Budayawan apresiasi gagasan GACRF pada Presidensi G20Indonesia
16 November 2022 19:10 WIB
Seniman tampil saat kegiatan Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 2022 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Budayawan Irfan Afifi mengapresiasi gagasan Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya (Global Arts and Culture Recovery Fund/GACRF) pada Presidensi G20, untuk mendukung seniman pelaku budaya dapat kembali berkarya, dan museum serta pusat-pusat budaya dapat aktif kembali.
"Kerja sama untuk pemulihan di bidang seni budaya itu sangat bagus karena memang sudah saatnya orang bekerja sama untuk meningkatkan kualitas kesenian dan kebudayaan, karena capaian tinggi kemanusiaan itu tercermin dari kesenian dan kebudayaan," kata Irfan saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.
Ia berharap GACRF dapat direalisasikan dengan dibarengi komitmen bahwa pemulihan kebudayaan tidak hanya dilihat dalam konteks pariwisata semata, tapi juga dalam konteks pelestarian khasanah kebudayaan sebagai capaian kemanusiaan.
"Jika pendanaan ini dikerahkan dalam konteks pembacaan yang lebih luas terkait tema-tema kesenian dan kebudayaan, insya Allah dana-dana itu akan bermanfaat bagi kedaulatan kebudayaan dan kesenian," ujarnya.
Baca juga: Kemendikbudristek ajak dunia bekerja sama pulihkan sektor seni-budaya
Baca juga: G20: Mencari jalan budaya menuju pemulihan dan kehidupan berkelanjutan
Sementara itu, pegiat budaya sekaligus Dewan Penasihat Ikatan Alumni Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) Cyntia Handy mengatakan GACRF merupakan bukti perwujudan tagline Recover Together, Recover Stronger.
"Ini adalah salah satu goals yang saya rasa memang sudah diatur sejak awal dengan tagline Recover Together, Recover Stronger. Selain bangsa kita membantu, kita pun juga terbukti dengan bantuan. Ini bukti bahwa tagline itu bukan sembarang tagline, tapi dilakukan," kata Cyntia.
"Pelaksanaan KTT G20 sendiri pun menurut saya sudah menjadi jawaban pemulihan, apalagi mendapatkan real action dari negara lain," imbuhnya.
Sebagai informasi, pembentukan GACRF diusung oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam G20 bidang kebudayaan (Culture Ministers Meeting/CMM).
Rencananya, dana tersebut akan dikelola melalui kerja sama dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Kemendikbudristek pun berharap, pembahasan mengenai GACRF ini dapat dilanjutkan pada G20 berikutnya yang diketuai oleh India.
Baca juga: Nadiem dorong hidup berkelanjutan melalui Dana Global Pemulihan Budaya
Baca juga: Kemendikbudristek: Budaya berperan penting dalam pemulihan ekonomi
"Kerja sama untuk pemulihan di bidang seni budaya itu sangat bagus karena memang sudah saatnya orang bekerja sama untuk meningkatkan kualitas kesenian dan kebudayaan, karena capaian tinggi kemanusiaan itu tercermin dari kesenian dan kebudayaan," kata Irfan saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.
Ia berharap GACRF dapat direalisasikan dengan dibarengi komitmen bahwa pemulihan kebudayaan tidak hanya dilihat dalam konteks pariwisata semata, tapi juga dalam konteks pelestarian khasanah kebudayaan sebagai capaian kemanusiaan.
"Jika pendanaan ini dikerahkan dalam konteks pembacaan yang lebih luas terkait tema-tema kesenian dan kebudayaan, insya Allah dana-dana itu akan bermanfaat bagi kedaulatan kebudayaan dan kesenian," ujarnya.
Baca juga: Kemendikbudristek ajak dunia bekerja sama pulihkan sektor seni-budaya
Baca juga: G20: Mencari jalan budaya menuju pemulihan dan kehidupan berkelanjutan
Sementara itu, pegiat budaya sekaligus Dewan Penasihat Ikatan Alumni Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) Cyntia Handy mengatakan GACRF merupakan bukti perwujudan tagline Recover Together, Recover Stronger.
"Ini adalah salah satu goals yang saya rasa memang sudah diatur sejak awal dengan tagline Recover Together, Recover Stronger. Selain bangsa kita membantu, kita pun juga terbukti dengan bantuan. Ini bukti bahwa tagline itu bukan sembarang tagline, tapi dilakukan," kata Cyntia.
"Pelaksanaan KTT G20 sendiri pun menurut saya sudah menjadi jawaban pemulihan, apalagi mendapatkan real action dari negara lain," imbuhnya.
Sebagai informasi, pembentukan GACRF diusung oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam G20 bidang kebudayaan (Culture Ministers Meeting/CMM).
Rencananya, dana tersebut akan dikelola melalui kerja sama dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Kemendikbudristek pun berharap, pembahasan mengenai GACRF ini dapat dilanjutkan pada G20 berikutnya yang diketuai oleh India.
Baca juga: Nadiem dorong hidup berkelanjutan melalui Dana Global Pemulihan Budaya
Baca juga: Kemendikbudristek: Budaya berperan penting dalam pemulihan ekonomi
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: