OCBC NISP kembangkan ekosistem akuakultur lewat dukungan pembiayaan
17 November 2022 19:22 WIB
Pekerja merawat tangki budidaya ikan nila di Ndarufarm, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (8/7/2020). Budidaya ikan, udang dan sayuran tersebut merupakan budidaya yang menggunakan sistem resirkulasi akuakultur atau Recirculation Aquaculture System (RAS) Aquaponik, di mana teknologi ini merupakan gabungan dari aquakultur dengan hidroponik untuk memaksimalkan fungsi air dan ruang sebagai media pemeliharaan. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Bank OCBC NISP mengembangkan ekosistem akuakultur dengan memberikan dukungan pembiayaan kepada para pembudidaya yang tergabung dalam startup aqua-tech eFishery.
“Kolaborasi antara Bank OCBC NISP dan eFishery ini diharapkan dapat menghasilkan ekosistem akuakultur yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di masa mendatang,” kata Digital Lending Division Head Bank OCBC NISP Veronika Susanti dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Veronika menuturkan bahwa komitmen membangun ekosistem akuakultur dituangkan melalui dukungan pembiayaan lewat program KTA Cashbiz OCBC NISP yang disalurkan oleh layanan Kabayan eFishery.
Baca juga: Bank OCBC NISP & GE Healthcare Indonesia dukung akses kesehatan murah
Lewat layanan tersebut para pembudidaya dapat mengatur arus kas dengan cara yang mudah, membeli pakan secara bertahap atau tempo dan membayarnya setelah hasil panen dijual serta memberikan bunga yang ringan dengan pilihan tenor yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembudidaya.
“Kami juga berharap fasilitas pembiayaan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para pembudidaya eFishery agar dapat mengembangkan bisnisnya di bidang budidaya ikan air tawar, tidak hanya di kancah nasional, namun juga internasional,” ungkapnya.
Sektor akuakultur, lanjutnya, merupakan salah satu pilar utama yang menjadi fokus dari Bank OCBC NISP untuk pemberian kredit usaha kepada UMKM.
Hal ini sejalan dengan strategi Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) yaitu penyerapan kredit usaha oleh pelaku UMKM dengan tujuan menjaga dan meningkatkan daya saing UMKM perikanan di masa pandemi.
Selain itu, UMKM sangat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana kontribusi UMKM tercatat mencapai kisaran 61 persen terhadap PDB nasional dan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.
CEO dan Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah mengatakan bahwa eFishery sebagai startup akuakultur terbesar di dunia, menyadari bahwa financing merupakan komponen yang paling dibutuhkan oleh para pembudidaya kami yang merupakan pembudidaya ikan air tawar.
Baca juga: OCBC NISP dan HIPMI Jakpus hadirkan ekosistem UMKM berkelanjutan
Akses ke pinjaman atau bantuan finansial dari lembaga formal adalah sesuatu yang sangat sulit didapatkan sehingga membuat pembudidaya terpaksa meminjam uang ke tengkulak atau kredit ke pihak lainnya, dengan bunga pinjaman besar dan tenor yang pendek.
“Kondisi tersebut membatasi ruang gerak pembudidaya dan membuat mereka terjebak dalam kondisi finansial yang kurang menguntungkan,” ucap dia.
Melalui kolaborasi tersebut, Gibran berharap pihaknya bersama Bank OCBC NISP bisa bersama-sama memberikan dampak positif yang lebih besar kepada para pembudidaya ikan air tawar dan sektor perikanan secara luas.
“Terlebih, kita juga mengetahui bahwa perikanan merupakan sektor tumpuan di negara ini. Untuk itu, dengan adanya dukungan modal untuk berbudidaya, pembudidaya dapat mengembangkan bisnis budidayanya dengan optimal,” katanya.
“Kolaborasi antara Bank OCBC NISP dan eFishery ini diharapkan dapat menghasilkan ekosistem akuakultur yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di masa mendatang,” kata Digital Lending Division Head Bank OCBC NISP Veronika Susanti dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Veronika menuturkan bahwa komitmen membangun ekosistem akuakultur dituangkan melalui dukungan pembiayaan lewat program KTA Cashbiz OCBC NISP yang disalurkan oleh layanan Kabayan eFishery.
Baca juga: Bank OCBC NISP & GE Healthcare Indonesia dukung akses kesehatan murah
Lewat layanan tersebut para pembudidaya dapat mengatur arus kas dengan cara yang mudah, membeli pakan secara bertahap atau tempo dan membayarnya setelah hasil panen dijual serta memberikan bunga yang ringan dengan pilihan tenor yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembudidaya.
“Kami juga berharap fasilitas pembiayaan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para pembudidaya eFishery agar dapat mengembangkan bisnisnya di bidang budidaya ikan air tawar, tidak hanya di kancah nasional, namun juga internasional,” ungkapnya.
Sektor akuakultur, lanjutnya, merupakan salah satu pilar utama yang menjadi fokus dari Bank OCBC NISP untuk pemberian kredit usaha kepada UMKM.
Hal ini sejalan dengan strategi Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) yaitu penyerapan kredit usaha oleh pelaku UMKM dengan tujuan menjaga dan meningkatkan daya saing UMKM perikanan di masa pandemi.
Selain itu, UMKM sangat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana kontribusi UMKM tercatat mencapai kisaran 61 persen terhadap PDB nasional dan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.
CEO dan Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah mengatakan bahwa eFishery sebagai startup akuakultur terbesar di dunia, menyadari bahwa financing merupakan komponen yang paling dibutuhkan oleh para pembudidaya kami yang merupakan pembudidaya ikan air tawar.
Baca juga: OCBC NISP dan HIPMI Jakpus hadirkan ekosistem UMKM berkelanjutan
Akses ke pinjaman atau bantuan finansial dari lembaga formal adalah sesuatu yang sangat sulit didapatkan sehingga membuat pembudidaya terpaksa meminjam uang ke tengkulak atau kredit ke pihak lainnya, dengan bunga pinjaman besar dan tenor yang pendek.
“Kondisi tersebut membatasi ruang gerak pembudidaya dan membuat mereka terjebak dalam kondisi finansial yang kurang menguntungkan,” ucap dia.
Melalui kolaborasi tersebut, Gibran berharap pihaknya bersama Bank OCBC NISP bisa bersama-sama memberikan dampak positif yang lebih besar kepada para pembudidaya ikan air tawar dan sektor perikanan secara luas.
“Terlebih, kita juga mengetahui bahwa perikanan merupakan sektor tumpuan di negara ini. Untuk itu, dengan adanya dukungan modal untuk berbudidaya, pembudidaya dapat mengembangkan bisnis budidayanya dengan optimal,” katanya.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: