Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno mengatakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK/layoff) yang beberapa waktu terakhir mencuat di perusahaan sektor teknologi dan industri kreatif perlu diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan (upscale).

"Ini (layoff) merupakan bagian dari ekonomi era baru yang serba digital. Kita di pemerintah akan menciptakan ekosistemnya agar yang di-layoff ini di-rescale dan dikasih kesempatan untuk upscale dan (mengembangkan) new skill," kata Sandiaga saat ditemui di Jakarta, Kamis.

"Supaya nanti, begitu ekonomi kita kembali meningkat di tahun depan, akan dibutuhkan para karyawan yang sempat di-PHK, karena mereka memiliki pengalaman," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Amazon akan perpanjang PHK hingga 2023 di tengah ekonomi "menantang"

Lebih lanjut, Menparekraf menilai masifnya PHK yang terjadi belakangan ini dapat disikapi sebagai salah satu dampak dari potensi resesi global. Meskipun Indonesia diyakini tidak memasuki zona resesi, lanjut dia, ini dinilai sebagai langkah antisipatif dari para pelaku usaha.

"Ini bisa dibilang sebagai langkah antisipatif dari para pelaku usaha, terutama teknologi karena berdampak dengan kemampuan mereka dalam menggalang pendanaan, dan membuka lini-lini baru. Mereka melakukan dengan apa yg disebut rightsizing, bukan downsizing," kata Sandiaga.

Jika dilihat dari kacamata bisnis, rightsizing merupakan istilah untuk "penyesuaian", di mana hal tersebut bukan mengarah tentang mengurangi biaya, namun lebih fokus untuk memenuhi tujuan bisnis baru.

Sementara, downsizing atau layoff -- sering disebut juga dengan "perampingan". Istilah ini berarti tindakan darurat selama masa kesulitan ekonomi sehingga perusahaan dapat mempertahankan profitabilitas. Perusahaan akan mengurangi tenaga kerja karyawan mereka untuk menghindari redudansi, sehingga mengurangi biaya keseluruhan.

Meski demikian, Menparekraf mengajak para pelaku usaha terkait untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan PHK tersebut kepada karyawannya.

"Karena market Indonesia terus bertumbuh, mereka (pelaku usaha) harus hati-hati dalam melakukan layoff. Jangan sampai 'daging' yang bagus itu justru hilang. Tapi, mereka juga melakukan penyesuaian yang mencakup adaptasi, inovasi dan kolaborasi. Ini, adalah salah satu langkah adaptasi," papar dia.

Sementara itu, beberapa waktu terakhir, sejumlah perusahaan, termasuk di Indonesia, dilaporkan melakukan PHK dengan jumlah yang tidak sedikit. Beberapa perusahaan yang melakukan hal tersebut antara lain Ruangguru, Grup GoTo, hingga Sirclo.

Baca juga: Sri Mulyani pertimbangkan pemberian bantuan atasi badai PHK

Baca juga: Kemnaker minta dilakukan dialog bipartit untuk hindari PHK

Baca juga: Startup mobil otonom Nuro PHK ratusan karyawan