Pemimpin Ekonomi APEC dorong perdagangan dan investasi berkelanjutan
19 November 2022 13:59 WIB
Dengan menjadikan model ekonomi Bio-Circular-Green (BCG) sebagai agenda utama Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC tahun ini, Thailand, tuan rumah APEC 2022, berharap dapat lebih mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan perlindungan lingkungan. (Xinhua)
Jakarta (ANTARA) - Para pemimpin perekonomian Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) bertemu di Bangkok, Thailand, pada Jumat (18/11), untuk mendiskusikan cara mendorong pembangunan berkelanjutan serta memfasilitasi perdagangan dan investasi.
Saat berpidato di Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-29, Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-o-cha mengatakan bahwa para pemimpin akan bertukar pandangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, memimpin kawasan tersebut menuju masa depan yang lebih baik.
Dengan menjadikan model ekonomi Bio-Circular-Green (BCG) sebagai agenda utama, Thailand berharap dapat lebih mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan perlindungan lingkungan, tutur Prayut yang memimpin pertemuan tersebut.
"Sebagai tuan rumah APEC 2022, Thailand memperkenalkan model ekonomi BCG ke dalam pembicaraan APEC sebagai pendekatan untuk mencapai tujuan keberlanjutan dan iklim. Dengan konsep Ekonomi BCG sebagai dasar, Thailand memprakarsai Tujuan Bangkok tentang Ekonomi BCG (Bangkok Goals on BCG Economy) sebagai hasil istimewa (signature deliverable) bagi para pemimpin APEC pada 2022," katanya.
Menimbang Tujuan Bangkok tersebut sebagai kerangka komprehensif untuk memajukan keberlanjutan APEC, Prayut mengatakan bahwa hal ini akan mencakup empat sektor, yaitu mendukung upaya terkait perubahan iklim, mengembangkan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan, memajukan konservasi lingkungan, serta meningkatkan efisiensi sumber daya menuju nol limbah.
Dia menantikan pengesahan Tujuan Bangkok, yang diyakininya akan menjadi warisan APEC 2022.
Prayut juga berharap para peserta pertemuan ini dapat menemukan cara agar Ekonomi BCG bisa membantu menerjemahkan visi dan arah yang tertuang dalam Visi Putrajaya 2040 (Putrajaya Vision 2040) dan Rencana Aksi Aotearoa (Aotearoa Plan of Action) menjadi aksi nyata menuju arah pertumbuhan yang berkelanjutan bagi semua orang dan generasi mendatang.
Pertemuan di Bangkok tersebut menjadi pertemuan tatap muka pertama dari para pemimpin ekonomi APEC sejak 2018, dengan mengusung tema "Terbuka, Terhubung, Seimbang" (Open, Connect, Balance) untuk terbuka kepada semua peluang, terhubung dalam semua dimensi, dan seimbang dalam segala aspek.
APEC, yang didirikan pada 1989, merupakan sebuah forum ekonomi regional utama dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kemakmuran di kawasan Asia-Pasifik.
Para pemimpin bertemu saat pemulihan ekonomi global menghadapi berbagai tantangan berupa kenaikan inflasi, ketegangan geopolitik, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19.
Dengan anggota hampir 40 persen dari total populasi dunia, 21 perekonomian anggota APEC menyumbang sekitar setengah dari perdagangan global dan lebih dari 60 persen total Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Saat berpidato di Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-29, Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-o-cha mengatakan bahwa para pemimpin akan bertukar pandangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, memimpin kawasan tersebut menuju masa depan yang lebih baik.
Dengan menjadikan model ekonomi Bio-Circular-Green (BCG) sebagai agenda utama, Thailand berharap dapat lebih mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan perlindungan lingkungan, tutur Prayut yang memimpin pertemuan tersebut.
"Sebagai tuan rumah APEC 2022, Thailand memperkenalkan model ekonomi BCG ke dalam pembicaraan APEC sebagai pendekatan untuk mencapai tujuan keberlanjutan dan iklim. Dengan konsep Ekonomi BCG sebagai dasar, Thailand memprakarsai Tujuan Bangkok tentang Ekonomi BCG (Bangkok Goals on BCG Economy) sebagai hasil istimewa (signature deliverable) bagi para pemimpin APEC pada 2022," katanya.
Menimbang Tujuan Bangkok tersebut sebagai kerangka komprehensif untuk memajukan keberlanjutan APEC, Prayut mengatakan bahwa hal ini akan mencakup empat sektor, yaitu mendukung upaya terkait perubahan iklim, mengembangkan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan, memajukan konservasi lingkungan, serta meningkatkan efisiensi sumber daya menuju nol limbah.
Dia menantikan pengesahan Tujuan Bangkok, yang diyakininya akan menjadi warisan APEC 2022.
Prayut juga berharap para peserta pertemuan ini dapat menemukan cara agar Ekonomi BCG bisa membantu menerjemahkan visi dan arah yang tertuang dalam Visi Putrajaya 2040 (Putrajaya Vision 2040) dan Rencana Aksi Aotearoa (Aotearoa Plan of Action) menjadi aksi nyata menuju arah pertumbuhan yang berkelanjutan bagi semua orang dan generasi mendatang.
Pertemuan di Bangkok tersebut menjadi pertemuan tatap muka pertama dari para pemimpin ekonomi APEC sejak 2018, dengan mengusung tema "Terbuka, Terhubung, Seimbang" (Open, Connect, Balance) untuk terbuka kepada semua peluang, terhubung dalam semua dimensi, dan seimbang dalam segala aspek.
APEC, yang didirikan pada 1989, merupakan sebuah forum ekonomi regional utama dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kemakmuran di kawasan Asia-Pasifik.
Para pemimpin bertemu saat pemulihan ekonomi global menghadapi berbagai tantangan berupa kenaikan inflasi, ketegangan geopolitik, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19.
Dengan anggota hampir 40 persen dari total populasi dunia, 21 perekonomian anggota APEC menyumbang sekitar setengah dari perdagangan global dan lebih dari 60 persen total Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: