Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Presiden RI Joko Widodo telah mengkalkulasi siapa yang pas atau cocok menjadi Panglima TNI selanjutnya menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa.

“Berkaitan dengan pembicaraan publik ya itu bisa membuat persepsi, tapi dari Pak Presiden kan mengkalkulasi mana yang pas,” ujar Moeldoko kepada wartawan di Jakarta, Senin.

Moeldoko mengatakan penentuan Panglima TNI merupakan pekerjaan yang berulang, berdasarkan penilaian, mempertimbangkan sejumlah faktor, dan ditentukan Presiden.

Baca juga: Ketua DPR belum terima Surpres Calon Panglima TNI
Baca juga: KSAL : Penggantian Panglima TNI ditunggu saja


Dia menyampaikan penunjukan matra TNI secara berurutan sebagaimana dijelaskan dalam undang-undang tidak wajib dilakukan dalam menunjuk Panglima TNI.

Menurutnya, aspek psikologi memang harus dijaga, dalam arti setiap matra memiliki kebanggaan masing-masing. Namun dia kembali menyampaikan bahwa penunjukan matra secara berurutan bukan sebuah kewajiban dan segala keputusan ada di tangan Presiden.

“Tiga-tiganya baik, tiga-tiganya oke punya hak. Secara konstitusi, semua punya kesempatan jadi panglima,” kata Moeldoko.

Adapun Moeldoko meyakini pergantian Panglima TNI tidak akan mengganggu kinerja TNI karena selain adanya rencana pembangunan jangka menengah nasional di Kementerian Pertahanan, institusi TNI memiliki rencana strategis sehingga siapapun yang ditunjuk menjadi Panglima TNI akan melanjutkan renstra tersebut.