BMKG-PUPR koordinasi bersihkan material longsor cegah banjir bandang
23 November 2022 14:50 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan perhitungan gempa dalam briefing pers gempa M 5,6 di Pendopo Bupati Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). (ANTARA/HO-BMKG)
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membersihkan material lereng yang longsor pascagempa Cianjur, Jawa Barat, guna mencegah banjir bandang.
"Material lereng yang runtuh seperti tanah, batu, pohon, kerikil, dan lainnya harus dibersihkan agar tidak terbawa air dan menjadi banjir bandang. Kami berkoordinasi dengan PUPR," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, banjir bandang pascagempa pernah terjadi saat gempa Palu, Sulawesi Tengah, dan Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Baca juga: BMKG padukan data PVMBG guna rekonstruksi bangunan pascagempa Cianjur
Saat ini, kata dia, curah hujan sedang meningkat menuju puncaknya pada Desember 2022 hingga Januari 2023.
"Jadi harus diwaspadai kemungkinan terjadinya bencana ikutan usai gempa Cianjur," tuturnya.
Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam ikutan seperti banjir bandang yang membawa material reruntuhan lereng akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11).
Dwikorita juga menyampaikan bahwa intensitas gempa susulan di Kabupaten Cianjur semakin melandai dalam waktu empat hari ke depan sejak Selasa (22/11).
Baca juga: BMKG: Informasi resmi kebencanaan hanya dari instansi pemerintah
Hingga Rabu (23/11) pukul 08.00 WIB, jumlah gempa susulan yang tercatat BMKG ada sebanyak 162 gempa dengan magnitudo terbesar 4.2 dan terkecil pada magnitudo 1.2.
"Gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, dan yang bisa mencatat adalah alat, dan ada beberapa yang dapat dirasakan. Insya Allah, dalam kurun waktu empat hari ke depan, gempa-gempa susulan tersebut sudah reda dan stabil," tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat yang ada di pengungsian maupun di rumah untuk tetap tenang dan jangan percaya dengan kabar, berita maupun informasi yang tidak jelas asal muasalnya yang justru menambah kecemasan.
Baca juga: BMKG prediksi gempa di Cianjur terulang setiap 20 tahun
"Pastikan informasi resmi hanya dari BMKG melalui kanal-kanal komunikasi resmi. Insya Allah, kondisi di Cianjur saat ini semakin stabil," ucapnya.
"Material lereng yang runtuh seperti tanah, batu, pohon, kerikil, dan lainnya harus dibersihkan agar tidak terbawa air dan menjadi banjir bandang. Kami berkoordinasi dengan PUPR," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, banjir bandang pascagempa pernah terjadi saat gempa Palu, Sulawesi Tengah, dan Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Baca juga: BMKG padukan data PVMBG guna rekonstruksi bangunan pascagempa Cianjur
Saat ini, kata dia, curah hujan sedang meningkat menuju puncaknya pada Desember 2022 hingga Januari 2023.
"Jadi harus diwaspadai kemungkinan terjadinya bencana ikutan usai gempa Cianjur," tuturnya.
Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam ikutan seperti banjir bandang yang membawa material reruntuhan lereng akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11).
Dwikorita juga menyampaikan bahwa intensitas gempa susulan di Kabupaten Cianjur semakin melandai dalam waktu empat hari ke depan sejak Selasa (22/11).
Baca juga: BMKG: Informasi resmi kebencanaan hanya dari instansi pemerintah
Hingga Rabu (23/11) pukul 08.00 WIB, jumlah gempa susulan yang tercatat BMKG ada sebanyak 162 gempa dengan magnitudo terbesar 4.2 dan terkecil pada magnitudo 1.2.
"Gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, dan yang bisa mencatat adalah alat, dan ada beberapa yang dapat dirasakan. Insya Allah, dalam kurun waktu empat hari ke depan, gempa-gempa susulan tersebut sudah reda dan stabil," tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat yang ada di pengungsian maupun di rumah untuk tetap tenang dan jangan percaya dengan kabar, berita maupun informasi yang tidak jelas asal muasalnya yang justru menambah kecemasan.
Baca juga: BMKG prediksi gempa di Cianjur terulang setiap 20 tahun
"Pastikan informasi resmi hanya dari BMKG melalui kanal-kanal komunikasi resmi. Insya Allah, kondisi di Cianjur saat ini semakin stabil," ucapnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: