Abuja (ANTARA News) - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan meberikan bantuan kepada Nigeria untuk memberantas malaria yang melanda negara itu, kata Kepala Perwakilan IAEA di Nigeria, Dr Colin Malcolm. Ia mengemukakan hal itu pada Kamis aat mengunjungi Pusat Penelitian Antariksa Nigeria (NASRDA). Malcolm mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan pengenalan tehnik sterilisasi kepada Nigeria yang bertujuan membuat nyamuk malaria betina, medium penyebar penyakit yang sangat mudah menyebar itu, menjadi mandul, sehinga penyebaran penyakit itu dapat dibendung. Tehnik tersebut, menurut dia, biayanya relatif murah dan memberikan jawaban bagi pengendalian penyebaran malaria di negara itu. Namun, ia pun menegaskan, kematian yang diakibatkan malaria masih tetap menjadi hal yang dikhawatirkan. Penyakit malaria, dalam penilaiannya, tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di Nigeria, terutama di kalangan kelompok rentan, yaitu wanita yang tengah hamil dan anak-anak balita. Kunjungan pihak IAEA tersebut merupakan inisiatif pemerintah Nigeria yang berkeinginan menggunakan teknologi tenaga nuklir dalam mengendalikan malaria. Malcolm mengatakan, Tim IAEA telah membahs dengan pihak NASRDA untuk mendapatkan data yang diperlukan, sehingga program bantuan tersebut dapat menemukan sistem sterilisasi yang tepat, dan tidak menutup kemungkinan ditemukannya hal ilmiah lainnya. Direktur NASRDA, Joseph Akinyede, mengatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya telah menemukan sistem peringatan dini terhadap malaria di negerinya, serta memberikan kesempatan untuk tindakan penanggulangan secara segera. Sementara itu, Menteri Muda Kesehatan Nigeria, Halimat Alao, menyerukan kepada semua warga Nigeria untuk mendukung penuh program pengendalian malaria tersebut. Pada pertemuan massa di Abuja, Rabu, saat memperingati hari malaria internasional, Alao mengatakan bahwa peran aktif rakyat akan sangat menentukan keberhasilan program pengadilan malaria dalam strategi baru yang dinamai Roll Back Balaria (RBM). Alao mengatakan, walaupun malaria adalah penyakit yang dapat disembuhkan, dan sekaligus dicegah, namun masih tetap merupakan pembunuh terbesar di negeri itu, terutama dikalangan wanita hamil. Ia mengatakan, Nigeria sejauh ini telah melakukann berbagai cara dan strategi dalam memerangi malaria, termasuk melakukan cara penanganan menggunakan metoda "bertindak segera dan tepat" dalam menangani kasus baru, serta melakukan program penyuluhan pencegahan, terutama kepada kalangan ibu hamil. (*)