Jakarta (ANTARA) - Manajemen PSIS Semarang berharap PT Liga Indonesia Baru (LIB) di bawah kepengurusan yang baru segera bekerja menyelamatkan kompetisi Liga 1 2022/2023 yang saat ini tengah terhenti imbas Tragedi Kanjuruhan.

"Tugas terdekat dari PT LIB adalah melanjutkan kembali kompetisi BRI Liga 1. Karena kompetisi harus diselamatkan dan diselesaikan sesuai dengan rencana awal pada April tahun depan," kata CEO PSIS Yoyok Sukawi, melalui laman resmi klub, Rabu.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT LIB telah dilaksanakan pada Selasa (15/11) kemarin, dan perwakilan 17 klub dari 18 klub Liga 1, termasuk PSIS hadir pada acara yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta itu.

Baca juga: CEO PSIS tegaskan KLB harus sesuai statuta

Salah satu poin penting pada RUPS tersebut, yakni adanya kepengurusan baru di PT. LIB yang diharapkan mampu untuk segera menyelamatkan kompetisi BRI Liga 1 2022/2023.

Para pemegang saham sepakat menunjuk Ferry Paulus untuk menempati Direktur Utama. Selain Ferry Paulus, jajaran direksi juga diisi oleh Munafri Arifuddin dan Irjen (Purn) Sudjarno yang tetap menjadi direktur operasional.

Perubahan juga ada di jajaran komisaris, dengan komisaris utama tetap dijabat oleh Juni Rachman. Lalu, sebagai komisaris ada Yabes Tanuri (Bali United), Ponaryo Astaman (Borneo FC), Ardian Satya Negara (Dewa United), dan Roofi Ardian (RANS Nusantara).

Klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar itu, sebagai salah satu pemilik saham di PT LIB bersama klub lainnya, kata Yoyok, menaruh harapan baru di kepengurusan baru operator liga.

Baca juga: PSIS Semarang tambah komposisi tim pelatih

"Direksi dan komisaris PT. LIB hasil RUPS kemarin sudah ditetapkan. Ini sesuai harapan dari klub-klub selaku pemegang saham supaya direksi dan komisaris yang juga berasal dari klub bisa bekerja memperjuangkan apa yang selama ini menjadi keluh kesah klub," katanya.

"Dengan komposisi yang baru dari perwakilan klub tersebut diharapkan PT LIB ke depannya bisa lebih mendepankan kepentingan pengembangan ekosistem klub-klub Liga Indonesia," kata Yoyok.

Dengan berkembangnya ekosistem klub-klub sepak bola di Indonesia, kata dia, dengan sendirinya akan menciptakan iklim kompetisi yg baik untuk persepakbolaan Indonesia ke depannya.