Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membidik industri fesyen muslim Indonesia menjadi pemain global, di mana peluang itu lahir dari potensi belanja umat muslim dunia yang mencapai 295 miliar dolar AS.

Hal itu juga diperkuat dengan kinerja industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional yang tumbuh 13,44 persen pada triwulan III 2022.

“Untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari semua pihak dalam rangka bersama-sama membangun ekosistem ekosistem fesyen muslim Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Pembangunan ekosistem industri fesyen muslim dimulai dari hulu, terkait dengan akses bahan baku, produksi, branding, serta kegiatan pameran dan promosi.

“Selain itu ekosistem industri fesyen juga memerlukan sumber daya manusia industri yang kompeten, sehingga memerlukan skema kualifikasi nasional yang merupakan integrasi antara bidang Pendidikan, bidang pelatihan kerja, serta dunia usaha,” jelasnya.

Kemenperin menyadari terdapat beberapa isu utama dan tantangan dalam pengembangan fesyen muslim, di antaranya terkait ketersediaan bahan baku dan inkubator fesyen muslim yang masih terbatas.Kondisi ini membutuhkan akselerator, research and development, serta pembenahan pedoman desain kreatif fesyen.

Baca juga: Mendag optimistis Indonesia bisa jadi kiblat fesyen Muslim dunia

Untuk itu Kemenperin bersinergi dengan berbagai pihak untuk mengakselerasi pemberdayaan industri fesyen, yang sejalan dengan Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Selanjutnya Kemenperin menjalankan program peningkatan literasi, edukasi, kampanye, sosialisasi, serta promosi industri halal melalui penghargaan dan pameran.

Mulai 2021 Kemenperin menyelenggarakan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) untuk memberikan apresiasi khusus kepada berbagai pihak dan pemangku kebijakan yang berperan aktif dalam penumbuhan, pengembangan, dan pemberdayaan, industri halal nasional.

Sementara itu penguatan industri TPT dalam negeri juga dilakukan untuk mengoptimalkan potensi industri fesyen muslim, antara lain melalui program restrukturisasi mesin/peralatan pada industri penyempurnaan kain dan industri pencetakan kain.

Kemudian Kemenperin bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan menetapkan instrumen pengendalian impor untuk menjamin dan menjaga pasar TPT dalam negeri.

Kemenperin juga menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pembahasan Peta Jalan Modest Fashion pada 21-23 November 2022 dan turut andil dalam penyusunan Buku Panduan untuk Modest Fashion yang diterbitkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Baca juga: Kemenperin sebut industri fesyen muslim RI masuk peringkat tiga dunia