Jakarta (ANTARA) - Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal mengatakan kolaborasi yang dilakukan para guru dapat menciptakan sekolah masa depan, yakni sekolah yang menyenangkan.

“Banyak warga menganggap bahwa praktik pembelajaran yang menyenangkan hanya terdapat pada sekolah-sekolah elit, sehingga menciptakan paradigma dalam pembentukan adanya eksklusifitas dalam sistem pembelajaran,” ujar Rizal di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kemendikbudristek dorong guru berkolaborasi dengan berbagai program

Menurut dia, hal itu tidak sepenuhnya benar. Seluruh pelaku pendidikan juga dapat menjalankan praktik-praktik pembelajaran yang menyenangkan sebagai upaya transformasi pendidikan di Indonesia.

Sebelumnya, GSM menyelenggarakan School Expo yang bertujuan untuk penyebaran cerita titik balik perubahan pola pikir dan transformasi sekolah melalui praktik-praktik baik, serta pengalaman dan riset para guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai GSM.

“Kegiatan ini mengingatkan kembali pada nilai-nilai yang digagas oleh GSM agar sekolah-sekolah di Indonesia menjadi menyenangkan,” kata dia.

Baca juga: Akademisi: Kolaborasi guru-orang tua penting dalam penguatan karakter

Dengan sekolah yang menyenangkan, kata dia, dapat membangun antusiasme belajar murid, kembali memanusiakan manusia dengan menuntun segala potensi dan bawaan lahiriah manusia untuk keluar, serta mencapai kesempatan yang setara dalam mengakses pendidikan berkualitas (nonkastanisasi).

“GSM itu sebagai komunitas kolaborator. School Expo ini adalah contoh nyata bahwa semua guru dan sekolah adalah penggerak untuk memulai perubahan dan mengimbaskan perubahannya menjadi gerakan bersama menciptakan komunitas belajar profesional secara inklusif,” kata dia.

Menurut dia, semua guru dan sekolah adalah pemimpin perubahan yang berperan menyiapkan sekolah masa depan. School Expo itu bertujuan membangun budaya pendidikan baru untuk mengantisipasi perubahan dunia di masa depan yang semakin tak menentu.

Baca juga: Pemerhati: Pengembangan kapasitas guru butuh kolaborasi semua pihak

“Segala potensi murid dan guru yang berbeda diberi ruang adil untuk berkembang setara, dan yang terpenting mengedepankan aspek dialogis, daya imajinasi dalam mengkreasikan berbagai karya agar fresh dan orisinil, serta memformulasikan sesuatu yang baru, mudah diadopsi, dan diimplementasikan, tetapi memiliki makna filosofi pendidikan yang tinggi,” kata Rizal.