Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat seiring pelaku pasar yang menantikan risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

Rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp15.697 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.713 per dolar AS.

"Rupiah menguat di tengah koreksi pada dolar AS. Investor cenderung wait and see menjelang risalah pertemuan FOMC besok," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

Indeks dolar AS turun 0,08 persen menjadi 107,68. Indeks telah naik mendekati 0,8 persen semalam, kenaikan harian terbesar sejak 3 November.

Investor terus menilai ulang ekspektasi seberapa tinggi The Fed akan menaikkan suku bunga ketika berupaya menurunkan inflasi dari mendekati level tertinggi dalam 40 tahun.

Baca juga: Dolar setop menguat di Asia, pasar khawatir COVID China meningkat

Pidato dari pembicara The Fed pada Senin (21/11) memberikan beberapa kejutan, dengan Presiden The Fed Cleveland, Loretta Mester, mengatakan bank sentral dapat menurunkan kenaikan suku bunga ke yang lebih kecil mulai bulan depan.

Sementara Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, mengatakan dampak riil dunia dari kenaikan suku bunga kemungkinan lebih besar dari target suku bunga jangka pendeknya.

"Selain itu investor juga mengantisipasi liburan Thanksgiving yang memperpendek sesi perdagangan minggu ini," ujar Lukman.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.707 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.697 per dolar AS hingga Rp15.728 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp15.716 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.707 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah 12 poin
Baca juga: Rubel pangkas kerugian awal, menjadi sekitar 61 terhadap dolar