China-Selandia Baru siap koordinasi untuk stabilitas kawasan Pasifik
19 November 2022 15:29 WIB
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern di sela-sela Pertemuan Pemimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) ke-29 pada Jumat (18/11) di Bangkok, Thailand.
Jakarta (ANTARA) - China bersedia menjalin koordinasi erat dengan Selandia Baru untuk bersama-sama mendorong perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran di kawasan negara-negara Kepulauan Pasifik, seperti diutarakan Presiden China Xi Jinping pada Jumat (18/11) di Bangkok, Thailand.
Kebijakan China terhadap negara-negara Kepulauan Pasifik selalu ditujukan untuk mengejar perdamaian, pembangunan, dan kerja sama, ujar Xi dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern di sela-sela Pertemuan Pemimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) ke-29.
Bagi China, perdamaian merupakan tujuan yang senantiasa berusaha diwujudkannya. Sepanjang sejarah, China tidak pernah mencari hegemoni. China tidak melakukannya saat ini, dan tidak akan pernah melakukannya di masa mendatang, tegas Xi.
Perihal hubungan China-Selandia Baru, Xi mengatakan dirinya sangat menghargai PM Ardern yang dalam banyak kesempatan telah mengindikasikan bahwa Selandia Baru mengadopsi kebijakan luar negeri yang independen. Hubungannya dengan China merupakan salah satu hubungan yang paling penting bagi negara itu dan terdapat kepentingan bersama yang Selandia Baru dan China dapat dan harus bekerja sama.
Seraya mengungkapkan bahwa tahun ini menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara China dan Selandia Baru, Xi mengatakan hubungan tersebut telah mempertahankan pertumbuhan yang sehat dan stabil selama lima dasawarsa terakhir. Kerja sama bilateral di berbagai bidang telah memberikan manfaat bagi kedua bangsa serta berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.
Dirinya mengatakan bahwa China menganggap Selandia Baru sebagai sahabat dan mitra penting, menyerukan agar kedua belah pihak memetik inspirasi dari sejarah dan terus berupaya menjadi yang pertama untuk dapat memajukan kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara.
Xi menuturkan bahwa dengan sistem sosial, tahap pembangunan, sejarah, dan budaya yang berbeda, wajar bagi China dan Selandia Baru memiliki perbedaan dalam beberapa isu, namun perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh menentukan atau memengaruhi hubungan bilateral.
Sebagai mitra strategis komprehensif, China dan Selandia Baru harus meningkatkan komunikasi dan saling percaya, serta mengakomodasi kepentingan inti dan kekhawatiran utama satu sama lain guna memastikan bahwa hubungan tersebut berkelanjutan dan tumbuh di jalur yang benar, katanya menekankan.
Xi menyerukan kedua belah pihak untuk memperdalam pertukaran dan kerja sama mereka di bidang-bidang seperti ekonomi dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pendidikan, dan menerapkan dengan baik perjanjian perdagangan bebas bilateral yang ditingkatkan dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).
Dirinya menuturkan penting untuk melestarikan dan meneruskan semangat Rewi Alley, mendukung dialog dan pertukaran yang lebih kuat di tingkat subnasional, antara masyarakat umum, dan di kalangan generasi muda, untuk memperkuat persahabatan antarmasyarakat.
Mengingat China dan Selandia Baru merupakan pendukung dan penerima manfaat dari multilateralisme dan perdagangan bebas, serangkaian upaya harus dilakukan guna menjaga globalisasi ekonomi di arah yang tepat, mempromosikan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, serta bersama-sama mengatasi perubahan iklim dan tantangan global lainnya, ungkap Xi.
Sementara itu, Ardern mengenang kunjungan Xi ke Selandia Baru pada 2014 lalu, sebuah memori yang masih melekat dalam benak banyak orang di negara itu, serta pertemuannya dengan Xi dalam kunjungannya ke China pada 2019.
Ardern mengungkapkan bahwa Selandia Baru memiliki sejarah panjang dalam persahabatan dan pertukaran dengan China. Terlepas dari dampak COVID-19, hubungan bilateral telah mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.
Kedua belah pihak perlu menjadikan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik sebagai peluang untuk memetik pelajaran dari masa lalu, meningkatkan pertukaran tingkat tinggi, serta memperdalam kerja sama di bidang-bidang seperti ekonomi dan perdagangan, pendidikan, dan respons iklim, ujar Ardern.
PM Selandia Baru itu sangat memuji poin-poin penting yang disampaikan Xi dalam Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC, dan berterima kasih atas wawasan yang Xi bagikan.
Dirinya mengatakan Selandia Baru memandang China sebagai bagian penting dalam kemajuan dan kemakmuran dunia di masa depan, menjunjung tinggi kebijakan Satu China, serta berkomitmen untuk meningkatkan komunikasi dan saling memahami dengan China.
