Siswa MAN 2 Malang ciptakan robot penyapu sampah jalanan
24 November 2022 17:02 WIB
Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Malang yang Kaevlin Fadia Taqia (15) dan Givan Chiragia Rahman (15) menciptakan robot penyapu sampah organik. ANTARA/HO-Kemenag.
Jakarta (ANTARA) - Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Malang berhasil menciptakan robot penyapu/pembersih sampah organik jalanan yang ditampilkan dalam Kompetisi Robotik Madrasah 2022 di Universitas Negeri Yogyakarta.
Robot yang diciptakan Kaevlin Fadia Taqia (15) dan Givan Chiragia Rahman (15) ini diberi sebutan Folium Bot Autonomus Road Rubbish Sweeper Machine Based on Deep Learning.
"Kami mengembangkannya selama dua bulan, sebelum tampil di sini," ujar Kaevlin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kemenag gelar kompetisi Robotik Madrasah 2022 di Yogyakarta
Kaevlin menjelaskan robot pengambil sampah pada prinsipnya bekerja layaknya truk sampah yang dapat memungut sampah organik yang terserak di jalanan dengan cara menyedotnya dengan vacuum. Robotnya dapat mengenali jenis-jenis sampah dan mampu menganalisa tantangan yang ia hadapi.
Salah satu komponen utama robot ini adalah Arduino Mega, sebuah sirkuit yang memberikan perintah pada motor untuk melakukan mobilitas. Selain itu, robot ini diberi motor penggerak, omniwheel PG28. Dengan model roda banyak, robot ini dapat bergerak ke segala arah secara efektif tanpa harus memutar.
Untuk dapat mengenali objek, Folium Bot menginderanya dengan kamera dan sensor untrasonik. Dengan dua indera itu, ia dapat mendeteksi objek dan memutuskannya sebagai sampah organik atau bukan.
Dengan alat itu, ia juga dapat mengenali obyek yang bukan sasaran, dan akan berhenti atau menghindar apabila lajunya terhalang.
Semua input data yang masuk diolah dalam memori, yang masih diperankan oleh laptop. Laptop digunakan untuk mengolah data, termasuk mengenalkan obyek pada robot agar ia tahu mana sampah dan mana yang bukan.
Untuk membuat pekerjaannya efektif, robot ini mengusung vacuum cleaner yang memiliki daya hisab cukup. Bila ditaruh di jalanan, Folium Bot akan mulai berjalan mencari daun-daun kering, ranting, dan obyek lain yang dapat ia bersihkan, lalu menyedotnya dengan vacuum.
Folium Bot akan terus mengulanginya hingga kapasitas kantong plastiknya penuh. Jika lambungnya sudah penuh ia akan berhenti. Peran manusia hanya melepas lambung sampah dan menggantinya dengan yang baru.
Baca juga: Pendaftaran kompetisi robotik madrasah dibuka hingga 26 Oktober
Baca juga: 12 siswi madrasah ikuti lomba robotik di Australia
"Robot ini ditenagai baterai accumulator 12 Volt dan baterai Li-Pro yang dilengkapi travo step down sebagai penurun tegangan," kata dia.
Robot buatan siswa berusia 15 tahun itu aplikatif untuk menunjang peradaban manusia, khususnya Indonesia yang menghadapi masalah sampah serius.
"Kami sebagai generasi muda merasa bertanggung jawab atas masalah lingkungan. Sehingga, kami berinisiatif membuat inovasi, yaitu Folium Bot," ujar Ghivan Chiragia.
Sebelumnya, Kementerian Agama menggelar kompetisi Robotik Madrasah 2022 di Gedung Olah Raga Universitas Negeri Yogyakarta. Pada gelaran Kompetisi Robotik Madrasah kali ini, sebanyak 180 robot beradu pintar di ajang yang mengambil tema The Next Generation of Robots: Making Better Life.
Robot yang diciptakan Kaevlin Fadia Taqia (15) dan Givan Chiragia Rahman (15) ini diberi sebutan Folium Bot Autonomus Road Rubbish Sweeper Machine Based on Deep Learning.
"Kami mengembangkannya selama dua bulan, sebelum tampil di sini," ujar Kaevlin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kemenag gelar kompetisi Robotik Madrasah 2022 di Yogyakarta
Kaevlin menjelaskan robot pengambil sampah pada prinsipnya bekerja layaknya truk sampah yang dapat memungut sampah organik yang terserak di jalanan dengan cara menyedotnya dengan vacuum. Robotnya dapat mengenali jenis-jenis sampah dan mampu menganalisa tantangan yang ia hadapi.
Salah satu komponen utama robot ini adalah Arduino Mega, sebuah sirkuit yang memberikan perintah pada motor untuk melakukan mobilitas. Selain itu, robot ini diberi motor penggerak, omniwheel PG28. Dengan model roda banyak, robot ini dapat bergerak ke segala arah secara efektif tanpa harus memutar.
Untuk dapat mengenali objek, Folium Bot menginderanya dengan kamera dan sensor untrasonik. Dengan dua indera itu, ia dapat mendeteksi objek dan memutuskannya sebagai sampah organik atau bukan.
Dengan alat itu, ia juga dapat mengenali obyek yang bukan sasaran, dan akan berhenti atau menghindar apabila lajunya terhalang.
Semua input data yang masuk diolah dalam memori, yang masih diperankan oleh laptop. Laptop digunakan untuk mengolah data, termasuk mengenalkan obyek pada robot agar ia tahu mana sampah dan mana yang bukan.
Untuk membuat pekerjaannya efektif, robot ini mengusung vacuum cleaner yang memiliki daya hisab cukup. Bila ditaruh di jalanan, Folium Bot akan mulai berjalan mencari daun-daun kering, ranting, dan obyek lain yang dapat ia bersihkan, lalu menyedotnya dengan vacuum.
Folium Bot akan terus mengulanginya hingga kapasitas kantong plastiknya penuh. Jika lambungnya sudah penuh ia akan berhenti. Peran manusia hanya melepas lambung sampah dan menggantinya dengan yang baru.
Baca juga: Pendaftaran kompetisi robotik madrasah dibuka hingga 26 Oktober
Baca juga: 12 siswi madrasah ikuti lomba robotik di Australia
"Robot ini ditenagai baterai accumulator 12 Volt dan baterai Li-Pro yang dilengkapi travo step down sebagai penurun tegangan," kata dia.
Robot buatan siswa berusia 15 tahun itu aplikatif untuk menunjang peradaban manusia, khususnya Indonesia yang menghadapi masalah sampah serius.
"Kami sebagai generasi muda merasa bertanggung jawab atas masalah lingkungan. Sehingga, kami berinisiatif membuat inovasi, yaitu Folium Bot," ujar Ghivan Chiragia.
Sebelumnya, Kementerian Agama menggelar kompetisi Robotik Madrasah 2022 di Gedung Olah Raga Universitas Negeri Yogyakarta. Pada gelaran Kompetisi Robotik Madrasah kali ini, sebanyak 180 robot beradu pintar di ajang yang mengambil tema The Next Generation of Robots: Making Better Life.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: