Kemenko PMK: 46 jiwa di Kabupaten Cianjur meninggal akibat gempa
21 November 2022 17:20 WIB
Sejumlah pegawai mengevakuasi rekannya yang terluka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 di Bunikasih, Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Berdasarkan data BNPB pukul 16.15 WIB korban meninggal akibat gempa tersebut mencapai 17 orang. ANTARA FOTO/HO-Humas BPBD Cianjur/wpa/tom/aa.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menginformasikan bahwa 46 warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meninggal akibat gempa magnitudo (M) 5,6 yang terjadi di darat pada Senin.
"Update dampak bencana Cianjur sampai dengan pukul 16.15 WIB, korban meninggal dunia 46 jiwa dan terdapat lebih dari 100 orang mengalami luka-luka," kata Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen pasca Bencana Kemenko PMK Nelwan Harahap kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Nelwan menambahkan, Kemenko PMK telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait dengan pengiriman tim tenaga kesehatan ke lokasi bencana.
"Menurut rencana malam ini akan dikerahkan 10 dokter dan 20 perawat dari Kemenkes dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Baca juga: Gempa menyebabkan 12 siswa SMKN 1 Cugenang di Cianjur terluka
Baca juga: BNPB: 17 warga di Kabupaten Cianjur meninggal akibat gempa
Untuk bantuan logistik, tenda pengungsi, tenda keluarga, dan selimut, kata dia, Kemenko PMK telah berkoordinasi dengan BNPB dan Kemensos.
"Malam ini akan dikirim bantuan ke lokasi bencana untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi," katanya.
Gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,6 berpusat di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Fenomena ini terjadi pada Senin (21/11), pukul 13.21 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau modified Mercalli intensity, wilayah Cianjur V-VI MMI, Garut dan Sukabumi IV – V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah III MMI, Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta dan Depok II – III MMI.
Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
Baca juga: BNPB laporkan dua warga Cianjur meninggal pascagempa M 5,6
Baca juga: PMI Cianjur catat ada satu orang tertimpa rumah ambruk akibat gempa
"Update dampak bencana Cianjur sampai dengan pukul 16.15 WIB, korban meninggal dunia 46 jiwa dan terdapat lebih dari 100 orang mengalami luka-luka," kata Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen pasca Bencana Kemenko PMK Nelwan Harahap kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Nelwan menambahkan, Kemenko PMK telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait dengan pengiriman tim tenaga kesehatan ke lokasi bencana.
"Menurut rencana malam ini akan dikerahkan 10 dokter dan 20 perawat dari Kemenkes dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Baca juga: Gempa menyebabkan 12 siswa SMKN 1 Cugenang di Cianjur terluka
Baca juga: BNPB: 17 warga di Kabupaten Cianjur meninggal akibat gempa
Untuk bantuan logistik, tenda pengungsi, tenda keluarga, dan selimut, kata dia, Kemenko PMK telah berkoordinasi dengan BNPB dan Kemensos.
"Malam ini akan dikirim bantuan ke lokasi bencana untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi," katanya.
Gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,6 berpusat di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Fenomena ini terjadi pada Senin (21/11), pukul 13.21 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau modified Mercalli intensity, wilayah Cianjur V-VI MMI, Garut dan Sukabumi IV – V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah III MMI, Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta dan Depok II – III MMI.
Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
Baca juga: BNPB laporkan dua warga Cianjur meninggal pascagempa M 5,6
Baca juga: PMI Cianjur catat ada satu orang tertimpa rumah ambruk akibat gempa
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: