Jakarta (ANTARA) - Perusahaan asal Taiwan, yang mengembangkan platform pengisian bahan bakar pertukaran baterai untuk skuter, moped, dan sepeda motor listrik perkotaan, Gogoro dikabarkan menunda ekspansi mereka ke China dengan alasan ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Reuters pada Kamis melaporkan bahwa untuk memastikan bisnis global tetap berjalan, pihak Gogoro akan lebih memfokuskan pengembangan ekspansi kendaraan-kendaraan mereka ke India dan juga Indonesia.

Menurut CFO Gogoro Bruce Aitken hampir semua pendapatan perusahaan dihasilkan di Taiwan. Namun, perusahaan melihat potensi yang begitu besar di China, India, dan Indonesia dimana negara tersebut sebagai negara besar untuk pasar sepeda motor dan skuter listrik di dunia.


Baca juga: Gojek dan Gogoro bermitra hadirkan kendaraan listrik roda dua
"Memang, beberapa merek kendaraan roda dua listrik terbesar di dunia mendirikan toko di negara-negara ini, dan jelas terlihat mengapa mereka dianggap sebagai hotspot EV," kata dia.

Menurut Aitken, untuk saat ini pihaknya yang menahan diri untuk ekspansi ke China bukan tanpa alasan. Hal itu dilandasi dengan berbagai hal yang memungkinkan berdampak tidak baik untuk perusahaan.

"Ada begitu banyak ketidakpastian, secara umum kami menunda rencana ekspansi kami sampai kami memiliki sedikit lebih banyak kepastian dan sedikit lebih banyak kelangsungan hidup ke depan," kata dia.

Karena itu, perusahaan telah mulai mengambil langkah-langkah untuk berekspansi ke pasar lain. Lebih khusus lagi, pada awal November 2022, Gogoro bergabung dengan Zypp untuk memulai operasi di India, dengan platform skuter B2B unik yang memanfaatkan teknologi pertukaran baterai inovatif Gogoro.

Sementara di Indonesia, Gogoro dan Gojek menjalin kemitraan strategis sejak November 2021.


Baca juga: India rencanakan aturan baru untuk baterai EV

Baca juga: Electrum, Pertamina, Gogoro, Gesits uji coba komersial EV roda dua

Baca juga: Yamaha rilis e-skuter EMF ditenagai baterai Gogoro yang dapat ditukar