Shenzen (ANTARA) - Seiring resmi digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (G20) ke-17 di Bali sejak 15 November, pemandangan pulau dewata yang indah nan permai pun turut memukau para tamu kehormatan. Hutan bakau di Bali yang terlindung dengan baik tak pelak menjadi salah satu sorotan dunia.

Seperti yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia, China juga sangat mementingkan konservasi dan perlindungan hutan bakau, yang dijuluki sebagai "penjaga pesisir, surga bagi burung-burung, lumbung ikan dan udang" di negara tersebut.
Bebek terlihat di lahan basah bakau di Cagar Alam Nasional Guangdong Neilingding-Futian di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China selatan, 11 November 2022. (Xinhua/Liang Xu)


Berkat sejumlah aksi pelestarian yang dilakukan China, luas hutan bakau di seluruh negara tersebut meningkat hampir 5.000 hektare dalam 20 tahun terakhir, menjadikan China sebagai salah satu dari beberapa negara yang sukses merealisasikan penambahan luas hutan bakau di seluruh dunia.

Pada Pertemuan ke-14 Konferensi Para Pihak Penanda Tangan Konvensi Ramsar tentang Lahan Basah (14th Meeting of the Conference of the Contracting Parties to the Ramsar Convention on Wetlands/COP14) yang baru digelar di Wuhan (China) dan Jenewa (Swiss), keputusan untuk mendirikan pusat hutan bakau internasional yang diprakarsai China disetujui.

Dengan demikian, pusat hutan bukau internasional yang pertama di dunia akan diresmikan di Kota Shenzhen, China selatan, di mana pohon bakau menjadi lambang kota Shenzen.
Burung terbang di atas lahan basah bakau di Cagar Alam Nasional Guangdong Neilingding-Futian di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China selatan, 11 November 2022. ((Xinhua/Liang Xu))

Berdasarkan keputusan yang baru disetujui tersebut, China akan meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak lain yang relevan untuk bersama-sama melindungi hutan bakau, yang merupakan habitat utama bagi ratusan spesies yang terancam punah.