Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa para santri yang berwirausaha atau disebut dengan santriprenuer harus diarahkan dan disiapkan dalam sektor-sektor strategis yang menjadi prioritas.

“Saya ingin mengatakan bahwa kita harus juga (mengetahui) apa keunggulan domestiknya. Karena itu santriprenuer ini juga, menurut saya, kita harus arahkan, kita siapkan para calon saudagar-saudagar yang bayar zakat itu nanti di sektor-sektor yang strategis,” kata Teten saat menghadiri Santripreneur Award di Muamalat Tower, Jakarta, Senin (21/11) malam.

Teten menekankan bahwa Indonesia harus memiliki sektor prioritas dengan mencari keunggulan produk domestik yang dapat ditawarkan kepada dunia. Dia mencontohkan bagaimana Norwegia yang pendapatan negaranya berasal dari budidaya ikan salmon serta bagaimana New Zealand mengedepankan produk domestik mencakup daging, susu, dan buah kiwi.

“Kita juga harus punya prioritas (sektor). Sekarang di seluruh dunia itu sedang mencari apa keunggulan domestiknya,” ujar Teten.

Baca juga: "Santripreneur Award 2022" beri penghargaan tiga santri daerah

Baca juga: Teten targetkan 10 ribu santripreneur tercipta melalui kopontren


Dia mengingatkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor kelautan. Selain sektor berbasis sumber daya alam, Teten juga mengingatkan bahwa negara ini memiliki kekayaan dan keragaman budaya yang dapat menjadi sumber produk-produk berbasis kreativitas.

Menurut Teten, perlu adanya pendekatan inkubasi dalam menyiapkan wirausaha yang tangguh. Oleh sebab itu, dia mendorong penyiapan inkubator-inkubator di kampus dan pesantren. Dia berpendapat bahwa pendekatan ini penting untuk dilakukan ketimbang melalui pendekatan seminar dan pelatihan.

“Untuk menyiapkan pengusaha yang tangguh ini memang harus pendekatannya inkubasi. Jadi (seperti) telornya dipilih dulu yang unggul dan vertilitasnya tinggi. Kemudian dierami, ditetaskan, dibesarkan,” kata Teten.

Dia mengatakan Indonesia perlu untuk terus menambah jumlah wirausaha karena rasio kewirausahaan nasional baru mencapai 3,47 persen. Dia mencontohkan, Singapura dengan jumlah penduduk kurang dari 5 juta sudah mencapai rasio kewirausahaan sebesar 8,6 persen. Rata-rata, imbuh Teten, negara maju memiliki rasio kewirausahaan sekitar 10-12 persen.

Teten mengatakan pemerintah Indonesia menargetkan kenaikan angka rasio kewirausahaan itu menjadi 3,95 persen pada 2024. Oleh sebab itu, kata Teten, pemerintah juga sedang menyiapkan program untuk menambah jumlah wirausaha.

“Target kita di 2024 itu 3,95 persen. Syukur-syukur bisa 4 persen karena syarat menjadi negara maju itu minimum 4 persen,” ujar dia.*

Baca juga: Semen Indonesia dorong munculnya banyak wirausahawan dari pesantren

Baca juga: Menperin: Pesantren berpotensi besar tumbuhkan ekosistem IKM tanah air