Kegiatan ini digelar di Kota Bukittinggi, Jumat, dengan menghadirkan narasumber dari Universitas Andalas dan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Ahli Teknologi Pangan dari Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Prima Yaumil Fajri dalam materinya mengatakan pemeliharaan dan penanganan ternak pada saat pemerahan dan usai pemerahan merupakan faktor penting untuk menghasilkan susu kambing yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Menurutnya, kontaminasi mikroorganisme dan penanganan yang tidak baik dapat menurunkan kualitas susu kambing.
Baca juga: Akademisi: Pertanian Pintar solusi atasi ketergantungan pangan
Baca juga: Unand gelar Seminar Internasional teknologi pintar pertanian
“Indonesia sudah memiliki standard kualitas untuk susu sapi, namun belum tersedia standard untuk susu kambing sehingga standar untuk menentukan kualitas susu kambing menggunakan Thai Agricuture Standard (TAS) dari Thailand,” katanya.Baca juga: Akademisi: Pertanian Pintar solusi atasi ketergantungan pangan
Baca juga: Unand gelar Seminar Internasional teknologi pintar pertanian
Untuk menghasilkan susu kambing yang baik, kata Prima, diperlukan penanganan yang dimulai dari memperhatikan kesehatan kambing perah, cara pemberian pakan, persiapan ternak yang akan diperah, persiapan alat yang dipakai memerah, kesiapan proses perah, serta kesiapan kamar susu.
“Untuk mengawetkan susu kambing hasil perahan harus pula diperhatikan aspek pendinginan, pasteurisasi dan sterilisasi. Untuk meningkatkan nilai jual susu kambing, dapat dikembangkan varian produk olahan susu kambing berupa yogurt, kefir, karamel, dan kembang gula,” katanya menjelaskan.
Ketua Tim Pengusul Program Matching Fund, Prof. Ratni Prima Lita mengatakan pentingnya penerapan rencana bisnis UMKM Susu Kambing melalui penggunaan teknologi pasteurisasi dan kemasan aseptik yang dipercaya dapat meningkatkan pemasaran digital dan berkelanjutan.
“Program ini mulai diterapkan pada CV Rokir Farm di Kabupaten Agam sebagai mitra binaan, dikenalkan pengembangan produksi susu kambing dengan penerapan teknologi pasteurisasi dan varian buah lokal, termasuk dengan penerapan standarisasi produk, Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merek dan paten sederhana,” kata Ratni.
Ia menyoroti perlunya penguatan komunitas peternak atau produsen susu kambing di Sumatera Barat khususnya Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam.
“Semoga program ini dapat memperkuat komersialisasi pelaku UMKM yang bergerak di sektor usaha susu murni,” katanya.*
Baca juga: Susu kambing dan kopi untuk perawatan kulit ibu dan anak
Baca juga: Manfaat susu kambing untuk kesehatan tubuh
Baca juga: Susu kambing dan kopi untuk perawatan kulit ibu dan anak
Baca juga: Manfaat susu kambing untuk kesehatan tubuh