Tenis
Djokovic tutup musim dengan gelar ATP Finals
21 November 2022 09:06 WIB
Petenis Serbia Novak Djokovic merayakan dengan trofi setelah memenangi final tunggal putra ATP Finals melawan petenis Norwegia Casper Ruud di Turin, Italia, Minggu (20/11/2022). ANTARA/REUTERS/Guglielmo Mangiapane/aa.
Jakarta (ANTARA) - Novak Djokovic memenangi gelar ATP Finals keenam, yang menyamai rekor Roger Federer pada turnamen akhir tahun itu, setelah mengalahkan petenis Norwegia Casper Ruud 7-5, 6-3 di Turin, Italia, Minggu waktu setempat.
Petenis Serbia itu mengaku "sangat puas" dapat mengakhiri tahun yang bermasalah dan terjeda dengan meraih gelar tersebut.
Petenis berusia 35 tahun, yang menjadi pemain tertua yang memenangi ATP Finals, itu menutup musim ini dengan baik di mana dia melewatkan dua pertandingan utama karena status vaksinnya.
"Rasanya sangat memuaskan dan, pada saat yang sama, sangat melegakan karena keadaan yang saya alami tahun ini, situasi awal tahun ini, tentu saja dengan Australia," kata Djokovic, seperti disiarkan AFP.
"Kita tidak perlu kembali membicarakan itu. Kita tahu apa yang terjadi."
Pada Januari, Djokovic ditahan dan dideportasi dari Australia karena statusnya yang tidak divaksin COVID-19, dan melewatkan Australian Open.
"Itu jelas berpengaruh pada awal tahun saya. Selama beberapa bulan pertama, saya mencoba untuk menemukan keseimbangan permainan, juga secara mental untuk dapat kembali ke lapangan dan menemukan level tenis yang saya butuhkan."
Baca juga: Australia pastikan visa Australian Open untuk Djokovic
Djokovic awalnya dilarang kembali ke Australia sebelum 2025, tetapi pada awal pekan ini pemerintah setempat mengatakan juara Australian Open sembilan kali itu akan dapat berkompetisi pada turnamen yang akan dimulai pada Januari itu.
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi saya tahu apa yang ada dalam pikiran saya adalah rasa lapar yang sangat besar untuk memenangi trofi," kata Djokovic.
Kemenangan di Turin terjadi tujuh tahun setelah kemenangan ATP Finals terakhirnya, dan akan mengangkat peringkatnya, dari delapan menjadi ke lima dalam peringkat baru, yang akan dirilis Senin, di akhir musim di mana dia juga menjuarai Wimbledon.
Sementara Carlos Alcaraz, yang absen di ATP Finals karena cedera, tetap menduduki peringkat pertama.
"Dalam pikiran saya, saya selalu melihat diri saya sebagai pemain terbaik di dunia, tentu saja," kata Djokovic.
"Bukan saya. Saya kelima. Pekan ini mungkin saya kelima. Secara keseluruhan peringkat menunjukkan siapa yang memiliki tahun terbaik, dan Alcaraz adalah No.1 di dunia."
Djokovic dan istrinya membawa putranya yang berusia delapan tahun dan putrinya yang berusia lima tahun ke Turin.
"Sangat istimewa bagi saya," ujar Djokovic.
"Saya tidak sering mengalami momen-momen ini dalam tur bersama mereka."
"Saya sering membawa kedua anak saya, terutama putra saya, ke sesi latihan tenis, pemanasan, pertandingan. Dia sangat keras, harus saya katakan. Saya sangat terkejut. Saya bisa mendengar suaranya sepanjang waktu."
"Mereka berdua sekarang menyadari apa yang terjadi, apa yang dilakukan sang ayah."
Baca juga: Djokovic amankan tempat di final ATP Finals
Baca juga: Ruud bukukan pertemuan dengan Djokovic di final ATP Finals
Petenis Serbia itu mengaku "sangat puas" dapat mengakhiri tahun yang bermasalah dan terjeda dengan meraih gelar tersebut.
Petenis berusia 35 tahun, yang menjadi pemain tertua yang memenangi ATP Finals, itu menutup musim ini dengan baik di mana dia melewatkan dua pertandingan utama karena status vaksinnya.
"Rasanya sangat memuaskan dan, pada saat yang sama, sangat melegakan karena keadaan yang saya alami tahun ini, situasi awal tahun ini, tentu saja dengan Australia," kata Djokovic, seperti disiarkan AFP.
"Kita tidak perlu kembali membicarakan itu. Kita tahu apa yang terjadi."
Pada Januari, Djokovic ditahan dan dideportasi dari Australia karena statusnya yang tidak divaksin COVID-19, dan melewatkan Australian Open.
"Itu jelas berpengaruh pada awal tahun saya. Selama beberapa bulan pertama, saya mencoba untuk menemukan keseimbangan permainan, juga secara mental untuk dapat kembali ke lapangan dan menemukan level tenis yang saya butuhkan."
Baca juga: Australia pastikan visa Australian Open untuk Djokovic
Djokovic awalnya dilarang kembali ke Australia sebelum 2025, tetapi pada awal pekan ini pemerintah setempat mengatakan juara Australian Open sembilan kali itu akan dapat berkompetisi pada turnamen yang akan dimulai pada Januari itu.
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi saya tahu apa yang ada dalam pikiran saya adalah rasa lapar yang sangat besar untuk memenangi trofi," kata Djokovic.
Kemenangan di Turin terjadi tujuh tahun setelah kemenangan ATP Finals terakhirnya, dan akan mengangkat peringkatnya, dari delapan menjadi ke lima dalam peringkat baru, yang akan dirilis Senin, di akhir musim di mana dia juga menjuarai Wimbledon.
Sementara Carlos Alcaraz, yang absen di ATP Finals karena cedera, tetap menduduki peringkat pertama.
"Dalam pikiran saya, saya selalu melihat diri saya sebagai pemain terbaik di dunia, tentu saja," kata Djokovic.
"Bukan saya. Saya kelima. Pekan ini mungkin saya kelima. Secara keseluruhan peringkat menunjukkan siapa yang memiliki tahun terbaik, dan Alcaraz adalah No.1 di dunia."
Djokovic dan istrinya membawa putranya yang berusia delapan tahun dan putrinya yang berusia lima tahun ke Turin.
"Sangat istimewa bagi saya," ujar Djokovic.
"Saya tidak sering mengalami momen-momen ini dalam tur bersama mereka."
"Saya sering membawa kedua anak saya, terutama putra saya, ke sesi latihan tenis, pemanasan, pertandingan. Dia sangat keras, harus saya katakan. Saya sangat terkejut. Saya bisa mendengar suaranya sepanjang waktu."
"Mereka berdua sekarang menyadari apa yang terjadi, apa yang dilakukan sang ayah."
Baca juga: Djokovic amankan tempat di final ATP Finals
Baca juga: Ruud bukukan pertemuan dengan Djokovic di final ATP Finals
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: