Yogyakarta (ANTARA) - Pakar Kesehatan Anak Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dr. Ida Safitri Laksanawati mengatakan, cakupan vaksinasi polio di Indonesia perlu ditingkatkan seiring munculnya kembali kasus polio di negeri ini.

"Kasus polio ini terjadi karena cakupan vaksin yang rendah, sehingga jadi pembelajaran semuanya untuk bersama-sama meningkatkan cakupan vaksin polio sebagai pencegahan, terutama provinsi yang teridentifikasi dengan cakupan vaksin yang tidak terlalu tinggi," ujar Ida Safitri melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat.

Baca juga: Dinkes Yogyakarta ingatkan orang tua lengkapi vaksinasi polio anak

Pemerintah beberapa waktu lalu menetapkan polio sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul adanya temuan satu kasus baru polio di Desa Mane, Kabupaten Pidie, Aceh.

Ida menyebutkan rendahnya cakupan vaksinasi dapat meningkatkan risiko penyebaran virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen (lumpuh layu) pada anak yang belum mendapatkan vaksin sehingga peningkatan cakupan vaksinasi menjadi sangat penting.

Baca juga: Menkes: Vaksinasi polio massal akan dilaksanakan di Pidie pekan depan

Ida mengatakan imunisasi polio di Indonesia saat ini menggunakan jenis vaksin polio tetes yakni Bivalent Oral Polio Vaccine (BOPV).

Vaksin tersebut ditujukan untuk mencegah virus polio tipe satu dan dua yang kemudian dikombinasikan dengan Inactivated Polio Vaccine (IPV) dalam bentuk sediaan injeksi dan diikuti booster.

Baca juga: IDAI: Efek samping vaksin lebih ringan dibandingkan terpapar penyakit

"Pemberian vaksin BOPV dikombinasikan dengan IPV dan booster diharapkan bisa meningkatkan antibodi terhadap virus polio 2 dengan syarat cakupannya tinggi," kata dia.

Lebih lanjut dosen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM ini menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat terkait manfaat vaksin polio serta bahaya dari penyakit ini.

Baca juga: Pemprov Aceh lakukan vaksinasi massal cegah penyebaran polio

Menurut dia, peningkatan pemahaman akan pentingnya vaksin polio tidak sekadar menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga tokoh masyarakat, pemuka agama, pendidik, dan lainnya untuk turut terlibat dalam mengedukasi masyarakat.

"Penting untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat akan pentingnya vaksinasi. Vaksinasi telah terbukti bisa mencegah banyak penyakit dan menekan risiko kematian," kata dia.

Baca juga: Kemenko PMK tekankan pentingnya peningkatan cakupan vaksinasi polio
Baca juga: Dinkes Jatim ingatkan vaksinasi dan pola hidup sehat untuk cegah polio