RI tunjukkan kepemimpinan isu iklim di Paviliun Indonesia COP-27
18 November 2022 13:32 WIB
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong (kedua kanan) bersama Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf( kedua kiri), Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto (kanan), dan Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dewanthi (kiri) bersama pengunjung paviliun saat penutupan Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir, Kamis (17/11/2022). ANTARA FOTO/Saptono/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengatakan bahwa keberadaan Paviliun Indonesia di Konferensi Iklim PBB ke-27 (COP-27) di Mesir memperlihatkan kepemimpinan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.
Dalam keterangan diterima di Jakarta, Jumat, Wamen LHK Alue mengatakan 66 diskusi yang diadakan di Paviliun Indonesia melibatkan berbagai elemen dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai aksi iklim yang nyata.
"Paviliun Indonesia telah menjalankan soft diplomacy untuk mengiringi hard diplomacy yang dijalankan Indonesia pada COP-27 UNFCCC," katanya saat penutupan Paviliun Indonesia COP-27 di Mesir, Kamis (17/11) waktu setempat.
Paviliun Indonesia menjadi wadah untuk berbagi informasi, pandangan, dan pemikiran secara konstruktif dan integratif sebagai upaya pencegahan perubahan iklim yang dilakukan pemerintah bersama seluruh pihak untuk kemudian digali lebih dalam di tingkat nasional, regional, dan global.
Baca juga: Menteri Trenggono siapkan Program Ekonomi Biru capai target NDC
Salah satu isu yang dibahas mendalam adalah agenda FoLU Net Sink 2030 dengan Indonesia berkomitmen mencapai kondisi penyerapan gas rumah kaca (GRK) lebih tinggi atau seimbang di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (forestry and other land use/FoLU).
Dibahas juga berbagai upaya penurunan emisi GRK mulai dari upaya mencapai komitmen Net Zero Emission 2060, pembangunan berkelanjutan, gender, gerakan generasi muda, pengelolaan sampah, hingga pengelolaan lahan gambut dan mangrove.
Dalam kesempatan itu, Alue juga mengaitkan dengan G20 Bali Leaders Declaration khususnya terkait isu lingkungan hidup dan perubahan iklim yang meneguhkan perlunya upaya lebih kuat dan kolaboratif untuk menurunkan emisi karbon.
"Semoga aktivitas dan diskusi di Paviliun Indonesia juga G20 Bali Leaders Declaration bisa menginspirasi kita semua untuk membangun aksi yang lebih kuat dan lebih luas untuk mengendalikan perubahan iklim," kata dia.
Paviliun Indonesia di COP-27 Mesir telah berhasil menarik lebih dari 3.500 delegasi untuk berkunjung. Sebanyak 66 sesi diskusi panel diselenggarakan dengan melibatkan 323 pembicara di lokasi itu.
Baca juga: KLHK: Pengurangan dan penghapusan merkuri didorong di empat sektor
Baca juga: Kemitraan : Peran kelompok sipil penting demi capai target iklim
Dalam keterangan diterima di Jakarta, Jumat, Wamen LHK Alue mengatakan 66 diskusi yang diadakan di Paviliun Indonesia melibatkan berbagai elemen dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai aksi iklim yang nyata.
"Paviliun Indonesia telah menjalankan soft diplomacy untuk mengiringi hard diplomacy yang dijalankan Indonesia pada COP-27 UNFCCC," katanya saat penutupan Paviliun Indonesia COP-27 di Mesir, Kamis (17/11) waktu setempat.
Paviliun Indonesia menjadi wadah untuk berbagi informasi, pandangan, dan pemikiran secara konstruktif dan integratif sebagai upaya pencegahan perubahan iklim yang dilakukan pemerintah bersama seluruh pihak untuk kemudian digali lebih dalam di tingkat nasional, regional, dan global.
Baca juga: Menteri Trenggono siapkan Program Ekonomi Biru capai target NDC
Salah satu isu yang dibahas mendalam adalah agenda FoLU Net Sink 2030 dengan Indonesia berkomitmen mencapai kondisi penyerapan gas rumah kaca (GRK) lebih tinggi atau seimbang di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (forestry and other land use/FoLU).
Dibahas juga berbagai upaya penurunan emisi GRK mulai dari upaya mencapai komitmen Net Zero Emission 2060, pembangunan berkelanjutan, gender, gerakan generasi muda, pengelolaan sampah, hingga pengelolaan lahan gambut dan mangrove.
Dalam kesempatan itu, Alue juga mengaitkan dengan G20 Bali Leaders Declaration khususnya terkait isu lingkungan hidup dan perubahan iklim yang meneguhkan perlunya upaya lebih kuat dan kolaboratif untuk menurunkan emisi karbon.
"Semoga aktivitas dan diskusi di Paviliun Indonesia juga G20 Bali Leaders Declaration bisa menginspirasi kita semua untuk membangun aksi yang lebih kuat dan lebih luas untuk mengendalikan perubahan iklim," kata dia.
Paviliun Indonesia di COP-27 Mesir telah berhasil menarik lebih dari 3.500 delegasi untuk berkunjung. Sebanyak 66 sesi diskusi panel diselenggarakan dengan melibatkan 323 pembicara di lokasi itu.
Baca juga: KLHK: Pengurangan dan penghapusan merkuri didorong di empat sektor
Baca juga: Kemitraan : Peran kelompok sipil penting demi capai target iklim
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022
Tags: