Jakarta (ANTARA) - Agaknya pundak para pemain Tim Nasional Inggris selalu pegal-pegal tiap kali mereka hendak berlaga di sebuah turnamen sepak bola internasional.

Sebagai negara dengan liga domestik yang paling populer sedunia dan negeri yang diamini penemu sepak bola olahraga modern, sudah tentu ada beban besar bagi Inggris untuk tampil baik dalam turnamen-turnamen internasional.

Hal serupa juga kembali terjadi ketika The Three Lions bertolak ke Qatar untuk tampil di Piala Dunia 2022, mereka menanggung beban sebagai tim yang paling diunggulkan di Grup B yang juga dihuni Iran, Amerika Serikat, dan Wales.

Setahun silam, slogan andalan "It's Coming Home" tampaknya akan terwujud ketika Gareth Southgate berhasil membimbing Inggris mencapai final EURO 2020, namun publik tuan rumah kembali harus kecewa ketika mereka kalah adu penalti lawan Italia di Wembley.

Capaian runner-up EURO 2020 mengikuti jejak sebagai semifinalis Piala Dunia 2018, dan bukan tidak mungkin Inggris akan mencapai puncak performa mereka di Qatar demi membawa pulang trofi Piala Dunia ke tanah sendiri untuk kedua kali setelah 1966.

Sayangnya, beberapa bulan terakhir sebelum bertolak ke Qatar, performa Inggris tidak begitu positif termasuk saat mereka digulung oleh Hongaria 0-4 di negeri sendiri hingga terdegradasi dari kasta teratas UEFA Nations League.

Di Qatar, Southgate jelas berharap Harry Kane bisa mengulangi performanya sebagai top skor Piala Dunia 2018 lalu serta statusnya sebagai yang tersubur dalam fase kualifikasi zona Eropa.

Sejumlah talenta berbakat lainnya jelas diharapkan bisa melanjutkan perkembangan mereka di Piala Dunia, termasuk Bukayo Saka yang gagal melesakkan tendangan penalti di final EURO lalu.

Di antara tim-tim lain di Grup B, Wales boleh jadi merupakan batu sandungan paling mengancam bagi Inggris.

Saudara setanah Britania Raya itu untuk pertama kalinya sejak 1958 bisa kembali tampil di putaran final Piala Dunia dan Gareth Bale yang kini telah berusia 33 tahun tentu ingin Qatar menjadi turnamen apik bila ia berencana menutup karier internasionalnya.

Laiknya saudara, Wales punya pengetahuan mendalam tentang Inggris dan tentunya berambisi memperbaiki rekor nirmenang dalam enam pertemuan resmi terakhir.

Bale dan Aaron Ramsey yang tak lagi muda tentunya butuh sokongan sosok-sosok yang siap meneruskan status sebagai pembawa panji Wales. Beberapa nama mungkin terbersit, entah itu Harry Wilson, Neco Williams, atau Brennan Johnson.

Nama terakhir patut dinantikan performanya, mengingat Johnson terus melihatkan perkembangan menjanjikan bersama Nottingham Forest di Liga Premier Inggris.

Tim berikutnya yang mungkin harus diwaspadai Inggris adalah Amerika Serikat (AS). Dalam dua kali pertemuan di ajang Piala Dunia, Inggris tak pernah menang melawan AS, kalah 0-1 pada fase grup edisi 1950 dan imbang 1-1 di fase grup 2010.

AS kembali ke putaran final Piala Dunia setelah absen pada 2018 dan pelatih Gregg Berhalter punya skuad yang berisi segudang talenta menjanjikan.

Christian Pulisic jelas menjadi nama paling penting dalam skuad AS saat ini dan sosok berusia 24 tahun itu sudah dibebani memikul tanggung jawab tim.

Nama lain yang patut menjadi perhatian dari skuad Paman Sam adalah Timothy Weah, Yunus Musah, Sergino Dest, Tyler Adams, dan Josh Sargent.

Kelimanya lebih muda dari Pulisic tapi relatif kenyang pengalaman tampil di kompetisi bergengsi Eropa dan kini saatnya turut membantu memperbaiki capaian AS yang tak pernah melebihi 16 besar dalam tiga penampilan terakhir.

Iran praktis menjadi tim dengan peringkat FIFA terendah di antara seluruh penghuni Grup B, tapi bukan berarti anak-anak asuh Carlos Queiroz bisa diremehkan begitu saja.

Queiroz memang baru dipekerjakan Iran lagi dua bulan sebelum berangkat ke Qatar, tapi ini akan menjadi kali ketiga juru taktik asal Portugal itu memimpin Team Melli di putaran final Piala Dunia.

Dalam penampilan keenam mereka di putaran final Piala Dunia, Iran tentu ingin bisa pertama kalinya meloloskan diri dari fase penyisihan grup.

Trio andalan Sardar Azmoun, Alireza Jahanbakhsh, dan Mehdi Taremi kemungkinan besar akan menghuni lini depan dalam susunan sebelas mula laga pertama Iran nanti, di mana nama pertama masih memburu gol pertama di Piala Dunia demi melengkapi torehan 41 golnya untuk Iran.

