"Untuk pengambilan data DNA, sampai kemarin kami sudah mengirimkan data DNA untuk ante mortem, yaitu dari keluarga korban 17 sampel. Kemudian yang diambil dari jenazah sendiri ada sembilan sampel. Yaitu dari tujuh jenazah yang utuh dan dua lagi dari (kantong jenazah berisi) body part (potongan bagian tubuh)," kata Pembina Tingkat I DVI Indonesia dr Paula Lihawa.
Saat menyampaikan keterangan pers di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang, Kabupaten Cianjur, Senin, dia berharap hasil dari pemeriksaan 17 sampel DNA korban gempa Cianjur tersebut sudah bisa didapatkan.
Baca juga: Tim ERG PT Timah berjibaku bantu korban gempa Cianjur
Baca juga: Relawan FKUI-ILUNI-RSCM bantu penanganan korban bencana Cianjur
Selain itu, Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) Polri hingga Senin telah mengidentifikasi 146 jenazah korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
"Hari ini juga sampai tadi jam 13.30 WIB kami telah berhasil mengidentifikasi satu jenazah dengan nomor postmortem 062/22/CJR/148, yang cocok dengan data antemortem nomor 114, sehingga total jenazah yang sudah teridentifikasi sampai hari ini, Senin, 28 November 2022, adalah 146 jenazah," kata dr. Paula Lihawa.
Dia mengatakan bahwa jenazah dengan nomor postmortem 062/22/CJR/148 diidentifikasi sebagai Endin Saefudin, laki-laki berusia 37 tahun warga Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Menurut dia, tim DVI Polri dengan bantuan tim dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Jawa Barat masih memeriksa jenazah-jenazah korban gempa yang dibawa ke RSUD Sayang.
Paula mengatakan bahwa hingga Senin, tim DVI Polri telah menerima 162 kantong jenazah korban gempa Cianjur dari relawan di lapangan.*
Baca juga: Tim DVI Polri telah identifikasi 146 jenazah korban gempa Cianjur
Baca juga: Sekitar 80 korban gempa Cianjur dirawat di rumah sakit di Kota Bandung