Buktittinggi (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) panen bawang merah hasil pertanian yang dijalankan oleh narapidana dalam tujuh puluh hari terakhir.

"Bawang merah yang dipanen kali ini adalah hasil perkebunan para narapidana di Lapas Bukittinggi melalui program pembinaan kemandirian," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Sumbar R Andika Dwi Prasetya yang menghadiri kegiatan panen raya tersebut di Bukittinggi, Jumat.

Ia mengatakan program kemandirian yang digulirkan oleh Lapas Bukittinggi adalah suatu inovasi pembinaan yang diberikan kepada narapidana yang tengah menjalani masa hukuman.

Baca juga: Lima napi di Lapas Biaro Bukittinggi kabur

Dalam kegiatan itu Andika didampingi oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan M Ali Syeh Banna dan Kepala Divisi Imigrasi Novianto Sulastono memanen sekitar lima puluh kilogram bawang merah.

Panen belum dilakukan terhadap seluruh bawang merah yang ditanam oleh WBP Lapas Bukittinggi, karena terkendala cuaca hujan.

Bawang merah itu ditanam di dalam lingkungan Lapas Bukittinggi dengan luas lahan mencapai satu hektare, rencananya hasil panen tersebut dijual yang dibantu pihak ketiga.

"Pemasaran dibantu oleh pihak swasta, yaitu Unit Dagang Rahmat Indah Sentosa (RIS) yang juga membantu dalam penyediaan bibit," katanya.

Andika Dwi Prasetya sebagai pimpinan dari seluruh Lapas atau Rumah Tahanan Negara (Rutan) yang ada di Sumbar menyatakan pihaknya akan terus memperbanyak kegiatan pertanian maupun perkebunan yang cocok dengan kondisi daerah.

Menurutnya, jika setiap Lapas atau Rutan aktif dalam kegiatan pertanian, secara tidak langsung turut mendukung program ketahanan pangan nasional.

"Harapan kita bersama agar seluruh UPT bisa mendorong tercapainya program pemerintah terkait ketahanan pangan nasional, seperti yang dilakukan Lapas Bukittinggi," ucapnya.

Baca juga: 515 warga binaan di LP Bukittinggi terima remisi Idul Fitri

Baca juga: Seorang warga binaan Lapas Bukittinggi jadi mualaf jelang Ramadhan


Sementara itu, Kepala Lapas Bukittinggi Marten mengatakan ada sepuluh narapidana yang terlibat dalam kegiatan pertanian bawang merah tersebut.

"Narapidana dipilih lewat proses asesmen terhadap bakat atau minatnya masing-masing, bagi yang minatnya di pertanian, kami libatkan," katanya.

Ia menyebutkan proses mulai dari penyediaan lahan, penanaman, pemupukan, hingga panen dilaksanakan oleh para WBP dibantu oleh pegawai.

"Para WBP yang terlibat kegiatan juga dibekali materi serta pengetahuan dalam menanam bawang merah oleh UD RIS, mereka mendapatkan advokasi," ujarnya.

Selain penanaman bawang merah, lanjut Marten, Lapas Bukittinggi juga memiliki program pembinaan lain berupa budi daya itik petelur dan jasa pencucian kendaraan.