Denpasar (ANTARA) - Ketua Panitia The Japan Festival Udayana (D'JAFU) ke-11 Putu Jenny Aldi Putra mengatakan, pada penyelenggaraan festival tahun ini, para penggemar budaya Jepang di Bali dapat mengikuti kegiatan cosplay atau bermain kostum.

"D'JAFU ini digelar himpunan mahasiswa Sastra Jepang Universitas Udayana yang mengusung tema budaya Jepang. Acaranya dibagi menjadi dua, yaitu lomba-lomba akademik dan festival budaya berisi cosplay," kata Aldi di Denpasar, Minggu.

Baca juga: Dubes RI ikut Parade Budaya Indonesia di festival pelabuhan di Jepang

Aldi menjelaskan bahwa bermain kostum merupakan budaya pop Jepang saat ini, di mana para cosplayer atau peserta akan menggunakan atribut sesuai peran animasi Jepang favoritnya.

Kebudayaan Jepang lain yang ditunjukkan dalam acara puncak D'JAFU di Pantai Mertasari, Denpasar, itu adalah pementasan musik dan tari tradisional Jepang bernama Taiko dan Bonodori, kata Aldi.

Baca juga: Dua tahun absen, Festival Tanabata di Jepang kembali digelar

Selain itu, sebanyak 89 stan makanan dan minuman serta aksesoris karakter animasi Jepang turut dikenalkan kepada lebih dari 4.000 pengunjung yang ingin lebih mengenal kebudayaan di negara tersebut.

"Harapannya kalau dari orang-orang yang suka budaya Jepang bisa menikmati lagi apa yang sudah dua tahun ini tertunda karena pandemi, dan kami juga berharap untuk orang-orang Jepang yang ada di Bali bisa juga merasakan suasana festival Jepang yang mungkin pernah mereka rasakan di negaranya," ujar Aldi.

Baca juga: FIB Universitas Brawijaya gelar Festival Budaya Jepang secara digital

Pada hari pertama D'JAFU Sabtu (19/11) kemarin, Aldi menyampaikan bahwa telah dilaksanakan lomba yang diikuti pelajar se-Bali, dan di hari puncaknya Minggu (20/11) diisi para pemain kostum dan hiburan dari penyanyi serta penari dari komunitas penggemar Jepang hingga ditutup grup vokal JKT48.

Salah satu peserta bermain kostum dalam D'JAFU ke-11 bernama Cyosi Shakira (17) mengaku senang dan menilai ini sebagai event budaya Jepang terbesar di Bali yang ia ketahui.

Baca juga: Mal Summarecon Bekasi kembali gelar Festival Budaya Jepang

"Saya menggunakan kostum Yae Miko dari Genshin Impact. Jujur ini pertama kali ada event budaya Jepang yang sebesar ini. Cosplay-nya niat sekali, biasanya cuma sekadar ikut," kata dia kepada media.

Siswi SMAN 5 Denpasar itu mengaku bahwa banyak hal baru soal budaya Jepang yang ia kenali seperti pakaian orang Jepang, makanan, hingga wahana-wahana khas negara sakura.

Baca juga: Alicia Vikander menyelami budaya Jepang untuk film "Earthquake Bird"

Siswa SMAN 4 Denpasar bernama Joe Metirusi (17) juga mengaku senang, bahkan remaja yang berkostum layaknya Mafuyu Sato dari animasi Given itu rela mengeluarkan biaya untuk kostum yang ia gunakan.

"Ini cosplay saya yang kedua kalinya, biasanya ganti-ganti karakter, dan kebetulan karena lagi ada uang juga, ini kostum sewa sekitar Rp100 ribu," ujarnya.

Joe bercerita bahwa dirinya memang memiliki ketertarikan dengan budaya Jepang sejak lama sebelum menginjak bangku SMA, dan D'JAFU ke-11 menjadi kesempatannya untuk menunjukkan ketertarikannya dengan budaya Jepang khususnya bermain kostum.

Baca juga: Budaya pop Jepang, digemari dan lekat di hati