,” ujarnya.
Lebih lanjut Prasetyadi mengungkapkan, PJM juga akan mengoptimalkan sebanyak 40 cabang yang membawahi 242 pelabuhan.
Ia menyebut, untuk memberikan layanan berupa penyediaan sarana bantu pemanduan dan penundaan, Pelindo memanfaatkan 123 unit kapal tunda dan 155 unit kapal pandu.
Selain kapal tunda dan kapal pandu, PJM juga mengelola 11 unit kapal kepil, 20 unit kapal keruk, dan 23 unit kapal tipe lainnya yang tersebar di seluruh wilayah kerja Pelindo Group.
Tidak hanya itu, jumlah alat bongkar muat yang dikelola PJM mencapai 1.805 unit, yang terdiri dari 94 unit QCC, 28 unit Harbour Mobile Crane (HMC), 24 unit Gantry Luffing Crane (GLC), 206 unit RTG dan 1.453 unit alat bongkar muat lainnya.
Semua peralatan tersebut dikelola oleh empat anak usaha SPJM, yaitu PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (492 Unit), PT Equiport Inti Indonesia (510 Unit), PT Berkah Industri Mesin Angkat (599 Unit), dan PT Prima Multi Peralatan (204 Unit).
Dengan kebutuhan derek yang begitu tinggi, Pelindo Jasa Maritim melihat peluang untuk memproduksi derek sendiri, bekerjasama dengan perusahaan lokal.
Ia menambahkan, pihaknya telah mendapatkan izin dari perusahaan induk untuk pengajuan proposal pembuatan empat unit E-RTG di TPK Banjarmasin dan dua unit RTG Battery di TPK Nilam, Surabaya.
“Port stay dan cargo stay diharapkan bisa lebih pendek dari sebelumnya,” katanya.
Baca juga: PT Pelindo Jasa Maritim siap dukung pelabuhan di Sumatera
Baca juga: Pelindo 1 perkuat bisnis jasa maritim di Selat Malaka
“Kami mengoptimalkan kinerja individu di seluruh wilayah kerja melalui penerapan manajemen SDM berbasis kinerja. Hal ini menyangkut pembenahan proses bisnis, serta standardisasi sarana dan prasarana, termasuk sumber daya manusia (SDM)," kata Direktur Utama PT Pelindo Jasa Maritim (PJM) Prasetyadi dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Prasetyadi menyampaikan, untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja SDM, Pelindo Jasa Maritim melakukan manajemen perubahan dengan menitikberatkan pada tiga aspek besar, yakni people, process dan technology.
Sebagai langkah awal, pihaknya melakukan standardisasi kompetensi khususnya para pekerja di bagian operasional dengan memberikan Training Basic Ship Operation.
Menurut dia, standardisasi penting karena pegawai yang ada di PJM berasal dari pelabuhan yang berbeda-beda, sehingga muncul kemungkinan terjadinya kesenjangan kompetensi di antara karyawan.
Selanjutnya, PJM menyusun standar sertifikasi, terutama yang berkaitan dengan bisnis inti yakni marine, equipment and port services.
“Kami juga melakukan sharing knowledge secara rutin agar para pekerja mendapatkan informasi, pengetahuan dan edukasi terkini,” ujarnya.
Lebih lanjut Prasetyadi mengungkapkan, PJM juga akan mengoptimalkan sebanyak 40 cabang yang membawahi 242 pelabuhan.
Ia menyebut, untuk memberikan layanan berupa penyediaan sarana bantu pemanduan dan penundaan, Pelindo memanfaatkan 123 unit kapal tunda dan 155 unit kapal pandu.
Selain kapal tunda dan kapal pandu, PJM juga mengelola 11 unit kapal kepil, 20 unit kapal keruk, dan 23 unit kapal tipe lainnya yang tersebar di seluruh wilayah kerja Pelindo Group.
Tidak hanya itu, jumlah alat bongkar muat yang dikelola PJM mencapai 1.805 unit, yang terdiri dari 94 unit QCC, 28 unit Harbour Mobile Crane (HMC), 24 unit Gantry Luffing Crane (GLC), 206 unit RTG dan 1.453 unit alat bongkar muat lainnya.
Semua peralatan tersebut dikelola oleh empat anak usaha SPJM, yaitu PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (492 Unit), PT Equiport Inti Indonesia (510 Unit), PT Berkah Industri Mesin Angkat (599 Unit), dan PT Prima Multi Peralatan (204 Unit).
Dengan kebutuhan derek yang begitu tinggi, Pelindo Jasa Maritim melihat peluang untuk memproduksi derek sendiri, bekerjasama dengan perusahaan lokal.
Ia menambahkan, pihaknya telah mendapatkan izin dari perusahaan induk untuk pengajuan proposal pembuatan empat unit E-RTG di TPK Banjarmasin dan dua unit RTG Battery di TPK Nilam, Surabaya.
“Port stay dan cargo stay diharapkan bisa lebih pendek dari sebelumnya,” katanya.
Baca juga: PT Pelindo Jasa Maritim siap dukung pelabuhan di Sumatera
Baca juga: Pelindo 1 perkuat bisnis jasa maritim di Selat Malaka
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022
Tags: