Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Vokasi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati menyebut pihaknya memfasilitasi sebanyak 1.204 SMK Pusat Keunggulan (PK) pada 2022.

“SMK PK ini tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 831 SMK PK memperoleh bantuan dari pemerintah melalui skema dana pendamping dan 373 SMK PK mendapat hibah dari industri atau melalui skema pemadanan,” ujar Kiki di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan pada tahun pertama SMK PK, ada 349 dunia usaha dan dunia industri (DUDI) telah bersinergi dengan satuan pendidikan di daerah dengan investasi sebesar Rp439 miliar.

Baca juga: Mendikbudristek: SMK Pusat Keunggulan tingkatkan kompetensi siswa

Baca juga: Kemendikbudristek dorong komitmen industri berinvestasi pada SMK PK


“Tidak hanya industri-industri besar, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mengambil bagian dari kolaborasi tersebut,” ujar Kiki.

Oleh karena itu, kata Kiki, pemerintah akan terus berkomitmen mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi, salah satunya melalui program SMK PK Skema Pemadanan dan dana pendamping.

Hal itu sejalan dengan instruksi Presiden yang dituangkan dalam Peraturan Presiden tentang Implementasi Pendidikan Vokasi. “Pendidikan vokasi menjadi salah satu fokus pemerintah dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Untuk itu, Presiden menaruh harapan besar untuk kemajuan pendidikan vokasi,” ujarnya.

Direktur SMK Kemendikbudristek, Wardani Sugiyanto mengatakan SMK PK berfokus pada pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan DUDI, hingga akhirnya menjadi SMK model dan rujukan bagi SMK lainnya.

“SMK PK ini merupakan bagian dari Merdeka Belajar yang dimulai sejak 2021, bahkan 2020 sudah diawali dengan adanya SMK Center of Excellence (CoE),” kata Wardani.

Baca juga: Kemendikbudristek gunakan skema baru untuk SMK Pusat Keunggulan

Wardani menjelaskan implementasi SMK PK Skema Pemadanan tahun 2022 mencapai 373 SMK yang mendapat bantuan dari 349 industri. Sembilan diantaranya adalah konsorsium dengan total komitmen investasi industri terhadap SMK PK Skema Pemadanan sebesar Rp439,25 miliar.

“Capaian tersebut tentunya juga dibarengi dengan adanya penyelarasan kurikulum sesuai dengan kebutuhan industri, meningkatkan praktisi industri maupun kesempatan magang bagi guru untuk meningkatkan kompetensi, hingga peningkatan sarana prasarana yang mendukung pembelajaran,” katanya.