Satu kerugian terbesar Iran adalah kehilangan talenta muda Allahyar Sayyadmanesh yang harus absen karena cedera, praktis membuat mereka menjadi salah satu tim dengan rata-rata usia tertua di Qatar.

Iran bahkan hanya dihuni satu pemain berusia di bawah 25 tahun yakni bek Abolfazl Jalali, yang kemungkinan tak banyak mendapat porsi bermain nanti.

Jadwal pertandingan Grup B (dalam WIB):

Senin (21/11)
20.00 Inggris vs Iran

Selasa (22/11)
2.00 Amerika Serikat vs Wales

Jumat (25/11)
17.00 Wales vs Iran

Sabtu (26/11)
2.00 Inggris vs Amerika Serikat

Rabu (30/11)
2.00 Iran vs Amerika Serikat
2.00 Wales vs Inggris

Profil dan skuad masing-masing negara yang berada di Grup B:

Inggris

Rekam jejak penampilan Piala Dunia: Penampilan ke-16, capaian terbaik juara edisi 1966

Perjalanan menuju putaran final: Juara Grup I kualifikasi zona Eropa

Peringkat FIFA: 5

Pelatih: Gareth Southgate

Skuad: Jordan Pickford (1), Nick Pope (13), Aaron Ramsdale (23); Kyle Walker (2), Luke Shaw (3), John Stones (5), Harry Maguire (6), Kieran Trippier (12), Eric Dier (15), Conor Coady (16), Trent Alexander-Arnold (18), Ben White (21); Declan Rice (4), Jordan Henderson (8), Kalvin Phillips (14), Mason Mount (19), Phil Foden (20), Jude Bellingham (22), James Maddison (25), Conor Gallagher (26); Jack Grealish (7), Harry Kane (9), Raheem Sterling (10), Marcus Rashford (11), Bukayo Saka (17), Callum Wilson (24)


Iran

Rekam jejak penampilan Piala Dunia: Penampilan keenam, tidak pernah lolos fase grup

Perjalanan menuju putaran final: Juara Grup A fase kualifikasi ketiga zona Asia

Peringkat FIFA: 20

Pelatih: Carlos Queiroz

Skuad: Alireza Beiranvand (1), Payam Niazmand (12), Amir Abedzadeh (22), Hossein Hosseini (24); Sadegh Moharrami (2), Ehsan Hajisafi (3), Shoja Khalilzadeh (4), Milad Mohammadi (5), Morteza Pouraliganji (8), Hossein Kanani (13), Roozbeh Cheshmi (15), Majid Hosseini (19), Ramin Rezaeian (23), Abolfazl Jalali (25); Saeid Ezatolahi (6), Alireza Jahanbakhsh (7), Vahid Amiri (11), Saman Ghoddos (14), Mehdi Torabi (16), Ali Gholizadeh (17), Ali Karimi (18), Ahmad Noorollahi (21); Mehdi Taremi (9), Karim Ansarifard (10), Sardar Azmoun


Amerika Serikat

Rekam jejak penampilan Piala Dunia: Penampilan ke-11, capaian terbaik peringkat ketiga 1930

Perjalanan menuju putaran final: Peringkat ketiga putaran ketiga kualifikasi zona CONCACAF

Peringkat FIFA: 16

Pelatih: Gregg Berhalter

Skuad: Matt Turner (1), Ethan Horvath (12), Sean Johnson (25); Sergino Dest (2), Walker Zimmerman (3), Antonee Robinson (5), Tim Ream (13), Aaron Long (15), Shaq Moore (18), Cameron Carter-Vickers (20), DeAndre Yedlin (22), Joe Scally (26); Tyler Adams (4), Yunus Musah (6), Weston McKennie (8), Luca de la Torre (14), Cristian Roldan (17), Kellyn Acosta (23); Giovanni Reyna (7), Jesus Ferreira (9), Christian Pulisic (10), Brenden Aaronson (11), Jordan Morris (16), Haji Wright (19), Timothy Weah (21), Josh Sargent (24)


Wales

Rekam jejak penampilan Piala Dunia: Penampilan kedua, capaian terbaik perempat final edisi 1958

Perjalanan menuju putaran final: Jalur playoff A zona Eropa

Peringkat FIFA: 19

Pelatih: Rob Page

Skuad: Wayne Hennesy (1), Danny Ward (12), Adam Davies (21); Chris Gunter (2), Neco Williams (3), Ben Davies (4), Chris Mepham (5), Joe Rodon (6), Connor Robert (14), Ethan Ampadu (15), Tom Lockyer (17), Ben Cabango (24), Rubin Colwill (25); Joe Allen (7), Harry Wilson (8), Aaron Ramsey (10), Joe Morrell (16), Jonny Williams (18), Sorba Thomas (22), Dylan Levitt (23), Matt Smith (26); Brennan Johnson (9), Gareth Bale (11), Kieffer Moore (13), Mark Harris (19), Daniel James (20)



Baca juga: Statistik menarik Piala Dunia 2022