BPBD Klaten fokus ancaman hujan lebat hingga cuaca ekstrem
16 November 2022 22:19 WIB
Tangkapan layar - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sri Winoto dalam acara daring "Teropong Bencana" diikuti di Jakarta, Rabu (16/11/2022). (Antara/Devi Nindy)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto mengatakan pihaknya tengah berfokus pada ancaman hujan lebat hingga cuaca ekstrem yang melanda wilayahnya.
Dalam acara daring "Teropong Bencana" diikuti di Jakarta, Rabu, Winoto mengatakan pihaknya berfokus pada wilayah yang cukup memiliki potensi tinggi seperti selatan, tenggara, dan timur Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
"Sepanjang wilayah yang berbatasan dengan wilayah DIY, ada Kecamatan Prambanan, Gantiwarno Wedi, Bayat, Cawas, Karangdowo dan Juwiring, yang biasanya menjadi langganan banjir itu," ujar Winoto.
Winoto mengatakan hujan lebat di wilayahnya sering diikuti dampak cuaca ekstrem seperti angin ribut, dan pohon tumbang. Kejadian tersebut hampir merata di seluruh wilayah meliputi 26 Kecamatan dan 401 desa/kelurahan.
Pada tahun 2022, BPBD Klaten telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat bahkan juga melakukan bersih sungai secara serentak, di sungai-sungai yang selama ini memang cukup menimbulkan dampak banjir ataupun luapan.
Baca juga: SAR Klaten siapkan 260 personil siaga bencana
Baca juga: BPBD Jateng sebut banjir Klaten fenomena hidrometeorologi
Sementara jika curah hujan cukup tinggi, pihaknya berupaya melakukan pengungsian, mendorong pasokan logistik, dan menyiapkan dapur umum untuk menyediakan makanan baik bagi pengungsi ataupun yang melakukan evakuasi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi terjadinya kondisi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Jawa Tengah dari 16 sampai 18 November 2022.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu, menjelaskan bahwa saat ini terdapat daerah belokan dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah dan anomali suhu muka laut positif di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa yang memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, dia melanjutkan, kelembapan udara yang relatif tinggi dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi pada pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Jawa Tengah.
Berdasarkan kondisi tersebut, ia mengatakan, wilayah Jawa Tengah diprakirakan menghadapi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang dalam waktu singkat dari 16 sampai 18 November 2022.
Baca juga: Pemkab Klaten pastikan bantuan untuk terdampak banjir
Baca juga: Banjir meluas di belasan desa di Klaten Jateng
Dalam acara daring "Teropong Bencana" diikuti di Jakarta, Rabu, Winoto mengatakan pihaknya berfokus pada wilayah yang cukup memiliki potensi tinggi seperti selatan, tenggara, dan timur Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
"Sepanjang wilayah yang berbatasan dengan wilayah DIY, ada Kecamatan Prambanan, Gantiwarno Wedi, Bayat, Cawas, Karangdowo dan Juwiring, yang biasanya menjadi langganan banjir itu," ujar Winoto.
Winoto mengatakan hujan lebat di wilayahnya sering diikuti dampak cuaca ekstrem seperti angin ribut, dan pohon tumbang. Kejadian tersebut hampir merata di seluruh wilayah meliputi 26 Kecamatan dan 401 desa/kelurahan.
Pada tahun 2022, BPBD Klaten telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat bahkan juga melakukan bersih sungai secara serentak, di sungai-sungai yang selama ini memang cukup menimbulkan dampak banjir ataupun luapan.
Baca juga: SAR Klaten siapkan 260 personil siaga bencana
Baca juga: BPBD Jateng sebut banjir Klaten fenomena hidrometeorologi
Sementara jika curah hujan cukup tinggi, pihaknya berupaya melakukan pengungsian, mendorong pasokan logistik, dan menyiapkan dapur umum untuk menyediakan makanan baik bagi pengungsi ataupun yang melakukan evakuasi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi terjadinya kondisi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Jawa Tengah dari 16 sampai 18 November 2022.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu, menjelaskan bahwa saat ini terdapat daerah belokan dan pertemuan angin di wilayah Jawa Tengah dan anomali suhu muka laut positif di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa yang memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, dia melanjutkan, kelembapan udara yang relatif tinggi dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi pada pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Jawa Tengah.
Berdasarkan kondisi tersebut, ia mengatakan, wilayah Jawa Tengah diprakirakan menghadapi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang dalam waktu singkat dari 16 sampai 18 November 2022.
Baca juga: Pemkab Klaten pastikan bantuan untuk terdampak banjir
Baca juga: Banjir meluas di belasan desa di Klaten Jateng
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: