Delegasi BIMP-EIGA dijamu dengan makanan khas Pontianak
24 November 2022 22:34 WIB
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendampingi Gubernur Kalbar Sutarmidji saat menjamu para delegasi dari empat negara yang menghadiri kegiatan BIMP-EIGA di Kota Pontianak. (ANTARA/ist.)
Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kota Pontianak menjamu delegasi BIMP-EAGA ke-25 yang berasal dari empat negara dengan menu-menu khas Kota Pontianak seperti masakan ikan kakap asam pedas, ikan kakap rujak, capcay dan lainnya.
"Pada malam ini kita memberikan jamuan makan malam (welcome dinner) para tamu di Gedung Pontianak Convention Center (PCC). Ini merupakan sebuah kehormatan bagi Kota Pontianak dan masyarakatnya dapat menjamu makan malam bagi para tamu negara," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono disela jamuan makan malam untuk para delegasi BIMP-EIGA di Pontianak, Kamis.
Kepada para tamu, dirinya memaparkan kondisi geografis Kota Pontianak dan kehidupan masyarakatnya. Sungai Kapuas menjadi sebuah kebanggaan bagi ibu kota Provinsi Kalimantan Barat ini yang menawarkan kehidupan sungai yang menarik dan unik untuk dapat dinikmati sebagai tujuan rekreasi para pengunjung.
Para tamu dipersilahkan untuk menghabiskan waktu luang setelah rapat pertemuan usai untuk mengeksplor dan menikmati suasana Kota Pontianak.
Baca juga: BIMP-EAGA perlihatkan kontribusi pembangunan kawasan jelang pertemuan
Baca juga: Penanaman magrove secara digital jadi bagian agenda BIMP-EAGA
"Anda dapat berjalan di promenade, menyusuri sungai dengan kapal wisata melihat kehidupan masyarakat tepian sungai, mempelajari sejarah Pontianak di Kesultanan Kadriyah dan Masjid Agung Jami serta menikmati masakan khas kota ini," kata Edi.
Sebagai ibu kota Provinsi Kalbar, Kota Pontianak memiliki peran strategis sebagai jembatan penghubung tidak hanya antar kota di Kalbar dan Indonesia, tapi juga dengan negara tetangga, yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam.
Berkaitan dengan tema pertemuan BIMP-EAGA tahun ini, yakni 'Mendukung Daya Saing dan Ketahanan Iklim', menurutnya tema itu sejalan dengan visi Kota Pontianak untuk mewujudkan kota yang ramah lingkungan, cerdas dan bermartabat dengan masyarakat yang makmur, kreatif dan memiliki daya saing.
"Semangat itu diimplementasikan melalui upaya meningkatkan daya saing serta menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan semakin meningkatnya risiko terkait iklim, maka penting bagi kita untuk semakin memperkuat kerjasama meningkatkan adaptasi dan mitigasi risiko iklim sekaligus meningkatkan resiliensi," katanya.
Untuk diketahui, pejabat setingkat menteri yang diundang dari empat negara antara lain dari Indonesia yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dari Brunei Darussalam ada Minister at the Prime Minister’s Office and Minister of Finance and Economy II Ministry of Finance and Economy Dato Seri Setia Dr Awang Haji Mohd Amin Liew Bin Abdullah.
Kemudian dari Malaysia Minister in the Prime Minister Department (Economic) Prime Minister’s Department Dato’ Sri Mustapa Bin Mohamed. Selanjutnya dari Filipina ada Chairman Mindanao Development Authority Sec Maria Belen S Acosta.
Kerja sama ekonomi sub-regional BIMP-EAGA yang didirikan 1994 melibatkan empat negara anggota yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina. Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah yang berdekatan secara geografis.*
Baca juga: 757 personel TNI-Polri amankan pertemuan BIMP-EAGA di Kalbar
Baca juga: Kemenkop usul peningkatan keterlibatan UMKM dalam forum BIMP-EAGA
"Pada malam ini kita memberikan jamuan makan malam (welcome dinner) para tamu di Gedung Pontianak Convention Center (PCC). Ini merupakan sebuah kehormatan bagi Kota Pontianak dan masyarakatnya dapat menjamu makan malam bagi para tamu negara," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono disela jamuan makan malam untuk para delegasi BIMP-EIGA di Pontianak, Kamis.
Kepada para tamu, dirinya memaparkan kondisi geografis Kota Pontianak dan kehidupan masyarakatnya. Sungai Kapuas menjadi sebuah kebanggaan bagi ibu kota Provinsi Kalimantan Barat ini yang menawarkan kehidupan sungai yang menarik dan unik untuk dapat dinikmati sebagai tujuan rekreasi para pengunjung.
Para tamu dipersilahkan untuk menghabiskan waktu luang setelah rapat pertemuan usai untuk mengeksplor dan menikmati suasana Kota Pontianak.
Baca juga: BIMP-EAGA perlihatkan kontribusi pembangunan kawasan jelang pertemuan
Baca juga: Penanaman magrove secara digital jadi bagian agenda BIMP-EAGA
"Anda dapat berjalan di promenade, menyusuri sungai dengan kapal wisata melihat kehidupan masyarakat tepian sungai, mempelajari sejarah Pontianak di Kesultanan Kadriyah dan Masjid Agung Jami serta menikmati masakan khas kota ini," kata Edi.
Sebagai ibu kota Provinsi Kalbar, Kota Pontianak memiliki peran strategis sebagai jembatan penghubung tidak hanya antar kota di Kalbar dan Indonesia, tapi juga dengan negara tetangga, yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam.
Berkaitan dengan tema pertemuan BIMP-EAGA tahun ini, yakni 'Mendukung Daya Saing dan Ketahanan Iklim', menurutnya tema itu sejalan dengan visi Kota Pontianak untuk mewujudkan kota yang ramah lingkungan, cerdas dan bermartabat dengan masyarakat yang makmur, kreatif dan memiliki daya saing.
"Semangat itu diimplementasikan melalui upaya meningkatkan daya saing serta menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan semakin meningkatnya risiko terkait iklim, maka penting bagi kita untuk semakin memperkuat kerjasama meningkatkan adaptasi dan mitigasi risiko iklim sekaligus meningkatkan resiliensi," katanya.
Untuk diketahui, pejabat setingkat menteri yang diundang dari empat negara antara lain dari Indonesia yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dari Brunei Darussalam ada Minister at the Prime Minister’s Office and Minister of Finance and Economy II Ministry of Finance and Economy Dato Seri Setia Dr Awang Haji Mohd Amin Liew Bin Abdullah.
Kemudian dari Malaysia Minister in the Prime Minister Department (Economic) Prime Minister’s Department Dato’ Sri Mustapa Bin Mohamed. Selanjutnya dari Filipina ada Chairman Mindanao Development Authority Sec Maria Belen S Acosta.
Kerja sama ekonomi sub-regional BIMP-EAGA yang didirikan 1994 melibatkan empat negara anggota yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina. Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah yang berdekatan secara geografis.*
Baca juga: 757 personel TNI-Polri amankan pertemuan BIMP-EAGA di Kalbar
Baca juga: Kemenkop usul peningkatan keterlibatan UMKM dalam forum BIMP-EAGA
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: