Kepala Urusan Kedokteran dan Forensik Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kaur Doksik Biddokkes) Polda Jawa Barat Kompol dr M Ihsan Wahyudi, di Pos Post Mortem RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Minggu, mengatakan bantuan dari Unpad didatangkan karena pihakya mulai mengalami kesulitan mengidentifikasi korban seiring perburukan kondisi jenazah di hari ke tujuh pasca gempa bumi.
Baca juga: Disdikpora Cianjur: Trauma healing sangat dibutuhkan siswa pascagempa
"Memang kondisi jenazah sudah tidak bisa dikenali karena ada pembusukan dan tentunya membutuhkan tim ahli lain seperti sidik jari, ahli kedokteran gigi, forensik, rekan-rekan kita dari Unpad datang ke sini bergabung, pengambilan DNA ada dari Unpad," kata dr M Ihsan Wahyudi.
Dia mengatakan Tim DVI membutuhkan data pembanding dari keluarga korban sampai alat bantu tertentu untuk mempermudah proses identifikasi.
Baca juga: Ahli: Bangun bangunan tahan gempa penting dilakukan pascagempa Cianjur
"Bahkan Tim DVI harus mendatangkan sejumlah ahli, khususnya dari kedokteran dari forensik Unpad untuk mengidentifikasi sidik jari dan DNA korban," kata dia.
Untuk kepentingan identifikasi bagi masyarakat yang merasa kehilangan kerabat atau anggota keluarganya diwajibkan membawa KTP dan menyertakan foto terbaru yang terlihat bagian gigi korban.