Jakarta (ANTARA) - Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (Foreign Policy Community Indonesia/FPCI) kembali menggelar acara Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) yang ke-7 pada Sabtu, 26 November mendatang dengan tema ‘Navigating A Turbulent Ocean’.

Pendiri dan pimpinan FPCI Dino Patti Djalal mengatakan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, bahwa acara tersebut menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan yang terlibat dalam urusan politik luar negeri, termasuk pemerintahan, para duta besar negara asing, diplomat, pakar, pengusaha, mahasiswa, hingga para dosen dan selebriti.

Ia pun menjelaskan bahwa tema ‘Navigating A Turbulent Ocean’ dipilih untuk memunculkan diskusi terkait tantangan diplomasi bebas aktif Indonesia dalam mencari peran dan posisi yang tepat dalam situasi dunia yang tidak menentu.

“Dunia bukan hanya divided (terpecah) tapi juga dangerous (berbahaya), secara strategis banyak rivalitas dan konflik antara negara besar,” ujar Dino.

Dia juga menyebut berbagai tantangan lain seperti krisis ekonomi, krisis energi dan pangan, pandemi yang belum benar-benar tuntas, hingga permasalahan krisis.

“Bagaimana mengarungi dunia yang penuh tanda bahaya dan situasi multi-krisis yang dihadapi,” ujarnya merujuk pada diskusi-diskusi yang akan terjadi pada acara CIFP nantinya.

Festival diplomasi tersebut akan memfasilitasi diskusi publik terkait politik internasional Indonesia dalam berbagai bidang seperti rivalitas kekuatan besar dunia, geopolitik, keamanan, ekonomi, budaya, lingkungan, Indonesia Emas 2045, dan pemuda.

Berbagai narasumber telah dipastikan hadir dalam acara tersebut, di antaranya Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, aktris Dian Sastrowardoyo, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, Gubernur Lemhanas RI Andi Widjajanto, Mendag RI 2011-2014 Gita Wirjawan, dan Kepala BKPM tahun 2016-2019 Thomas Lembong.

Acara tersebut terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya, dan pendaftaran dapat dilakukan melalui laman www.cifp2022.com.

Sebagai tambahan, acara CIFP tahun ini juga akan menganugerahkan penghargaan Global Leadership Award kepada Presiden Joko Widodo untuk perannya selama presidensi Indonesia di G20 pada tahun 2022.

FPCI, bersama dengan lima asosiasi lainnya yakni Pemuda Muhammadiyah, Asosiasi Dosen Indonesia, Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia, Purna Paskibraka Indonesia DKI Jakarta, dan Indonesia Diaspora Network Global, memberikan penghargaan tersebut kepada Presiden atas dedikasi dan prakarsa dalam menjaga perdamaian dunia, menjembatani perbedaan, dan mengutamakan dialog dalam penyelesaian masalah global.

Baca juga: Dino Patti: upaya Jokowi damaikan Ukraina-Rusia harus berkelanjutan
Baca juga: Dino Patti Jalal: Agenda iklim tentukan kesuksesan Presidensi G20
Baca juga: Pendiri FPCI: Dialog diperlukan saat dunia semakin terpecah