Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Pos Pantau Gunung Api (PPGA) menyatakan aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3676 meter di permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih didominasi gempa letusan atau erupsi dengan status gunung tersebut pada level III atau siaga.

Pengamatan aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu pada Jumat periode pukul 00.00-06.00 WIB dari Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang secara visual gunung api terlihat jelas, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah, dan angin lemah ke arah utara.

"Untuk pengamatan kegempaan tercatat 22 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 18-22 mm, dan lama gempa 70-110 detik," kata petugas PPGA Semeru Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima BPBD Lumajang, Jumat.

Selain itu, tercatat Gunung Semeru mengalami satu kali gempa embusan dengan amplitudo 2 mm dan lama gempa 35 detik, kemudian tiga kali gempa vulkanik Dalam dengan amplitudo 11-34 mm, dan dua kali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 9-20 mm.

Kemudian pengamatan enam jam berikutnya pada pukul 06.00-12.00 WIB masih terekam 19 kali gempa letusan dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 65-105 detik.

Liswanto menjelaskan aktivitas Gunung Semeru pada Kamis (24/11) periode pengamatan pukul 00.00-24.00 WIB tercatat sebanyak 82 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-23 mm, dan lama gempa 35-139 detik.

"Gunung Semeru juga mengalami empat kali gempa embusan, satu kali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa tektonik jauh, dan satu kali gempa getaran banjir," katanya.

Menurutnya status Gunung Semeru masih level III atau siaga, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, lanjut dia, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

"Kami juga mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan, demikian Liswaanto.