Jakarta (ANTARA) - Hasil Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China (CPC) akan membawa beberapa dampak positif untuk Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, kata anggota Departemen Hubungan Internasional (HI) FISIP Universitas Indonesia (UI) Ardhitya Eduard Yeremia.

Asia Tenggara masih menjadi halaman belakang (backyard) paling penting bagi Beijing, kata dia dalam webinar bertajuk "Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok dan Maknanya bagi Indonesia" yang diselenggarakan Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) di Jakarta, Sabtu.

“Kami menilai keberadaan Asia Tenggara akan tetap unik di mata Tiongkok karena keterikatan yang sangat bersahabat dengan Asia Tenggara justru akan lebih banyak menguntungkan Tiongkok, meskipun sebetulnya dikepung oleh Amerika Serikat dengan sekutunya. Indonesia sendiri masih memiliki celah yang dapat dimanfaatkan,” ujar Yeremia seperti dikutip dalam keterangan tertulis dari LAB 45.

Pasca kongres, kata dia, garis kebijakan luar negeri China akan berkesinambungan dengan kebijakan-kebijakan besar dalam Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative), dan kemungkinan akan mengalami rebranding atau rekalibrasi.

Selain itu, hasil penelitian LAB 45 menunjukkan akan terdapat potensi kesinambungan terhadap mekanisme pasar usai kongres tersebut. Di era Presiden Xi Jinping berkuasa, terdapat kontrol yang ketat terhadap mekanisme pasar, kata Yeremia.

Dia mengatakan kesinambungan pun juga terlihat pada sikap asertif China di Laut China Selatan, meskipun narasi ini tidak banyak dibahas dalam laporan hasil kongres. Sikap asertif tersebut dinilai akan membuat China lebih percaya diri menghadapi AS.

Kekuasaan politik Xi Jinping dinilai menjadi sangat terkonsolidasi pula usai kongres. Dalam hal ini, faksionalisasi politik dalam kepemimpinan puncak, sebagaimana tecermin dalam komposisi anggota Politbiro Standing Committee dan Politbiro, menjadi tidak signifikan.

Dalam webinar tersebut, Guru Besar Hubungan Internasional UI Prof Evi Fitriani mengatakan sangat penting bagi Indonesia melihat kongres CPC sebagai konsolidasi kekuatan partai dan negara. Dalam kongres itu, Xi Jinping dinilai telah mampu menunjukkan keseragaman internal partai maupun negara.

Sementara itu, Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Santo Darmosumarto mengungkapkan bahwa Kongres ke-20 CPC ​​​​​​​tak luput dari perhatian pihaknya, terutama guna menyesuaikan bagaimana pemerintah Indonesia harus melihat China di masa depan.

“Tentunya kami mencoba melihat Tiongkok dengan kacamata yang komprehensif. Saya juga mengapresiasi hasil penelitian LAB 45 yang begitu komprehensif dengan menggunakan sisi filosofis dan hubungan internasional," ucap Santo.

Baca juga: Mantan PM Mesir sebut modernisasi China jadi sorotan di Kongres CPC
Baca juga: Dinamika politik China di balik kokohnya Xi Jinping bertakhta
Baca juga: Bertemu media asing, Xi Jinping janjikan China yang lebih terbuka