Dia berjanji Selandia Baru siap melakukan pertukaran yang mendalam dengan China dalam urusan-urusan Pasifik Selatan, serta berkontribusi bagi kemakmuran dan stabilitas di Asia-Pasifik.
Kebijakan China terhadap negara-negara Kepulauan Pasifik selalu ditujukan untuk mengejar perdamaian, pembangunan, dan kerja sama, ujar Xi dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern di sela-sela Pertemuan Pemimpin Ekonomi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) ke-29.
Bagi China, perdamaian merupakan tujuan yang senantiasa berusaha diwujudkannya. Sepanjang sejarah, China tidak pernah mencari hegemoni. China tidak melakukannya saat ini, dan tidak akan pernah melakukannya di masa mendatang, tegas Xi.
Perihal hubungan China-Selandia Baru, Xi mengatakan dirinya sangat menghargai PM Ardern yang dalam banyak kesempatan telah mengindikasikan bahwa Selandia Baru mengadopsi kebijakan luar negeri yang independen. Hubungannya dengan China merupakan salah satu hubungan yang paling penting bagi negara itu dan terdapat kepentingan bersama yang Selandia Baru dan China dapat dan harus bekerja sama.
Seraya mengungkapkan bahwa tahun ini menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara China dan Selandia Baru, Xi mengatakan hubungan tersebut telah mempertahankan pertumbuhan yang sehat dan stabil selama lima dasawarsa terakhir. Kerja sama bilateral di berbagai bidang telah memberikan manfaat bagi kedua bangsa serta berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.
Dirinya mengatakan bahwa China menganggap Selandia Baru sebagai sahabat dan mitra penting, menyerukan agar kedua belah pihak memetik inspirasi dari sejarah dan terus berupaya menjadi yang pertama untuk dapat memajukan kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara.
Xi menuturkan bahwa dengan sistem sosial, tahap pembangunan, sejarah, dan budaya yang berbeda, wajar bagi China dan Selandia Baru memiliki perbedaan dalam beberapa isu, namun perbedaan-perbedaan tersebut tidak boleh menentukan atau memengaruhi hubungan bilateral.
Sebagai mitra strategis komprehensif, China dan Selandia Baru harus meningkatkan komunikasi dan saling percaya, serta mengakomodasi kepentingan inti dan kekhawatiran utama satu sama lain guna memastikan bahwa hubungan tersebut berkelanjutan dan tumbuh di jalur yang benar, katanya menekankan.
Xi menyerukan kedua belah pihak untuk memperdalam pertukaran dan kerja sama mereka di bidang-bidang seperti ekonomi dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pendidikan, dan menerapkan dengan baik perjanjian perdagangan bebas bilateral yang ditingkatkan dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).
Dirinya menuturkan penting untuk melestarikan dan meneruskan semangat Rewi Alley, mendukung dialog dan pertukaran yang lebih kuat di tingkat subnasional, antara masyarakat umum, dan di kalangan generasi muda, untuk memperkuat persahabatan antarmasyarakat.
Mengingat China dan Selandia Baru merupakan pendukung dan penerima manfaat dari multilateralisme dan perdagangan bebas, serangkaian upaya harus dilakukan guna menjaga globalisasi ekonomi di arah yang tepat, mempromosikan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, serta bersama-sama mengatasi perubahan iklim dan tantangan global lainnya, ungkap Xi.
Sementara itu, Ardern mengenang kunjungan Xi ke Selandia Baru pada 2014 lalu, sebuah memori yang masih melekat dalam benak banyak orang di negara itu, serta pertemuannya dengan Xi dalam kunjungannya ke China pada 2019.
Ardern mengungkapkan bahwa Selandia Baru memiliki sejarah panjang dalam persahabatan dan pertukaran dengan China. Terlepas dari dampak COVID-19, hubungan bilateral telah mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.
Kedua belah pihak perlu menjadikan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik sebagai peluang untuk memetik pelajaran dari masa lalu, meningkatkan pertukaran tingkat tinggi, serta memperdalam kerja sama di bidang-bidang seperti ekonomi dan perdagangan, pendidikan, dan respons iklim, ujar Ardern.
PM Selandia Baru itu sangat memuji poin-poin penting yang disampaikan Xi dalam Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC, dan berterima kasih atas wawasan yang Xi bagikan.
Dirinya mengatakan Selandia Baru memandang China sebagai bagian penting dalam kemajuan dan kemakmuran dunia di masa depan, menjunjung tinggi kebijakan Satu China, serta berkomitmen untuk meningkatkan komunikasi dan saling memahami dengan China.
Dia berjanji Selandia Baru siap melakukan pertukaran yang mendalam dengan China dalam urusan-urusan Pasifik Selatan, serta berkontribusi bagi kemakmuran dan stabilitas di Asia-Pasifik.
Pewarta: Xinhua
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: