Kementan dorong integrasi agribisnis untuk pembangunan pertanian
22 November 2022 20:26 WIB
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. (ANTARA/HO-Humas Kementan)
Kabupaten Bogor (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong integrasi agribisnis untuk keberlangsungan pembangunan pertanian di Indonesia melalui beberapa program unggulan.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Bogor, Selasa, mengatakan, untuk memajukan pertanian, khususnya meningkatkan kesejahteraan petani, peningkatan produksi dan produktivitas di subsektor budidaya saja tidak cukup.
"Karena itu, perlu diterapkan integrasi yang menyeluruh dari hulu sampai hilir, dari budidaya sampai pemasaran serta dukungan dari sektor di luar pertanian. Integrasi ini dimungkinkan terwujud dalam agribisnis modern," kata Mentan.
Baca juga: Mentan: Penguatan pangan berkelanjutan antisipasi krisis dunia
Beberapa program Kementerian Pertanian yang mendukung transformasi ini antara lain pendirian food estate yang mendorong korporasi petani, fasilitasi alsintan, bantuan akses permodalan, serta berbagai pelatihan bidang pertanian dan manajemen usaha.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan, wirausaha pertanian memegang peran sangat penting dalam menjamin keberlangsungan pembangunan pertanian.
Menurutnya, penumbuhan wirausaha perlu terus didorong, terlebih bila dikaitkan dengan rasio kewirausahaan Indonesia yang pada 2022 baru mencapai 3,47 persen.
"Saya mengajak seluruh petani Indonesia, poktan, gapoktan, KWT, P4S, petani milenial, dan petani andalan agar semua berbisnis pertanian alias kita harus bangun agribisnis. Jadi, wirausaha pertanian itu yang sesungguhnya akan menjamin kebersinambungan pertanian kita," kata Dedi saat soft opening Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume IV 2022, Jakarta, Selasa.
Dedi menjelaskan, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sedang melakukan transformasi dari pertanian yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, dan tetangga, menjadi tempat menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
"Pertanian itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tidaknya hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tapi pertanian itu harus kita jadikan tempat mencari duit sebanyak-banyaknya," tegas Dedi.
Baca juga: Mentan apresiasi panen padi gunakan Biosaka capai 8,9 ton per ha
Selain itu, sambung Dedi, Kementan juga sedang melakukan transformasi dari pertanian konvensional ke pertanian modern. Dengan alsintan, yang menjadi ciri khas pertanian modern, proses pertanian bisa dilakukan dengan cepat, efisien, dan mampu meningkatkan produksi.
"Waktu jumlah penduduk Indonesia kurang dari 100 juta jiwa, cara konvensional masih aman. Sekarang, penduduk Indonesia sudah 273 juta jiwa. Kalau masih menggunakan cara konvensional, produksi pertanian kita tidak mungkin mencukupi pangan 273 juta jiwa tersebut," tutur Dedi.
Selanjutnya, Dedi menyebutkan, paling tidak ada tiga jurus jitu untuk membangun wirausaha pertanian. Pertama, smart farming, yakni pertanian yang dilakukan dengan cara-cara cerdas dan dilakukan oleh orang-orang cerdas.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Bogor, Selasa, mengatakan, untuk memajukan pertanian, khususnya meningkatkan kesejahteraan petani, peningkatan produksi dan produktivitas di subsektor budidaya saja tidak cukup.
"Karena itu, perlu diterapkan integrasi yang menyeluruh dari hulu sampai hilir, dari budidaya sampai pemasaran serta dukungan dari sektor di luar pertanian. Integrasi ini dimungkinkan terwujud dalam agribisnis modern," kata Mentan.
Baca juga: Mentan: Penguatan pangan berkelanjutan antisipasi krisis dunia
Beberapa program Kementerian Pertanian yang mendukung transformasi ini antara lain pendirian food estate yang mendorong korporasi petani, fasilitasi alsintan, bantuan akses permodalan, serta berbagai pelatihan bidang pertanian dan manajemen usaha.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan, wirausaha pertanian memegang peran sangat penting dalam menjamin keberlangsungan pembangunan pertanian.
Menurutnya, penumbuhan wirausaha perlu terus didorong, terlebih bila dikaitkan dengan rasio kewirausahaan Indonesia yang pada 2022 baru mencapai 3,47 persen.
"Saya mengajak seluruh petani Indonesia, poktan, gapoktan, KWT, P4S, petani milenial, dan petani andalan agar semua berbisnis pertanian alias kita harus bangun agribisnis. Jadi, wirausaha pertanian itu yang sesungguhnya akan menjamin kebersinambungan pertanian kita," kata Dedi saat soft opening Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume IV 2022, Jakarta, Selasa.
Dedi menjelaskan, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sedang melakukan transformasi dari pertanian yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, dan tetangga, menjadi tempat menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
"Pertanian itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tidaknya hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tapi pertanian itu harus kita jadikan tempat mencari duit sebanyak-banyaknya," tegas Dedi.
Baca juga: Mentan apresiasi panen padi gunakan Biosaka capai 8,9 ton per ha
Selain itu, sambung Dedi, Kementan juga sedang melakukan transformasi dari pertanian konvensional ke pertanian modern. Dengan alsintan, yang menjadi ciri khas pertanian modern, proses pertanian bisa dilakukan dengan cepat, efisien, dan mampu meningkatkan produksi.
"Waktu jumlah penduduk Indonesia kurang dari 100 juta jiwa, cara konvensional masih aman. Sekarang, penduduk Indonesia sudah 273 juta jiwa. Kalau masih menggunakan cara konvensional, produksi pertanian kita tidak mungkin mencukupi pangan 273 juta jiwa tersebut," tutur Dedi.
Selanjutnya, Dedi menyebutkan, paling tidak ada tiga jurus jitu untuk membangun wirausaha pertanian. Pertama, smart farming, yakni pertanian yang dilakukan dengan cara-cara cerdas dan dilakukan oleh orang-orang cerdas.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: