"Pemerintah Indonesia terus mendorong dan percepatan pembangunan berkelanjutan dengan berbasis green economy, green industry, dan green technology," katanya dalam pembahasan terkait netralitas karbon, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Kamis.
Indonesia menargetkan untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam total sumber energi dari 11,5 persen pada 2021 menjadi sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Pada tahun 2021, percepatan transisi energi di pembangkit listrik Indonesia tercatat menurunkan sebesar 10,37 juta ton emisi karbon dioksida atau turun lebih dari dua kali lipat dari target.
Selain itu, Jepang dan Indonesia sepakat untuk menjadi inisiator dalam mewujudkan konsep Asia Zero Emission Community (AZEC) yang juga merupakan kesepakatan kedua kepala negara, Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan bilateral pada saat KTT G20 di Bali tanggal 14 November 2022.
Melalui inisiatif AZEC, Indonesia mendapatkan prioritas pertama pendanaan sebesar 500 juta dolar AS untuk mengimplementasikan program transisi energi dan memperluas kerja sama serta inisiatif dekarbonisasi publik-swasta.
Inisiatif AZEC didasari keyakinan kedua negara bahwa Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global akan menjadi motor penggerak perekonomian dunia sekaligus model dalam mewujudkan transisi energi yang rasional, berkelanjutan, dan berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan kondisi nasional yang berbeda.
Kedua negara juga meyakini keamanan pasokan, keterjangkauan, dan people-oriented menjadi kunci utama dalam proses transisi energi.
Baca juga: IECR: Pemberdayaan energi terbarukan Persetujuan Paris dapat dilakukan
Baca juga: Uni Eropa sebut resesi global berpotensi percepat transisi energi