Haedar: Visi WPF ke-8 sama dengan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah
17 November 2022 18:50 WIB
Salah satu narasumber dari luar negeri saat menyampaikan materimnya dalam forum World Peace Forum (WPF) ke-8 menjelang Muktamar Muhammadiyah ,di Hotel Sunan Solo, Kamis (17/11/2022). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Solo (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan Word Peace Forum ke-8 mempunyai visi sama dengan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yakni mencari solusi soal persaudaraan antarumat manusia dan dunia yang damai.
"WPF tersinkronisasi dengan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah karena, tema 'Fraternity and the Middle Path for A Peacefull, Just, and Prospherous World' senada dengan tema Muktamar, 'Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta'," kata Haedar Nashir, sebagai narasumber dalam acara forum WPF ke-8, di Hotel Sunan Solo, Jateng, Kamis.
Pada acara WPF yang dihadiri sekitar 70 peserta tokoh lintas agama dari 20 negara berdiskusi dan mencari solusi soal persaudaraan antarumat manusia dan dunia, kata Haedar, forum penting untuk meluaskan gaung pesan-pesan Islam pada level global yang diharapkan membawa pada jalan Islam Tengahan atau wasatiyat al-Islam.
Haedar berharap dalam kaitannya dengan kongres Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah tahun ini, forum tersebut dapat melahirkan kemuliaan dan agenda strategis untuk menguatkan persaudaraan antara Muslim dan berbagai agama serta kepercayaan sebagaimana juga dengan antarnegara dan peradaban dalam semangat Islami yaitu rahmatan lil alamin.
"Kami berkomitmen pada pesan wasatiyah Islam yang tidak hanya berhenti pada deklarasi, tetapi bisa direalisasikan dalam hidup sebenarnya penduduk Muslim dan warga dunia," kata Haedar.
Apalagi tantangan dunia hari ini, kata dia, begitu kompleks seperti suburnya kecurigaan, ujaran kebencian, permusuhan, konflik dan perang, kekerasan pada anak dan perempuan, ekstrimisme, kemiskinan hingga diskriminasi dalam lingkup domestik, regional, dan global.
Selain itu, Haedar berharap WPF dapat melahirkan rekomendasi bagi lahirnya dunia yang damai, adil, dan makmur disertai persaudaraan laki-laki dan perempuan dengan penuh penghargaan. Dia menegaskan bahwa hal itu adalah nilai-nilai otentik Islam yang terangkum dalam semangat Islam sebagai agama peradaban.
“Islam menentang kekerasan apapun bentuknya baik secara epistemik, fisik maupun secara struktural. Islam adalah khoiru ummah, komunitas terbaik, dan bangsa terbaik," ujarnya.
Tak kalah pelik, berbagai permasalahan di atas juga terjadi di dunia Islam. Maka, Haedar menyebut bagaimana umat Islam hari ini, dapat menghadirkan keteladanan dan keberadaban dari nilai-nilai Islam otentik seperti rahmatan lil alamin.
"Muslim harus jadi role model dalam sistem ini, dan menguatkan persaudaraan antar umat manusia dengan penuh cinta dan solidaritas," katanya.
Oleh karena itu, dia mengundang para tokoh dan peserta World Peace Forum untuk turut hadir dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Pada agenda muktamar antara lain, Islam progresif. Visi Muhammadiyah di muktamar adalah meluaskan transformasi gerakan Islam modern yang menyediakan pusat-pusat keunggulan dalam berbagai sisi kehidupan pada level kehidupan nasional dan global. Muhammadiyah melanjutkan berjuang untuk Indonesia dan dunia Islam dengan menghadirkan kekuatan strategis di arena global.
Baca juga: Muhammadiyah harus dapat hijrahkan warganya jadi mental pengusaha
Baca juga: Haedar: Pemilihan Ketum Muhammadiyah dijamin bersih dari intervensi
Baca juga: World Peace Forum ke-8 bahas perdamaian dan kemanusiaan
"WPF tersinkronisasi dengan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah karena, tema 'Fraternity and the Middle Path for A Peacefull, Just, and Prospherous World' senada dengan tema Muktamar, 'Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta'," kata Haedar Nashir, sebagai narasumber dalam acara forum WPF ke-8, di Hotel Sunan Solo, Jateng, Kamis.
Pada acara WPF yang dihadiri sekitar 70 peserta tokoh lintas agama dari 20 negara berdiskusi dan mencari solusi soal persaudaraan antarumat manusia dan dunia, kata Haedar, forum penting untuk meluaskan gaung pesan-pesan Islam pada level global yang diharapkan membawa pada jalan Islam Tengahan atau wasatiyat al-Islam.
Haedar berharap dalam kaitannya dengan kongres Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah tahun ini, forum tersebut dapat melahirkan kemuliaan dan agenda strategis untuk menguatkan persaudaraan antara Muslim dan berbagai agama serta kepercayaan sebagaimana juga dengan antarnegara dan peradaban dalam semangat Islami yaitu rahmatan lil alamin.
"Kami berkomitmen pada pesan wasatiyah Islam yang tidak hanya berhenti pada deklarasi, tetapi bisa direalisasikan dalam hidup sebenarnya penduduk Muslim dan warga dunia," kata Haedar.
Apalagi tantangan dunia hari ini, kata dia, begitu kompleks seperti suburnya kecurigaan, ujaran kebencian, permusuhan, konflik dan perang, kekerasan pada anak dan perempuan, ekstrimisme, kemiskinan hingga diskriminasi dalam lingkup domestik, regional, dan global.
Selain itu, Haedar berharap WPF dapat melahirkan rekomendasi bagi lahirnya dunia yang damai, adil, dan makmur disertai persaudaraan laki-laki dan perempuan dengan penuh penghargaan. Dia menegaskan bahwa hal itu adalah nilai-nilai otentik Islam yang terangkum dalam semangat Islam sebagai agama peradaban.
“Islam menentang kekerasan apapun bentuknya baik secara epistemik, fisik maupun secara struktural. Islam adalah khoiru ummah, komunitas terbaik, dan bangsa terbaik," ujarnya.
Tak kalah pelik, berbagai permasalahan di atas juga terjadi di dunia Islam. Maka, Haedar menyebut bagaimana umat Islam hari ini, dapat menghadirkan keteladanan dan keberadaban dari nilai-nilai Islam otentik seperti rahmatan lil alamin.
"Muslim harus jadi role model dalam sistem ini, dan menguatkan persaudaraan antar umat manusia dengan penuh cinta dan solidaritas," katanya.
Oleh karena itu, dia mengundang para tokoh dan peserta World Peace Forum untuk turut hadir dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Pada agenda muktamar antara lain, Islam progresif. Visi Muhammadiyah di muktamar adalah meluaskan transformasi gerakan Islam modern yang menyediakan pusat-pusat keunggulan dalam berbagai sisi kehidupan pada level kehidupan nasional dan global. Muhammadiyah melanjutkan berjuang untuk Indonesia dan dunia Islam dengan menghadirkan kekuatan strategis di arena global.
Baca juga: Muhammadiyah harus dapat hijrahkan warganya jadi mental pengusaha
Baca juga: Haedar: Pemilihan Ketum Muhammadiyah dijamin bersih dari intervensi
Baca juga: World Peace Forum ke-8 bahas perdamaian dan kemanusiaan
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: